Federer: Jika Tenis Diatur, Tidak Usah Datang ke Stadion
A
A
A
MELBOURNE - Roger Federer mengaku tak kaget dengan laporan yang menyebut telah terjadi praktik pengaturan skor di dunia tenis. Ia menyebut taruhan sudah terjadi di olahraga manapun.
"Taruhan terjadi di seluruh dunia dalam semua olahraga. Para pemain hanya perlu memastikan integritas permainan selalu dipertahankan sebab tanpa itu mengapa Anda datang dan menonton pertandingan ini malam ini atau setiap pertandingan? Sebab anda tidak tahu hasilnya," ucapnya dilansir Washington Post.
"Selama tidak tahu hasilnya, para pemain dan penggemar akan menganggapnya sangat menarik. Tetapi jika itu sudah diatur, tidak ada gunanya lagi berada di stadion," imbuhnya.
Isu pengaturan skor tenis memang membuat pemain papan atas buka suara. Jika Serena Williams menganggap kabar tersebut cuma tuduhan, petenis pria nomor satu dunia Novak Djokovic justru mengaku pernah ditawari uang sebesar 200 ribu dollar atau hampir Rp 2,8 miliar untuk kalah dalam suatu pertandingan. (Baca Juga: Serena Tanggapi Dugaan Pengaturan Skor di Grand Slam)
"Itu membuat saya terganggu sebab saya tak ingin terkait hal semacam itu, sesuatu yang orang katakan adalah kesempatan. Bagi saya itu tindakan yang sangat tidak sportif dan sebuah tindakan kriminal di dunia olahraga," ungkapnya.
"Saya tak mendukung praktik semacam itu. Saya pikir itu tidak akan mendapat ruang di olahraga manapun, terutama di tenis," tegasnya.
Isu yang menggemparkan dunia tenis itu terungkap pada Senin (18/1/2016) atau di hari pertama turnamen grand slam Australia Terbuka 2016 bergulir. Dalam laporan yang dibeberkan Buzzfeed News dan BBC, sebanyak 16 pemain laki-laki yang terlibat match fixing justru sedang ikut turnamen tersebut. (Baca Juga: PM Inggris Minta Pengaturan Skor Wimbledon Diusut)
"Taruhan terjadi di seluruh dunia dalam semua olahraga. Para pemain hanya perlu memastikan integritas permainan selalu dipertahankan sebab tanpa itu mengapa Anda datang dan menonton pertandingan ini malam ini atau setiap pertandingan? Sebab anda tidak tahu hasilnya," ucapnya dilansir Washington Post.
"Selama tidak tahu hasilnya, para pemain dan penggemar akan menganggapnya sangat menarik. Tetapi jika itu sudah diatur, tidak ada gunanya lagi berada di stadion," imbuhnya.
Isu pengaturan skor tenis memang membuat pemain papan atas buka suara. Jika Serena Williams menganggap kabar tersebut cuma tuduhan, petenis pria nomor satu dunia Novak Djokovic justru mengaku pernah ditawari uang sebesar 200 ribu dollar atau hampir Rp 2,8 miliar untuk kalah dalam suatu pertandingan. (Baca Juga: Serena Tanggapi Dugaan Pengaturan Skor di Grand Slam)
"Itu membuat saya terganggu sebab saya tak ingin terkait hal semacam itu, sesuatu yang orang katakan adalah kesempatan. Bagi saya itu tindakan yang sangat tidak sportif dan sebuah tindakan kriminal di dunia olahraga," ungkapnya.
"Saya tak mendukung praktik semacam itu. Saya pikir itu tidak akan mendapat ruang di olahraga manapun, terutama di tenis," tegasnya.
Isu yang menggemparkan dunia tenis itu terungkap pada Senin (18/1/2016) atau di hari pertama turnamen grand slam Australia Terbuka 2016 bergulir. Dalam laporan yang dibeberkan Buzzfeed News dan BBC, sebanyak 16 pemain laki-laki yang terlibat match fixing justru sedang ikut turnamen tersebut. (Baca Juga: PM Inggris Minta Pengaturan Skor Wimbledon Diusut)
(aww)