Pemain Asal Belanda Ungkap 'Borok' Liverpool
A
A
A
DEPORTIVO - Berada di klub sebesar Liverpool ternyata tidak selalu memberikan hal positif. Buktinya, Ryan Babel memiliki pengalaman buruk saat menghuni skuat The Anfield Gank.
Babel datang ke Liverpool pada musim panas 2007 lalu. Bersama The Reds, kariernya tidak terlalu bersinar padahal ia sering bermain di berbagai kompetisi. Dalam waktu tiga setengah musim, Babel mencatatkan 138 penampilan dan dari kesempatannya itu ia hanya mencetak 21 gol.
Pada Januari 2011, pemain kebangsaan Belanda ini akhirnya dijual ke Hoffenheim. Setelah itu Babel pindah ke Ajax Amsterdam, Kasimpasa, Al-Ain dan kini berlabuh di Deportivo La Coruna.
Bicara pada harian AS, Babel mengungkit kenangan buruknya di Liverpool. Saat itu ia tidak mendapat perlakuan istimewa hingga menyulitkan dirinya dalam beradaptasi.
"Saya masih berusia 20 tahun saat pergi ke Liga Premier Inggris. Di usia itu, Anda butuh bimbingan orang lain. Anda perlu banyak diskusi. Tapi saat di sana, tidak ada yang membantu saya. Saya sendirian dan itu sungguh menyulitkan bagi seorang pemain muda," ungkap Babel.
"Tidak semua orang bisa seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo. Saya rasa Ronaldo cukup kesulitan pada tahun pertamanya di Manchester United. Tapi Sir Alex Ferguson (eks pelatih MU) membantu dirinya. Dia tinggal dan tumbuh di tempat yang tepat. Sekarang lihatlah, dia jadi pemain terbaik dunia. Mungkin jika saat itu Ferguson tidak peduli dengannya, maka Ronaldo tidak akan menjadi pemain sepetri sekarang ini," tuturnya lebih lanjut.
Tak hanya di Liverpool, karier Babel dengan Timnas Belanda juga berakhir berantakan. Sejak 2011 lalu dirinya sudah terdepak dari skuat De Oranje. Padahal usianya saat ini baru 29 tahun.
Babel datang ke Liverpool pada musim panas 2007 lalu. Bersama The Reds, kariernya tidak terlalu bersinar padahal ia sering bermain di berbagai kompetisi. Dalam waktu tiga setengah musim, Babel mencatatkan 138 penampilan dan dari kesempatannya itu ia hanya mencetak 21 gol.
Pada Januari 2011, pemain kebangsaan Belanda ini akhirnya dijual ke Hoffenheim. Setelah itu Babel pindah ke Ajax Amsterdam, Kasimpasa, Al-Ain dan kini berlabuh di Deportivo La Coruna.
Bicara pada harian AS, Babel mengungkit kenangan buruknya di Liverpool. Saat itu ia tidak mendapat perlakuan istimewa hingga menyulitkan dirinya dalam beradaptasi.
"Saya masih berusia 20 tahun saat pergi ke Liga Premier Inggris. Di usia itu, Anda butuh bimbingan orang lain. Anda perlu banyak diskusi. Tapi saat di sana, tidak ada yang membantu saya. Saya sendirian dan itu sungguh menyulitkan bagi seorang pemain muda," ungkap Babel.
"Tidak semua orang bisa seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo. Saya rasa Ronaldo cukup kesulitan pada tahun pertamanya di Manchester United. Tapi Sir Alex Ferguson (eks pelatih MU) membantu dirinya. Dia tinggal dan tumbuh di tempat yang tepat. Sekarang lihatlah, dia jadi pemain terbaik dunia. Mungkin jika saat itu Ferguson tidak peduli dengannya, maka Ronaldo tidak akan menjadi pemain sepetri sekarang ini," tuturnya lebih lanjut.
Tak hanya di Liverpool, karier Babel dengan Timnas Belanda juga berakhir berantakan. Sejak 2011 lalu dirinya sudah terdepak dari skuat De Oranje. Padahal usianya saat ini baru 29 tahun.
(bep)