PSSI Boleh Tampil di FIFA, Jersey Timnas Indonesia Sejajar Spanyol

Rabu, 13 Januari 2016 - 12:22 WIB
PSSI Boleh Tampil di...
PSSI Boleh Tampil di FIFA, Jersey Timnas Indonesia Sejajar Spanyol
A A A
ADA atraksi baru bagi turis Indonesia yang plesiran di Swiss. Paling tidak, jika ke Zurich, kota termahal di dunia itu, tidak hanya menikmati Danau Zurich, kawasan pertokoan elite Bahnhofstrasse, atau gereja kuno Frau dan Grossmunster.

Tapi, juga bisa melihat jersey kesayangan bola mania dari Indonesia, kaus Timnas Indonesia. Tak tanggung-tanggung, kaus berwarna merah darah itu terpampang rapi di Museum FIFA.

PSSI Boleh Tampil di FIFA, Jersey Timnas Indonesia Sejajar Spanyol

Seakan menangkap keheranan KORAN SINDO, Stefan Jost, Direktur Operasional FIFA Football Museum, langsung menyambar. ''Pembekuan itu urusan politik, kalau di museum, apa saja tentang sepak bola, ada di sini. Tidak terkecuali dari Indonesia,''katanya.
Dilipat dan ditata rapi di lantai dasar museum ini, jersey PSSI itu diapit jersey Gambia dan Spanyol. Di atasnya, terdapat jersey Montenegro dan Kanada. Terpampang rapi dalam kotak kaca yang dibentuk melengkung, disinari tata cahaya yang terukur. ''Semua jersey ada di sini,''imbuh Jost. ''Inilah tempat favorit saya.''
PSSI Boleh Tampil di FIFA, Jersey Timnas Indonesia Sejajar Spanyol
Agaknya, jersey yang mengepung PSSI disesuaikan warnanya. Merah bersanding dengan merah, kuning berjejer dengan kuning, dan hijau atau biru bergandengan dengan warna senada.

Adakah koleksi PSSI lainnya yang ada dalam gedung mengilap didominasi kaca ini? ''Banyak koleksi sepak bola dari seluruh dunia. Boneka vodoo pun ada,''imbuh Stefan.

Siapa tahu, boleh tampilnya jersey PSSI di museum ini, sebagai tanda bagus, bahwa dalam Kongres Luar Biasa pada 26 Februari mendatang, PSSI sudah tidak lagi dibekukan.

Kelonggaran FIFA tak hanya untuk Indonesia. Joseph Blatter juga tak diharamkan di sini. ''Pasti juga ada tentang Blatter, apa pun yang terjadi, dia itu pernah jadi presiden FIFA. Hanya tampilnya Blatter bukan sebagai kultus individu, namun karena memang terikat sejarah dengan FIFA,'' imbuh Jost.

Diakuinya, ide pendirian FIFA Football Museum datang langsung dari Joseph Blatter. ''Kemudian dikembangkan, dan tak ada campur tangan Blatter untuk museum ini,''kata Jost.

Koleksi termahal, imbuh Jost, tentu pajangan trofi Piala Dunia. Sedangkan yang unik dan istimewa, sangat banyak. Ada juga jersey Paus Franziskus, cangklong pipa pemain legendaris Italia, atau boneka voodo yang pernah digunakan dukun dalam mendukung timnas kesayangannya di piala dunia.

Meskipun masih tampak kabel yang bersliweran karena masih dalam persiapan, Stefan yakin, menjelang pembukaan pada 28 Februari mendatang, semua sudah siap. ''Kami saat ini terus mengadakan perbaikan, masih banyak yang harus dicoba, sebelum pembukaan nanti, setelah Kongres Luar Biasa FIFA,'' imbuhnya.

Seperti umumnya museum di Swiss, FIFA Football Museum tak hanya memajang artefak sepak bola dalam kota kaca untuk sekadar dipelototi, lalu pulang begitu saja. Pengunjung bisa melakukan beberapa permainan interaktif.

Proses panjang harus dilalui untuk mendirikan museum ini. Sebelumnya, museum ini direnakan berdiri satu komplek dengan Home of FIFA di Zurichberg. Namun Pemkot Zurich tidak memberikan lampu hijau. Salah satu alasannya, khawatir jalur tersebut akan makin memacetkan kawasan mewah Zurich itu. Lahan parkir juga masalah lain lagi.

Kini, setelah merenovasi gedung kuno menjadi mengilap, FIFA Football Museum yang terletak di pusat kota itu, sangat gampang dikunjungi. Tinggal naik tram, bus atau kereta, sudah bisa langsung menuju pintu museum dalam hitungan tak sampai 3 menit. Siapkan 20 swiss franch, setara Rp260 ribu untuk melihat jersey PSSI.

Mahal? Inilah Zurich. This is Switzerland.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0369 seconds (0.1#10.140)