Belum Separuh Musim 8 Pelatih ISC Lengser, Ini Komentar Djadjang

Belum Separuh Musim 8 Pelatih ISC Lengser, Ini Komentar Djadjang
A
A
A
BANDUNG - Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 belum berjalan separuh musim, namun sudah delapan klub mengganti pelatih. Ekspektasi besar dari manajemen dan fans menjadi alasan klub memutus kontrak sang arsitek.
Luciano Leandro (PSM Makassar), Dejan Antonic (Persib Bandung), Stefan Hansson (Persela Lamongan), Eduard Tjong (PS TNI), Agus Sutiono (Perseru Serui), Subangkit (Mitra Kukar), Jafri Sastra (Persipura Jayapura), dan Paulo Camargo (Persija) menjadi korban tuntutan dan ambisi klub yang ingin menjadi terbaik.
Menurut Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman, pemecatan atau pengunduran diri pelatih merupakan hal biasa dan menjadi konsekuensi pekerjaan sebagai juru taktik tim. "Itu (pemecatan atau mengundurkan diri) adalah risiko bagi pekerjaan sebagai pelatih," kata Djanur.
Djanur menilai banyaknya pergantian pelatih di ISC A 2016 menandakan klub serius menjalani turnamen. Meski ISC hanya ajang tanpa degradasi dan penghargaan tampil di level lebih tinggi bagi pemenangnya, namun atmosfernya setara dengan kompetisi.
"Sebetulnya (ISC) nama dan pengakuan saja, pelaksanaannya saya pikir tidak beda jauh dengan kompetisi, termasuk antusiasme penonton. Saya pikir mereka antusias meski ini hanya sekedar turnamen," tandas Djanur.
Bagi pemilik klub, prestasi jadi salah satu acuan untuk menentukan nasib pelatih. Sebab prestasi sebuah tim akan sangat berkaitan erat dengan gensi dan tekanan suporter. Kondisi itu menurutnya tidak hanya dirasakan pelatih lokal atau pelatih asing yang berkiprah di Indonesia. Pelatih kelas dunia pun berada dalam situasi yang sama, bisa kapan saja dipecat atau mengundurkan diri.
"Bukan hanya di negara kita, pelatih sehebat apapun pasti mengalami fenomena seperti ini. Ini fenomena biasa," ucapnya.
Pergantian Pelatih ISC A 2016
Luciano Leandro (PSM Makassar), Dejan Antonic (Persib Bandung), Stefan Hansson (Persela Lamongan), Eduard Tjong (PS TNI), Agus Sutiono (Perseru Serui), Subangkit (Mitra Kukar), Jafri Sastra (Persipura Jayapura), dan Paulo Camargo (Persija) menjadi korban tuntutan dan ambisi klub yang ingin menjadi terbaik.
Menurut Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman, pemecatan atau pengunduran diri pelatih merupakan hal biasa dan menjadi konsekuensi pekerjaan sebagai juru taktik tim. "Itu (pemecatan atau mengundurkan diri) adalah risiko bagi pekerjaan sebagai pelatih," kata Djanur.
Djanur menilai banyaknya pergantian pelatih di ISC A 2016 menandakan klub serius menjalani turnamen. Meski ISC hanya ajang tanpa degradasi dan penghargaan tampil di level lebih tinggi bagi pemenangnya, namun atmosfernya setara dengan kompetisi.
"Sebetulnya (ISC) nama dan pengakuan saja, pelaksanaannya saya pikir tidak beda jauh dengan kompetisi, termasuk antusiasme penonton. Saya pikir mereka antusias meski ini hanya sekedar turnamen," tandas Djanur.
Bagi pemilik klub, prestasi jadi salah satu acuan untuk menentukan nasib pelatih. Sebab prestasi sebuah tim akan sangat berkaitan erat dengan gensi dan tekanan suporter. Kondisi itu menurutnya tidak hanya dirasakan pelatih lokal atau pelatih asing yang berkiprah di Indonesia. Pelatih kelas dunia pun berada dalam situasi yang sama, bisa kapan saja dipecat atau mengundurkan diri.
"Bukan hanya di negara kita, pelatih sehebat apapun pasti mengalami fenomena seperti ini. Ini fenomena biasa," ucapnya.
Pergantian Pelatih ISC A 2016
Sebelumnya | Klub | Pengganti |
Luciano Leandro | PSM Makassar | Rene Robert Alberts |
Stefan Hansson | Persela Lamongan | Sutan Harhara |
Agus Sutiyono | Perseru Serui | Hanafi |
Eduard Tjong | PS TNI | Suharto AD |
Subangkit | Mitra Kukar | Jafri Sastra |
Dejan Antonic | Persib | Djadjang Nurdjaman |
Jafri Sastra | Persipura | Alfredo Vera |
Paulo Camargo | Persija | Jan Saragih |
(sha)