5 Alasan yang Mendorong Madrid Pecat Benitez
A
A
A
MADRID - Real Madrid membuat keputusan mengejutkan dengan memecat Rafael Benitez, Senin (4/1/2015) atau Selasa dini hari WIB. Presiden Florentino Perez mengumumkan pemberhentian Benitez yang memiliki kontrak hingga Juni 2018, setelah melakukan pertemuan dengan dewan direksi. Di hari yang sama, Perez mengumumkan Zinedine Zidane menggantikan Benitez dan dikontrak selama dua setengah musim.
Benitez, mantan manajer Valencia, Liverpool, Chelsea, Inter Milan, dan Napoli memulai karier kepelatihannya di klub junior Madrid. Dia menggantikan Ancelotti yang dipecat, Juni lalu. Benitez dinilai gagal mempertahankan konsistensi penampilan Madrid yang dituntut Perez. (Baca juga: Hot News: Real Madrid Resmi Pecat Benitez).
Benitez hanya melakoni 18 laga La liga Spanyol. Madrid berada di posisi ketiga klasemen La Liga dengan 37 poin, tertinggal empat angka dari Atletico Madrid yang memuncaki klasemen, dan dua poin dari Barcelona yang masih punya tabungan satu laga. Secara statistik, hasil Benitez di La Liga tak terlalu memuaskan, menang 11, imbang 4, dan kalah 3, dengan mencetak gol 47 dan kebobolan 18.
Poin rata-rata per laga 2,06. Itu hanya unggul 0,06 dari Fabio Capello. Dibandingkan bekas pelatih Madrid lainnya sejak Juli 2006, Poin rata-rata per laga tertinggi diraih Manuel Pellegrini (2,53), lalu Jose Mourinho (2,43), Carlo Ancelotti (2,36), Juande Ramos (2,17), dan Bernd Schuster (2,13). Rata-rata kemenangan Benitez juga rendah, yakni 68%, bandingkan dengan Pellegrini (75%), Ancelotti (75%) atau Mourinho (72%). (Baca juga: Ikuti Jejak Schuster, Benitez Lakoni Start Terburuk).
Selain itu, ada ada sejumlah alasan lain yang membuat Presiden Florentino Perez memecatnya. Berikut lima alasan tersebut.
1. Publik Madrid Lebih Suka Ancelotti
Meski punya akar di Real Madrid, namun Benitez tidak pernah menjadi pilihan populer sebagai bos baru Los Blancos. Pemain dan fans justru sedih melihat Carlo Ancelotti meninggalkan Santiago Bernabeu. Penunjukan Benitez tidak membantu meringankan rasa sakit. Meski sukses dengan Valencia dan Liverpool, kedatangan Benitez di Bernabeu tidak disambut dengan tangan terbuka.
2. Bermasalah di Ruang Ganti
Benitez dinilai gagal memanjakan Cristiano Ronaldo. Ketika ditanya apakah Ronaldo pemain terbaik di dunia, benitez hanya menjawab: "Dia yang terbaik". Hubungan Benitez juga tidak harmonis dengan Sergio Ramos setelah derby Madrid. Juga bermasalah dengan James Rodriguez dan Isco. Bahkan Denis Cheryshev dan Jese Rodriguez membuat beberapa komentar menarik tentang bos mereka.
3. Masalah di Lapangan
Los Blancos pernah memenangkan pertandingan dengan skor 10-2 dan 8-0 musim ini. Juga menang melawan Paris Saint-Germain dan memeras keringat untuk menang di San Mames melawan Athletic Bilbao. Namun, Madrid sering kerepotan melawan tim dengan label 'tangguh' seperti Sevilla, Atletico Madrid, Villarreal, Valencia, dan Barcelona. Di lapangan para pemain sering menuangkan sikap individualitas mereka ketimbang taktik dan sistem untuk memenangkan pertandingan. (Baca juga: Gawat, Madrid Sering Lupa Menang Lawan Tim Besar).
4. Pembantaian di El Clasico
Madrid hanya kalah sekali sebelum menghadapi Barcelona, namun mereka melakoni El Clasico sebagai underdog. Itu terbukti ketika mereka dijebol empat gol -dengan Lionel Messi hanya tampil sebagai pengganti babak kedua. Hasil itu menjadi noda bagi Madrid yang tak berkutik melawan Barcelona.
5. Fans Pun Menolak Benitez
Saat announcer mengumumkan susunan pemain dan pelatih saat Madrid menjamu Real Sociedad, Rabu (30/12/2105), "...Dan manajer Anda, Rafael Benitez", teriakan "Booooo," adalah respons dari tribun. Los Blancos memenangkan pertandingan itu 3-1, tetapi mereka tidak menang pada hari Minggu, di Valencia (hasil 2-2). Saat fans berpaling, tidak banyak yang dapat Anda lakukan untuk membalikkan keadaan. Cemoohan plus kehilangan poin, mungkin cukup bagi Perez untuk memutuskan memberhentikan Benitez, Senin.
Benitez, mantan manajer Valencia, Liverpool, Chelsea, Inter Milan, dan Napoli memulai karier kepelatihannya di klub junior Madrid. Dia menggantikan Ancelotti yang dipecat, Juni lalu. Benitez dinilai gagal mempertahankan konsistensi penampilan Madrid yang dituntut Perez. (Baca juga: Hot News: Real Madrid Resmi Pecat Benitez).
Benitez hanya melakoni 18 laga La liga Spanyol. Madrid berada di posisi ketiga klasemen La Liga dengan 37 poin, tertinggal empat angka dari Atletico Madrid yang memuncaki klasemen, dan dua poin dari Barcelona yang masih punya tabungan satu laga. Secara statistik, hasil Benitez di La Liga tak terlalu memuaskan, menang 11, imbang 4, dan kalah 3, dengan mencetak gol 47 dan kebobolan 18.
Poin rata-rata per laga 2,06. Itu hanya unggul 0,06 dari Fabio Capello. Dibandingkan bekas pelatih Madrid lainnya sejak Juli 2006, Poin rata-rata per laga tertinggi diraih Manuel Pellegrini (2,53), lalu Jose Mourinho (2,43), Carlo Ancelotti (2,36), Juande Ramos (2,17), dan Bernd Schuster (2,13). Rata-rata kemenangan Benitez juga rendah, yakni 68%, bandingkan dengan Pellegrini (75%), Ancelotti (75%) atau Mourinho (72%). (Baca juga: Ikuti Jejak Schuster, Benitez Lakoni Start Terburuk).
Selain itu, ada ada sejumlah alasan lain yang membuat Presiden Florentino Perez memecatnya. Berikut lima alasan tersebut.
1. Publik Madrid Lebih Suka Ancelotti
Meski punya akar di Real Madrid, namun Benitez tidak pernah menjadi pilihan populer sebagai bos baru Los Blancos. Pemain dan fans justru sedih melihat Carlo Ancelotti meninggalkan Santiago Bernabeu. Penunjukan Benitez tidak membantu meringankan rasa sakit. Meski sukses dengan Valencia dan Liverpool, kedatangan Benitez di Bernabeu tidak disambut dengan tangan terbuka.
2. Bermasalah di Ruang Ganti
Benitez dinilai gagal memanjakan Cristiano Ronaldo. Ketika ditanya apakah Ronaldo pemain terbaik di dunia, benitez hanya menjawab: "Dia yang terbaik". Hubungan Benitez juga tidak harmonis dengan Sergio Ramos setelah derby Madrid. Juga bermasalah dengan James Rodriguez dan Isco. Bahkan Denis Cheryshev dan Jese Rodriguez membuat beberapa komentar menarik tentang bos mereka.
3. Masalah di Lapangan
Los Blancos pernah memenangkan pertandingan dengan skor 10-2 dan 8-0 musim ini. Juga menang melawan Paris Saint-Germain dan memeras keringat untuk menang di San Mames melawan Athletic Bilbao. Namun, Madrid sering kerepotan melawan tim dengan label 'tangguh' seperti Sevilla, Atletico Madrid, Villarreal, Valencia, dan Barcelona. Di lapangan para pemain sering menuangkan sikap individualitas mereka ketimbang taktik dan sistem untuk memenangkan pertandingan. (Baca juga: Gawat, Madrid Sering Lupa Menang Lawan Tim Besar).
4. Pembantaian di El Clasico
Madrid hanya kalah sekali sebelum menghadapi Barcelona, namun mereka melakoni El Clasico sebagai underdog. Itu terbukti ketika mereka dijebol empat gol -dengan Lionel Messi hanya tampil sebagai pengganti babak kedua. Hasil itu menjadi noda bagi Madrid yang tak berkutik melawan Barcelona.
5. Fans Pun Menolak Benitez
Saat announcer mengumumkan susunan pemain dan pelatih saat Madrid menjamu Real Sociedad, Rabu (30/12/2105), "...Dan manajer Anda, Rafael Benitez", teriakan "Booooo," adalah respons dari tribun. Los Blancos memenangkan pertandingan itu 3-1, tetapi mereka tidak menang pada hari Minggu, di Valencia (hasil 2-2). Saat fans berpaling, tidak banyak yang dapat Anda lakukan untuk membalikkan keadaan. Cemoohan plus kehilangan poin, mungkin cukup bagi Perez untuk memutuskan memberhentikan Benitez, Senin.
()