Gianluigi Buffon Kaget Italia Kalah Adu Penalti
A
A
A
BORDEAUX - Gianluigi Buffon masih belum menerima proses tersingkirnya Italia dari Piala Eropa 2016. Sang kapten bingung kenapa Gli Azzurri bisa kalah adu penalti dari Jerman di babak perempat final.
Dalam duel yang seharusnya jadi final impian itu, Italia bisa menahan Jerman 1-1 pada waktu reguler di Stade Matmut-Atlantique, Minggu (3/7/2016). Tim besutan Antonio Conte mampu membalas sontekan Mesut Ozil (65), lewat penalti Leonardo Bonucci (78).
Laga lalu dilanjutkan hingga perpanjangan waktu dimana belum juga tercipta gol tambahan. Alhasil, Jerman dan Italia harus menjalani adu penalti guna menentukan siapa yang berhak melaju ke semifinal. Sayangnya, Marco Parolo dkk harus menangis karena akhirnya kalah 5-6.
“Sangat jarang bagi suatu tim (khususnya Jerman) gagal tiga kali dalam adu penalti. Dan, tetap saja itu tidak cukup (bagi Italia) untuk menang. Semua orang punya alasan untuk menangis. Saya minta maaf karena kami harusnya bisa memenuhi ekspektasi orang-orang yang terus memberi dukungan,” ungkap Buffon, dilansir skysport.
Italia sempat unggul 2-1 lantaran dua sepakan eksekutor Jerman gagal berbuah gol. Salah satunya eksekusi Thomas Mueller yang bisa ditepis Buffon. Sedangkan tendangan Mesut membentur mistar. Tapi, keuntungan Italia menguap karena upaya Graziano Pelle meleset.
Sialnya lagi, Bonucci yang saat di waktu reguler bisa mencetak gol dari titik putih, ikutan gagal. Beruntung, sontekan Bastian Schweinsteiger juga meleset. Namun, sekalipun tiga pemain Jerman gagal saat adu penalti, Italia tetap tersingkir.
“Penyesalan akan menghampiri jika Anda merasa tidak mengerahkan yang terbaik. Tapi, itu bukan masalahnya. Kami sedikit lagi bisa berpesta. Saya merasa menyesal pada fans. Sepertinya keberuntungan tidak bersama kami,” pungkas Buffon.
Hasil ini melanjutkan rekor buruk Italia ketika adu pinalti. Saat perempat final Piala Eropa 2008, mereka kalah 2-4 dari Spanyol. Waktu perempat final Piala Dunia 1998 kontra Prancis, juga tumbang 3-4. Sedangkan ketika final Piala Dunia 1994 melawan Brasil, menyerah 2-3.
Ini juga membuat Italia gagal mengulang prestasi Piala Eropa 2012 yang jadi finalis. Dengan demikian, masa paceklik mereka kini sudah berlangsung selama satu decade. Terakahir kali Negeri Pizza berpesta, saat menjuarai Piala Dunia 2006 di Jerman.
Sedangkan bagi Buffon, belum diketahui apakah ini menjadi turnamen terakhirnya bersama Italia. Maklum, usianya kini sudah 38 tahun.
Dalam duel yang seharusnya jadi final impian itu, Italia bisa menahan Jerman 1-1 pada waktu reguler di Stade Matmut-Atlantique, Minggu (3/7/2016). Tim besutan Antonio Conte mampu membalas sontekan Mesut Ozil (65), lewat penalti Leonardo Bonucci (78).
Laga lalu dilanjutkan hingga perpanjangan waktu dimana belum juga tercipta gol tambahan. Alhasil, Jerman dan Italia harus menjalani adu penalti guna menentukan siapa yang berhak melaju ke semifinal. Sayangnya, Marco Parolo dkk harus menangis karena akhirnya kalah 5-6.
“Sangat jarang bagi suatu tim (khususnya Jerman) gagal tiga kali dalam adu penalti. Dan, tetap saja itu tidak cukup (bagi Italia) untuk menang. Semua orang punya alasan untuk menangis. Saya minta maaf karena kami harusnya bisa memenuhi ekspektasi orang-orang yang terus memberi dukungan,” ungkap Buffon, dilansir skysport.
Italia sempat unggul 2-1 lantaran dua sepakan eksekutor Jerman gagal berbuah gol. Salah satunya eksekusi Thomas Mueller yang bisa ditepis Buffon. Sedangkan tendangan Mesut membentur mistar. Tapi, keuntungan Italia menguap karena upaya Graziano Pelle meleset.
Sialnya lagi, Bonucci yang saat di waktu reguler bisa mencetak gol dari titik putih, ikutan gagal. Beruntung, sontekan Bastian Schweinsteiger juga meleset. Namun, sekalipun tiga pemain Jerman gagal saat adu penalti, Italia tetap tersingkir.
“Penyesalan akan menghampiri jika Anda merasa tidak mengerahkan yang terbaik. Tapi, itu bukan masalahnya. Kami sedikit lagi bisa berpesta. Saya merasa menyesal pada fans. Sepertinya keberuntungan tidak bersama kami,” pungkas Buffon.
Hasil ini melanjutkan rekor buruk Italia ketika adu pinalti. Saat perempat final Piala Eropa 2008, mereka kalah 2-4 dari Spanyol. Waktu perempat final Piala Dunia 1998 kontra Prancis, juga tumbang 3-4. Sedangkan ketika final Piala Dunia 1994 melawan Brasil, menyerah 2-3.
Ini juga membuat Italia gagal mengulang prestasi Piala Eropa 2012 yang jadi finalis. Dengan demikian, masa paceklik mereka kini sudah berlangsung selama satu decade. Terakahir kali Negeri Pizza berpesta, saat menjuarai Piala Dunia 2006 di Jerman.
Sedangkan bagi Buffon, belum diketahui apakah ini menjadi turnamen terakhirnya bersama Italia. Maklum, usianya kini sudah 38 tahun.
(mir)