Dua Pekan Lagi, Taipan Thailand Kuasai Milan
A
A
A
MILAN - Ekspansi pengusaha Asia di sepak bola Eropa tak bisa terbendung. Kali ini AC Milan yang berpeluang jadi milik taipan Thailand Bee Taechaubol dengan menguasai saham mayoritas dan saat ini dalam tahap pembicaraan.
Kedua belah pihak, seperti dilaporkan Gazzettaworld, Kamis (21/1/2016), saat sudah mengadakan pembicaraan. Milan sendiri diwakili langsung Presiden AC Milan Silvio Berlusconi. Setidaknya dua pekan lagi keputusan final akan diperoleh.
Bee sendiri usai mengadakan pembicaraan enggan membeberkan hasil pertemuan. Ia hanya mengumbar senyum kepada media yang menunggu. Tapi, menurut sumber peluang pendiri Thai Prime Company Limited terbuka untuk memiliki mayoritas saham Rossoneri.
Berapa persen saham yang akan coba dimiliki pengusaha properti itu? Sumber di Milan mengatakan kalau Taechaubol ingin menguasai 51 persen.
Sementara itu Milan sebelumnya sudah mengumumkan hanya akan menjual 48 persen saham senilai Rp7,2 Triliun. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas soal komposisi dewan direksi,termasuk memasukan nama Taechaubol di dalamnya.
Jika Taechaubol berhasil menguasai saham mayoritas Milan berarti dua pengusaha Asia Tenggara mengusasi klub kota Milan. Sebelumnya Erick Thohir berhasil menjadi pemilik saham terbesar di Inter Milan.
Berikut daftar pengusaha Asia yang menguasai saham mayoritas klub Eropa dari berbagai sumber:
1. Vincent Tan (Cardiff City)
Pengusaha Malaysia ini membeli klub Wales yang berkompetisi di Inggris, Cardiff. Kedatangan Tan ini banyak mengundang kontroversi setelah ia mengganti warna klub menjadi merah dari sebelumnya biru. Hal itu membuat pendukung kesal.
Tan kembali meramaikan pemberitaan setelah mencopot Iaian Moody yang selama ini bertugas merekrut pemain. Peristiwa itu terjadi pada 2013 setelah Cardiff naik kasta main di Liga Premier. Tan menggantikan Moody dengan anak salah satu temannya, Alisher Apsalyamovby.
Di musim itu Tan bersitegang dengan pelatih Malky Mackay. Puncaknya pada Desember setelah Tan memberi ultimatum pada Mackay, berhenti atau dipecat. Pada Januari 2014 Tan merekrut Ole Gunnar Solskjaer untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Mackay, tetapi ia tak mampu menyelematkan Cardiff dari terdegradasi di akhir musim. Saat ini Cardiff menempati posisi 13 di divisi Championship–kasta kedua Inggris.
2. Tony Fernandes (Queens Park Rangers)
Fernandes juga merupakan pengusaha asal Malaysia. Ia membeli QPR pada 2011 dan sejak itu sudah ada 46 pemain yang dibeli atau dipinjamkan.
Pada satu titik ia sempat menggelontorkan jumlah uang terbesar untuk bayaran agen di liga, tetapi pemain-pemain rekrutan para agen itu pada akhirnya tak mampu menyelematkan klub London Barat itu dari terdegradasi di akhir musim 2012–13.
3. Carson Yeung (Birmingham City)
Yeung yang merupakan pebisnis asal Hong Kong dikenal gila bola. Ia baru bisa menguasai Birmingham pada 2009 setelah dua tahun sebelumnya gagal.
Keberadaan Yeung di klub Inggris sempat mengundang persoalan hukum. Bahkan ia terjerat kasus pidana pencucian uang setelah mengundurkan diri dari Birmingham.
4. Venky (Blackburn Rovers)
Perusahaan India ini membeli 90 persen Blackburn Rovers. Venky merupakan gabungan dari tiga pengusaha, Anuradha Desai, Venkatesh Rao, dan Balaji Rao yang bergerak di usaha daging unggas, makanan, vaksin hewan, dan farmasi.
November 2010 Venky menguasai 99,9% kepemilikan Blackburn dan lama berselang grup itu memecat Sam Allardyce sebagai manajer dan menggantikannya dengan Steve Kean.
5. Shahid Khan (Fulham)
Pengusaha asal Pakistan ini merampungkan pembelian saham pada Juli 2013. Gonta-ganti pelatih dilakukan dari Martin Jol, Rene Meulensteen, hingga Felix Magath. Tapi upaya ini gagal menyelamatkan Fulham yang terdegradasi dari Premier League di akhir musim 2013-14.
6. Erick Thohir (Inter Milan)
Pengusaha asal Indonesia ini memang dikenal dekat dengan olah raga. Di dalam negeri Erick pernah menjadi mengetuai persatuan bola basket Indonesia. Sekarang pun ia dipercaya sebagai Ketua Olimpiade Indonesia (KOI). Erick Thohir menguasai saham Inter pada November 2013 dan menggantikan posisi Massimo Moratti.
Kedua belah pihak, seperti dilaporkan Gazzettaworld, Kamis (21/1/2016), saat sudah mengadakan pembicaraan. Milan sendiri diwakili langsung Presiden AC Milan Silvio Berlusconi. Setidaknya dua pekan lagi keputusan final akan diperoleh.
Bee sendiri usai mengadakan pembicaraan enggan membeberkan hasil pertemuan. Ia hanya mengumbar senyum kepada media yang menunggu. Tapi, menurut sumber peluang pendiri Thai Prime Company Limited terbuka untuk memiliki mayoritas saham Rossoneri.
Berapa persen saham yang akan coba dimiliki pengusaha properti itu? Sumber di Milan mengatakan kalau Taechaubol ingin menguasai 51 persen.
Sementara itu Milan sebelumnya sudah mengumumkan hanya akan menjual 48 persen saham senilai Rp7,2 Triliun. Dalam pertemuan tersebut juga dibahas soal komposisi dewan direksi,termasuk memasukan nama Taechaubol di dalamnya.
Jika Taechaubol berhasil menguasai saham mayoritas Milan berarti dua pengusaha Asia Tenggara mengusasi klub kota Milan. Sebelumnya Erick Thohir berhasil menjadi pemilik saham terbesar di Inter Milan.
Berikut daftar pengusaha Asia yang menguasai saham mayoritas klub Eropa dari berbagai sumber:
1. Vincent Tan (Cardiff City)
Pengusaha Malaysia ini membeli klub Wales yang berkompetisi di Inggris, Cardiff. Kedatangan Tan ini banyak mengundang kontroversi setelah ia mengganti warna klub menjadi merah dari sebelumnya biru. Hal itu membuat pendukung kesal.
Tan kembali meramaikan pemberitaan setelah mencopot Iaian Moody yang selama ini bertugas merekrut pemain. Peristiwa itu terjadi pada 2013 setelah Cardiff naik kasta main di Liga Premier. Tan menggantikan Moody dengan anak salah satu temannya, Alisher Apsalyamovby.
Di musim itu Tan bersitegang dengan pelatih Malky Mackay. Puncaknya pada Desember setelah Tan memberi ultimatum pada Mackay, berhenti atau dipecat. Pada Januari 2014 Tan merekrut Ole Gunnar Solskjaer untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Mackay, tetapi ia tak mampu menyelematkan Cardiff dari terdegradasi di akhir musim. Saat ini Cardiff menempati posisi 13 di divisi Championship–kasta kedua Inggris.
2. Tony Fernandes (Queens Park Rangers)
Fernandes juga merupakan pengusaha asal Malaysia. Ia membeli QPR pada 2011 dan sejak itu sudah ada 46 pemain yang dibeli atau dipinjamkan.
Pada satu titik ia sempat menggelontorkan jumlah uang terbesar untuk bayaran agen di liga, tetapi pemain-pemain rekrutan para agen itu pada akhirnya tak mampu menyelematkan klub London Barat itu dari terdegradasi di akhir musim 2012–13.
3. Carson Yeung (Birmingham City)
Yeung yang merupakan pebisnis asal Hong Kong dikenal gila bola. Ia baru bisa menguasai Birmingham pada 2009 setelah dua tahun sebelumnya gagal.
Keberadaan Yeung di klub Inggris sempat mengundang persoalan hukum. Bahkan ia terjerat kasus pidana pencucian uang setelah mengundurkan diri dari Birmingham.
4. Venky (Blackburn Rovers)
Perusahaan India ini membeli 90 persen Blackburn Rovers. Venky merupakan gabungan dari tiga pengusaha, Anuradha Desai, Venkatesh Rao, dan Balaji Rao yang bergerak di usaha daging unggas, makanan, vaksin hewan, dan farmasi.
November 2010 Venky menguasai 99,9% kepemilikan Blackburn dan lama berselang grup itu memecat Sam Allardyce sebagai manajer dan menggantikannya dengan Steve Kean.
5. Shahid Khan (Fulham)
Pengusaha asal Pakistan ini merampungkan pembelian saham pada Juli 2013. Gonta-ganti pelatih dilakukan dari Martin Jol, Rene Meulensteen, hingga Felix Magath. Tapi upaya ini gagal menyelamatkan Fulham yang terdegradasi dari Premier League di akhir musim 2013-14.
6. Erick Thohir (Inter Milan)
Pengusaha asal Indonesia ini memang dikenal dekat dengan olah raga. Di dalam negeri Erick pernah menjadi mengetuai persatuan bola basket Indonesia. Sekarang pun ia dipercaya sebagai Ketua Olimpiade Indonesia (KOI). Erick Thohir menguasai saham Inter pada November 2013 dan menggantikan posisi Massimo Moratti.
(bbk)