Tugas Berat Menanti Tunggal Putri Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menurunnya prestasi tunggal putri di kejuaraan internasional memaksa PBSI memutar otak agar mereka bisa tampil di Olimpiade 2016. Selain memberikan latihan, PBSI juga mengatur sejumlah rencana agar pemain yang turun di nomor tunggal putri seperti Linda Wenifanetri bisa ikut serta dalam pesta olahraga empat tahunan tersebut.
"Jelang olimpiade, kami harus lebih selektif dalam memilih turnamen untuk Linda. Jangan sampai salah strategi. Kondisi Linda hingga saat ini cukup baik, cedera sudah pulih. Saya inginnya Linda bikin gebrakan sebelum Olimpiade supaya meningkatkan rasa percaya dirinya," kata Kepala Pelatih Tunggal Putri PBSI, Edwin Iriawan dikutip dari Badmintonindonesia.
Tak hanya itu, Edwin juga meminta para pemain untuk memperbaiki mentalnya masing-masing. Ia mencontohkan pebulutangkis asal Jepang yang punya kegigihan tinggi sehingga sulit ditaklukan lawan dari negara lain.
"Hal yang paling penting sekarang adalah komitmen dari para atlet. Mindset mereka harus diubah, jangan cuma semata-mata mau jadi pemain tim nasional tetapi tidak pernah juara. Jadi atlet harus punya angan-angan. Sebetulnya sebelum World Championships 2015, anak-anak sudah berada di track yang benar. Gregoria Mariska dan Fitriani prestasinya bagus, tetapi habis itu kendor lagi. Semua harus introspeksi diri dan tampil konsisten. Kalau santai-santai ya berat, kita harus mengejar, bukan dikejar, jadi tugasnya lebih susah," jelas Edwin yang pernah melatih tim nasional India ini.
"Kita lihat saja (Nozomi) Okuhara atau Saina (Nehwal), mereka tidak punya teknik yang luar biasa. Tetapi punya jiwa tidak mau kalah, ngotot, dan ketahanan yang bagus. Tim tunggal putri Indonesia sebetulnya bisa, hanya belum disadari saja," tegasnya.
Pada tahun ini, pemain lapis kedua dari nomor tunggal putri dapat kesempatan untuk memperkuat tim Indonesia di Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016. Gregoria Mariska dan Fitriani bakal diuji demi mengasah kemampuan sekaligus memetik pengalaman.
"Saya rasa ini kemajuan untuk tim tunggal putri. Pemain muda dapat menambah pengalaman dan mengasah mental di pertandinga beregu. Di perorangan, para pemain lapis kedua saya targetkan untuk menembus rangking 40 besar dunia," pungkas Edwin.
"Jelang olimpiade, kami harus lebih selektif dalam memilih turnamen untuk Linda. Jangan sampai salah strategi. Kondisi Linda hingga saat ini cukup baik, cedera sudah pulih. Saya inginnya Linda bikin gebrakan sebelum Olimpiade supaya meningkatkan rasa percaya dirinya," kata Kepala Pelatih Tunggal Putri PBSI, Edwin Iriawan dikutip dari Badmintonindonesia.
Tak hanya itu, Edwin juga meminta para pemain untuk memperbaiki mentalnya masing-masing. Ia mencontohkan pebulutangkis asal Jepang yang punya kegigihan tinggi sehingga sulit ditaklukan lawan dari negara lain.
"Hal yang paling penting sekarang adalah komitmen dari para atlet. Mindset mereka harus diubah, jangan cuma semata-mata mau jadi pemain tim nasional tetapi tidak pernah juara. Jadi atlet harus punya angan-angan. Sebetulnya sebelum World Championships 2015, anak-anak sudah berada di track yang benar. Gregoria Mariska dan Fitriani prestasinya bagus, tetapi habis itu kendor lagi. Semua harus introspeksi diri dan tampil konsisten. Kalau santai-santai ya berat, kita harus mengejar, bukan dikejar, jadi tugasnya lebih susah," jelas Edwin yang pernah melatih tim nasional India ini.
"Kita lihat saja (Nozomi) Okuhara atau Saina (Nehwal), mereka tidak punya teknik yang luar biasa. Tetapi punya jiwa tidak mau kalah, ngotot, dan ketahanan yang bagus. Tim tunggal putri Indonesia sebetulnya bisa, hanya belum disadari saja," tegasnya.
Pada tahun ini, pemain lapis kedua dari nomor tunggal putri dapat kesempatan untuk memperkuat tim Indonesia di Kualifikasi Piala Thomas dan Uber 2016. Gregoria Mariska dan Fitriani bakal diuji demi mengasah kemampuan sekaligus memetik pengalaman.
"Saya rasa ini kemajuan untuk tim tunggal putri. Pemain muda dapat menambah pengalaman dan mengasah mental di pertandinga beregu. Di perorangan, para pemain lapis kedua saya targetkan untuk menembus rangking 40 besar dunia," pungkas Edwin.
(bep)