Cerita Vardy Soal Ruangan Cryotherapy dan Penempatan Posisi
A
A
A
LEICESTER - Kesuksesan Jamie Vardy menyamai rekor Ruud van Nistelrooy sebagai pemain yang mampu mencetak 10 gol di sepuluh pertandingan beruntun bukan tanpa sebab. Pemain Leicester City itu mengaku tim fisioterapis dan metode latihan pelatih Claudio Ranieri di atas lapangan jadi salah satu kuncinya.
Vardy sukses mencetak 10 gol di sepuluh pertandingan liga secara beruntun saat timnya menundukkan Newcastle United akhir pekan kemarin. Prestasi itu menyamai torehan Nistelrooy pada musim 2003 lalu. (Baca Juga: Jamie Vardy: Digaji Rp600 Ribu, Hingga Jadi Dongeng di Inggris)
Performa Vardy sejatinya dikhawatirkan menurun setelah pekan lalu ia mesti absen membela Inggris di pertandingan internasional. Cedera paha sempat dialami pemain berusia 28 tahun itu.
Cedera tersebut mengharuskan Vardy menjalani terapi pendinginan selama proses penyembuhan. Tak disangka, hal itu dianggap Vardy jadi salah satu kinerja terbaik tim fisioterapisnya untuk membantunya kembali tampil prima.
Kini, Vardy yang tampil gemilang pun membeberkan rahasia bisa jadi top skor sementara. Menurutnya, kerja tim fisioterapis sangat luar biasa sehingga bisa mengembalikan kebugarannya seperti sediakala.
"Ruangan cryotherapy sangat dingin, tetapi itu membantu untuk pemulihan. Bisa bermain dengan baik untuk tim setelah mendapatkan itu," tegas Vardy dilansir Soccerway, Senin (23/11/2015).
"Saya hampir tidak bisa bermain, tetapi fisio sangat brilian. Saya tidak berpikir jika orang terpintar di dunia bisa memahami situasi seperti yang mereka lakukan. Mereka bisa melakukannya sepanjang pekan dengan konsisten.
Selain itu, pemain yang dibajak Leicester pada 2013 lalu menyebut taktik pelatih juga cukup berpengaruh. "Sepanjang pekan kami melihat saya bisa menemui posisi terbaik," tambahnya.
"Kami berkonsentrasi kemanakah posisi bek lawan, seperti apakah mereka akan memberi tackle, kami memelajarinya dalam latihan hari Sabtu. Itu sangat bekerja," tutupnya.
Vardy sukses mencetak 10 gol di sepuluh pertandingan liga secara beruntun saat timnya menundukkan Newcastle United akhir pekan kemarin. Prestasi itu menyamai torehan Nistelrooy pada musim 2003 lalu. (Baca Juga: Jamie Vardy: Digaji Rp600 Ribu, Hingga Jadi Dongeng di Inggris)
Performa Vardy sejatinya dikhawatirkan menurun setelah pekan lalu ia mesti absen membela Inggris di pertandingan internasional. Cedera paha sempat dialami pemain berusia 28 tahun itu.
Cedera tersebut mengharuskan Vardy menjalani terapi pendinginan selama proses penyembuhan. Tak disangka, hal itu dianggap Vardy jadi salah satu kinerja terbaik tim fisioterapisnya untuk membantunya kembali tampil prima.
Kini, Vardy yang tampil gemilang pun membeberkan rahasia bisa jadi top skor sementara. Menurutnya, kerja tim fisioterapis sangat luar biasa sehingga bisa mengembalikan kebugarannya seperti sediakala.
"Ruangan cryotherapy sangat dingin, tetapi itu membantu untuk pemulihan. Bisa bermain dengan baik untuk tim setelah mendapatkan itu," tegas Vardy dilansir Soccerway, Senin (23/11/2015).
"Saya hampir tidak bisa bermain, tetapi fisio sangat brilian. Saya tidak berpikir jika orang terpintar di dunia bisa memahami situasi seperti yang mereka lakukan. Mereka bisa melakukannya sepanjang pekan dengan konsisten.
Selain itu, pemain yang dibajak Leicester pada 2013 lalu menyebut taktik pelatih juga cukup berpengaruh. "Sepanjang pekan kami melihat saya bisa menemui posisi terbaik," tambahnya.
"Kami berkonsentrasi kemanakah posisi bek lawan, seperti apakah mereka akan memberi tackle, kami memelajarinya dalam latihan hari Sabtu. Itu sangat bekerja," tutupnya.
(bbk)