Pedagang Bersedih Hati di Final Piala Presiden 2015

Minggu, 18 Oktober 2015 - 17:50 WIB
Pedagang Bersedih Hati di Final Piala Presiden 2015
Pedagang Bersedih Hati di Final Piala Presiden 2015
A A A
JAKARTA - Euforia sepak bola nasional yang memuncak di final Piala Presiden 2015, Minggu (18/10/2015) tak melulu memberikan kebahagiaan. Beberapa pihak justru kecewa lantaran ajang seperti ini jarang terlaksana.

Sejak PSSI dibekukan oleh FIFA, gelaran sepak bola nasional memang terhenti usai. Hal itu dikarenakan adanya intervensi pemerintah lewat Menteri Pemuda dan Olah Raga yang dipimpin Imam Nahrawi.

Tak ayal, ajang Piala Presiden 2015 jadi pelipur lara pecinta sepak bola. Bergulir sejak Agustus, muara kompetisi pun berakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, yang memertemukan Persib Bandung vs Sriwijaya FC.

Kondisi tersebut membuat seluruh civitas sepak bola nasional kembali bergairah. Mulai dari suporter hingga pedagang di seputaran stadion seolah mendapatkan udara segar di tengah kisruh sepak bola nasional.

Sugiarto misalnya, pedagang merchandise di sekitaran SUGBK ini mengaku senang dengan digelarnya final Piala Presiden 2015 di SUGBK. Akan tetapi, ia juga menyiratkan kesedihan. "Ya Alhamdulillah bisa jualan lagi di sini. Ini baru ada bola lagi kan habis konflik," tuturnya pada Sindonews.

Pria asal Petamburan ini mengaku sedih dengan kondisi sepak bola nasional yang berimbas pada sisi ekonomi keluarganya. Sugiarto pun berharap agar pihak-pihak penguasa bisa mengembalikan kondisi seperti sebelumnya.

"Ya berharap sih para pengurus, baik PSSI dan Menpora-nya dibenahi. Biar bola bisa sering digelar lagi," ucap pria yang selama tidak berjualan, mengalihprofesikan dirinya sebagai pengemudi Gojek. Kondisi seperti di atas hanyalah segelintir akibat pembekuan sepak bola Indonesia. Ke depannya, kondisi seperti ini takkan terjadi lagi.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8288 seconds (0.1#10.140)