Jefri Kurniawan Ketagihan Timba Pengalaman
A
A
A
GRESIK - Mendapat kesempatan bermain di Piala Jenderal Sudirman (PJS) 2015 bersama Persegres Gresik United membuat Jefri Kurniawan semakin ketagihan menimba pengalaman. Sebagai pemain muda, keterlibatan di Persegres dinilai memberi input luar biasa bagi perkembangan kariernya.
Setelah menuntaskan tugas di Persegres, kini pemain terbaik Piala Kemerdekaan 2015 tersebut kembali berstatus sebagai pemain Persinga Ngawi, klub yang mengorbitkannya. Walau begitu, Jefri siap jika kembali menjalani laga di turnamen bersama Persegres di level ISL.
"Kesempatan bermain di Persegres menjadi momen luar biasa bagi saya. Walau gagal di Piala Jenderal Sudirman, saya pribadi mendapatkan banyak pengalaman. Saya sangat berterima kasih kepada Persegres dan pelatih Widodo C Putro yang memberi kepercayaan begitu besar," ucap Jefri, Kamis (10/12/2015).
Dia mengaku bangga bisa berada satu tim dengan pemain senior seperti Bima Sakti, sekaligus menghadapi lawan berbobot di Malang sekelas Arema Cronus, Persija Jakarta dan Sriwijaya FC. Baginya kesempatan seperti itu layak dimanfaatkan sebaik mungkin.
Penampilan Jefri Kurniawan pun cukup menjanjikan selama dipercaya di tim utama Laskar Jaka Samudra di beberapa laga. Momen terbaik dia adalah ketika menciptakan gol fantastis via tendangan jarak jauh ke gawang Persipasi Bandung Raya. Gol yang layak menjadi salah satu gol terbaik di turnamen.
Kiprahnya juga tergolong memuaskan seukuran pemain muda dan baru bergabung di Persegres. Dia sekilas menunjukkan kesiapannya bermain di level yang lebih tinggi dan tak terlihat demam panggung walau berangkat dengan status pemain level Divisi Utama bersama Persinga Ngawi.
Setelah masa baktinya di PJS tuntas, Jefri belum tahu apakah bakal kembali diberi kepercayaan oleh Persegres di kesempatan berikutnya. "Saya tunggu saja apakah nanti ada kesempatan lagi. Yang jelas saya masih terus berambisi menimba pengalaman sebanyak mungkin, terutama di klub ISL," ujar dia.
Untuk mengisi kekosongan bertanding di sela agenda turnamen, pemain berusia 23 tahun ini sudah terbiasa mengikuti kompetisi tarkam (antar kampung). Dia pernah hampir tiap hari melakoni tarkam, yakni di kota-kota di Jawa Timur seperti Malang, Surabaya dan beberapa kota lain.
"Kalau memang belum ada tawaran turnamen lagi dalam waktu dekat, ya terpaksa sementara ikut tarkam. Saya sudah terbiasa, seperti halnya setelah Piala Kemerdekaan lalu. Lumayan daripada tidak ada kegiatan, sekalian menjaga kondisi," demikian solusi pemain berposisi gelandang.
Sebagai pemain muda, Jefri menyadari dirinya belum apa-apa sebagai pesepakbola profesional. Dia berharap kondisi persepakbolaan Indonesia bakal secepatnya membaik agar perjalanan karirnya bisa normal dan tidak hanya mengharapkan undangan tarkam.
Setelah menuntaskan tugas di Persegres, kini pemain terbaik Piala Kemerdekaan 2015 tersebut kembali berstatus sebagai pemain Persinga Ngawi, klub yang mengorbitkannya. Walau begitu, Jefri siap jika kembali menjalani laga di turnamen bersama Persegres di level ISL.
"Kesempatan bermain di Persegres menjadi momen luar biasa bagi saya. Walau gagal di Piala Jenderal Sudirman, saya pribadi mendapatkan banyak pengalaman. Saya sangat berterima kasih kepada Persegres dan pelatih Widodo C Putro yang memberi kepercayaan begitu besar," ucap Jefri, Kamis (10/12/2015).
Dia mengaku bangga bisa berada satu tim dengan pemain senior seperti Bima Sakti, sekaligus menghadapi lawan berbobot di Malang sekelas Arema Cronus, Persija Jakarta dan Sriwijaya FC. Baginya kesempatan seperti itu layak dimanfaatkan sebaik mungkin.
Penampilan Jefri Kurniawan pun cukup menjanjikan selama dipercaya di tim utama Laskar Jaka Samudra di beberapa laga. Momen terbaik dia adalah ketika menciptakan gol fantastis via tendangan jarak jauh ke gawang Persipasi Bandung Raya. Gol yang layak menjadi salah satu gol terbaik di turnamen.
Kiprahnya juga tergolong memuaskan seukuran pemain muda dan baru bergabung di Persegres. Dia sekilas menunjukkan kesiapannya bermain di level yang lebih tinggi dan tak terlihat demam panggung walau berangkat dengan status pemain level Divisi Utama bersama Persinga Ngawi.
Setelah masa baktinya di PJS tuntas, Jefri belum tahu apakah bakal kembali diberi kepercayaan oleh Persegres di kesempatan berikutnya. "Saya tunggu saja apakah nanti ada kesempatan lagi. Yang jelas saya masih terus berambisi menimba pengalaman sebanyak mungkin, terutama di klub ISL," ujar dia.
Untuk mengisi kekosongan bertanding di sela agenda turnamen, pemain berusia 23 tahun ini sudah terbiasa mengikuti kompetisi tarkam (antar kampung). Dia pernah hampir tiap hari melakoni tarkam, yakni di kota-kota di Jawa Timur seperti Malang, Surabaya dan beberapa kota lain.
"Kalau memang belum ada tawaran turnamen lagi dalam waktu dekat, ya terpaksa sementara ikut tarkam. Saya sudah terbiasa, seperti halnya setelah Piala Kemerdekaan lalu. Lumayan daripada tidak ada kegiatan, sekalian menjaga kondisi," demikian solusi pemain berposisi gelandang.
Sebagai pemain muda, Jefri menyadari dirinya belum apa-apa sebagai pesepakbola profesional. Dia berharap kondisi persepakbolaan Indonesia bakal secepatnya membaik agar perjalanan karirnya bisa normal dan tidak hanya mengharapkan undangan tarkam.
(bbk)