Jelang MotoGP Jepang 2016, Doohan Bicara Rossi, Marquez dan Lorenzo
A
A
A
SYDNEY - GP Australia memang baru kebagian jatah sebagai penyelenggara ke-16 pada kalender Kejuaraan Dunia Balap GP Motor 2016. Tapi jawara kelas 500cc lima tahun beruntun asal Australia, Michael Doohan, sudah mulai bicara soal lomba yang akan berlangsung di Sirkuit Philip Island, Minggu, 23 Oktober mendatang.
Menurut Doohan dalam wawancaranya di Keeping Track yang dilansir situs resmi MotoGP pada Rabu (5/10/2016). Dirinya tidak menjagokan para pembalap lima besar klasemen sementara untuk meraih kemenangan di sana. Lantas siapa?
Ternyata Mick (sapaan akrab Doohan), lebih menjagokan pembalap tuan rumah, Jack Miller, yang saat ini membesut motor Honda RC213V milik tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS. Meski begitu, mampukah rider 21 tahun itu memenuhi ekspektasi Doohan usai absen di empat lomba terakhir (GP Austria, Republik Ceko, San Marino dan Aragon) dengan beragam cedera?
“Dengan kondisi cuaca yang dari beberapa pekan terakhir di Victoria dan lokasi lomba yang tak jauh dari sana. Sebenarnya itu telah membuka kans untuk menjadi event milik Miller,” sembur Doohan.
“Saya yakin dia (Miller) akan berusaha memacu motor dan mencoba memberi performa terbaiknya di sini di Australia. Dengan karakter dan bentuk lintasan yang ada di Philip Island, sebenarnya amat cocok dengan gaya balapnya. Dan mungkin akan menunjukkan kemampuannya untuk bersaing dengan para pembalap terdepan meski lomba berlangsung dalam cuaca kering. Sejauh ini sudah pernah tercatat delapan pemenang berbeda beruntun, Anda tak pernah tahu apa yang bisa terjadi (di Philip Island),” imbuhnya.
Adapun Mick juga memuji Valentino Rossi, yang walau usianya kini sudah memasuki 37 tahun tapi tetap mampu bersaing dengan para pembalap muda untuk berebut juara dunia.
“Saya tidak pernah melihat dirinya seantusias ini saat balapan semenjak saya melihatnya pertama kali lomba di MotoGP. Dia sama sekali tidak berkurang usianya, tapi dia sama sekali tidak memperlambat laju motornya,” kata Doohan jawara kelas 500cc 1994-1998 bersama Honda.
Pria kelahiran Queensland 51 tahun lalu itu melanjutkan penjelasannya: “Saya sama sekali tidak tahu mengapa sejauh ini dia bisa terus memacu dirinya sendiri setelah 20 tahun balapan di kelas bergengsi. Namun apapun itu, ini bagus untuk olah raga tersebut (MotoGP). Dia merupakan alasan mengapa setiap orang menyalakan televisi setiap pekan atau muncul di depan gerbang sirkuit untuk membeli tiket masuk.”
Nah bagaimana dengan Marc Marquez yang kini tengah memimpin klasemen sementara MotoGP 2016. Di Seri 15 GP Jepang akhir pekan depan, pembalap tim Repsol Honda itu akan melakoni ‘match point’ pertamanya dari empat lomba terakhir musim ini.
Apa menurut Doohan tentang kunci si ‘Bayi Alien’ memimpin klasemen sementara musim ini yang bisa mengantarnya jadi juara dunia MotoGP ketiga kalinya dalam empat musim awalnya di kelas bergengsi?
“Dia telah bertambah usia sedikit lebih tua, dan saya pikir dia menyadari bahwa kecelakaan (terjatuh dari motor saat lomba) tidak akan memberinya tambahan poin (di kejuaraan dunia). Jadi dia melakukan hal yang terbaik semampunya.”
“Untungnya bagi Marc, para pembalap lain membuat sedikit kesalahan dan telah memberinya poin plus ketika dia bahkan tidak melakoni lomba yang spektakuler. Itulah cerita musim 2016 sejauh ini, dan dia menunjukkan konsistensinya telah terbayar. Dengan empat seri tersisa dan keunggulan poin yang dimilikinya, tampaknya dia tidak akan kalah pada kejuaraan dunia musim ini.”
Lantas bagaimana dengan kepindahan Jorge Lorenzo ke Ducati pada 2017, apakah akan mengembalikan kejayaan Ducati sejak Casey Stoner terakhir membalap di tim itu pada 2010?
“Saya pikir, Ducati telah pada jalur yang tepat. Dimulai dengan mengangkat direktur teknik baru. Lalu kemudian Lorenzo. Ini merupakan keputusan tepat dan bagus buatnya. Karena untuk tetap bertahan di Yamaha dengan adanya seorang Valentino Rossi, dan tak satupun tahu kecuali Rossi kapan dirinya akan pensiun.”
“Valentino Rossi adalah pimpinan show di tim Yamaha, selain karena dia telah memiliki pengalaman sebelumnya membalap dengan ban Michelin. Di Ducati, Lorenzo bisa mengubah tim ini. Namun tugasnya berat, karena tidak hanya untuk mengubah motornya menjadi bisa bersaing, tapi juga untuk memenangkan lomba dan kejuaraan dunia. Saya pikir kepindahan Lorenzo ke Ducati juga bagus untuk olah raga ini (MotoGP) dan dia akan bersenang-senang di sana.”
Kembali ke Rossi, apakah tahun lalu merupakan kans terbaiknya merebut gelar juara dunia ke-10 ketimbang tahun ini?
“Tidak, sebaiknya kita tidak boleh meremehkan Valentino. Karena sampai GP Aragon dia masih berada di urutan kedua klasemen sementara. Saya berharap dia tetap berada di level ini pada tahun depan. Saya senang melihat itu.”
Menurut Doohan dalam wawancaranya di Keeping Track yang dilansir situs resmi MotoGP pada Rabu (5/10/2016). Dirinya tidak menjagokan para pembalap lima besar klasemen sementara untuk meraih kemenangan di sana. Lantas siapa?
Ternyata Mick (sapaan akrab Doohan), lebih menjagokan pembalap tuan rumah, Jack Miller, yang saat ini membesut motor Honda RC213V milik tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS. Meski begitu, mampukah rider 21 tahun itu memenuhi ekspektasi Doohan usai absen di empat lomba terakhir (GP Austria, Republik Ceko, San Marino dan Aragon) dengan beragam cedera?
“Dengan kondisi cuaca yang dari beberapa pekan terakhir di Victoria dan lokasi lomba yang tak jauh dari sana. Sebenarnya itu telah membuka kans untuk menjadi event milik Miller,” sembur Doohan.
“Saya yakin dia (Miller) akan berusaha memacu motor dan mencoba memberi performa terbaiknya di sini di Australia. Dengan karakter dan bentuk lintasan yang ada di Philip Island, sebenarnya amat cocok dengan gaya balapnya. Dan mungkin akan menunjukkan kemampuannya untuk bersaing dengan para pembalap terdepan meski lomba berlangsung dalam cuaca kering. Sejauh ini sudah pernah tercatat delapan pemenang berbeda beruntun, Anda tak pernah tahu apa yang bisa terjadi (di Philip Island),” imbuhnya.
Adapun Mick juga memuji Valentino Rossi, yang walau usianya kini sudah memasuki 37 tahun tapi tetap mampu bersaing dengan para pembalap muda untuk berebut juara dunia.
“Saya tidak pernah melihat dirinya seantusias ini saat balapan semenjak saya melihatnya pertama kali lomba di MotoGP. Dia sama sekali tidak berkurang usianya, tapi dia sama sekali tidak memperlambat laju motornya,” kata Doohan jawara kelas 500cc 1994-1998 bersama Honda.
Pria kelahiran Queensland 51 tahun lalu itu melanjutkan penjelasannya: “Saya sama sekali tidak tahu mengapa sejauh ini dia bisa terus memacu dirinya sendiri setelah 20 tahun balapan di kelas bergengsi. Namun apapun itu, ini bagus untuk olah raga tersebut (MotoGP). Dia merupakan alasan mengapa setiap orang menyalakan televisi setiap pekan atau muncul di depan gerbang sirkuit untuk membeli tiket masuk.”
Nah bagaimana dengan Marc Marquez yang kini tengah memimpin klasemen sementara MotoGP 2016. Di Seri 15 GP Jepang akhir pekan depan, pembalap tim Repsol Honda itu akan melakoni ‘match point’ pertamanya dari empat lomba terakhir musim ini.
Apa menurut Doohan tentang kunci si ‘Bayi Alien’ memimpin klasemen sementara musim ini yang bisa mengantarnya jadi juara dunia MotoGP ketiga kalinya dalam empat musim awalnya di kelas bergengsi?
“Dia telah bertambah usia sedikit lebih tua, dan saya pikir dia menyadari bahwa kecelakaan (terjatuh dari motor saat lomba) tidak akan memberinya tambahan poin (di kejuaraan dunia). Jadi dia melakukan hal yang terbaik semampunya.”
“Untungnya bagi Marc, para pembalap lain membuat sedikit kesalahan dan telah memberinya poin plus ketika dia bahkan tidak melakoni lomba yang spektakuler. Itulah cerita musim 2016 sejauh ini, dan dia menunjukkan konsistensinya telah terbayar. Dengan empat seri tersisa dan keunggulan poin yang dimilikinya, tampaknya dia tidak akan kalah pada kejuaraan dunia musim ini.”
Lantas bagaimana dengan kepindahan Jorge Lorenzo ke Ducati pada 2017, apakah akan mengembalikan kejayaan Ducati sejak Casey Stoner terakhir membalap di tim itu pada 2010?
“Saya pikir, Ducati telah pada jalur yang tepat. Dimulai dengan mengangkat direktur teknik baru. Lalu kemudian Lorenzo. Ini merupakan keputusan tepat dan bagus buatnya. Karena untuk tetap bertahan di Yamaha dengan adanya seorang Valentino Rossi, dan tak satupun tahu kecuali Rossi kapan dirinya akan pensiun.”
“Valentino Rossi adalah pimpinan show di tim Yamaha, selain karena dia telah memiliki pengalaman sebelumnya membalap dengan ban Michelin. Di Ducati, Lorenzo bisa mengubah tim ini. Namun tugasnya berat, karena tidak hanya untuk mengubah motornya menjadi bisa bersaing, tapi juga untuk memenangkan lomba dan kejuaraan dunia. Saya pikir kepindahan Lorenzo ke Ducati juga bagus untuk olah raga ini (MotoGP) dan dia akan bersenang-senang di sana.”
Kembali ke Rossi, apakah tahun lalu merupakan kans terbaiknya merebut gelar juara dunia ke-10 ketimbang tahun ini?
“Tidak, sebaiknya kita tidak boleh meremehkan Valentino. Karena sampai GP Aragon dia masih berada di urutan kedua klasemen sementara. Saya berharap dia tetap berada di level ini pada tahun depan. Saya senang melihat itu.”
(sbn)