Keharuan Iringi Prosesi Penyalaan Api Kaldron Peparnas XV/2016
A
A
A
BANDUNG - Suasana haru mewarnai prosesi pembukaan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016 Jawa Barat, Sabtu (15/10/2016) sore. Seusai dibuka secara resmi, dilakukan prosesi dinyalakannya api Peparnas di kalderon yang ada di venue Stadion Siliwangi, Kota Bandung.
Sebelum api Peparnas dinyalakan, dilakukan estafet obor yang dilakukan beberapa atlet difabel legendaris. Di bagian akhir, setelah obor sampai di lapangan Stadion Siliwangi, dua atlet yakni Joko Budi Wibowo, atlet lempar lembing dengan disabilitas tunanetra, dan Deden Komarudin, atlet panahan penyandang tunadaksa, berperan menyalakan api pada kaldron.
Deden dengan kursi rodanya memegang obor, sedangkan Joko mendorong kursi roda yang ditumpangi Deden mendekati kaldron. Keduanya saling membantu hingga tiba di area dekat kaldron. Keduanya pun sempat berbincang, dan apa yang mereka perbincangkan sempat terdengar oleh seluruh tamu di lokasi melalui pengeras suara.
Deden mengaku sulit untuk menyalakan api lantaran titik dinyalakannya api sangat tinggi dan dengan keterbatasan tubuhnya, sulit dilalui karena terdapat sejumlah anak tangga.
Namun, keduanya kemudian dengan bersemangat akan melakukan penyalaan api Peparnas dengan bersama-sama. Deden dan Joko sepakat bekerja sama, Joko yang merupakan tunanetra menggendong Deden pada punggungnya. Deden seolah menjadi mata bagi Joko yang tidak bisa melihat. Dia memberikan arahan agar Joko bisa sampai ke atas. Suasana pun sontak hening dan terasa haru.
Perjuangan mereka pun sampai pada puncaknya. Mereka berhasil mencapai titik sulut kaldon, dan segera dinyalakan Deden yang memegang obor. Apa yang mereka lakukan pun mendapat tepuk tangan penyemangat dari para penonton.
"Jangan pernah hitung apa yang pernah hilang. Tapi hitunglah apa yang masih tersisa," kata mereka yang kembali mendapat tepuk tangan penonton. (Baca juga: Resmi Digelar, Peparnas XV/2016 Usung Semangat Kesetaraan).
Setelah api Peparnas dinyalakan, grup band asal Bandung Java Jive tampil memeriahkan suasana dengan mengusung tiga lagu hits mereka. Yang menarik, seluruh penari kembali masuk ke lapangan. Para atlet pun ikut berbaur, mereka ikut bernyanyi.
Mereka menikmati kebersamaan dan larut dalam kebahagiaan. Seolah lupa dengan persaingan perebutan medali, para atlet tampak akrab satu sama lain meski berbeda kontingen. Peparnas pun dimulai. Seluruh atlet siap bertarung memperebutkan prestasi tertinggi sekaligus menjadi inspirasi bagi publik.
Sebelum api Peparnas dinyalakan, dilakukan estafet obor yang dilakukan beberapa atlet difabel legendaris. Di bagian akhir, setelah obor sampai di lapangan Stadion Siliwangi, dua atlet yakni Joko Budi Wibowo, atlet lempar lembing dengan disabilitas tunanetra, dan Deden Komarudin, atlet panahan penyandang tunadaksa, berperan menyalakan api pada kaldron.
Deden dengan kursi rodanya memegang obor, sedangkan Joko mendorong kursi roda yang ditumpangi Deden mendekati kaldron. Keduanya saling membantu hingga tiba di area dekat kaldron. Keduanya pun sempat berbincang, dan apa yang mereka perbincangkan sempat terdengar oleh seluruh tamu di lokasi melalui pengeras suara.
Deden mengaku sulit untuk menyalakan api lantaran titik dinyalakannya api sangat tinggi dan dengan keterbatasan tubuhnya, sulit dilalui karena terdapat sejumlah anak tangga.
Namun, keduanya kemudian dengan bersemangat akan melakukan penyalaan api Peparnas dengan bersama-sama. Deden dan Joko sepakat bekerja sama, Joko yang merupakan tunanetra menggendong Deden pada punggungnya. Deden seolah menjadi mata bagi Joko yang tidak bisa melihat. Dia memberikan arahan agar Joko bisa sampai ke atas. Suasana pun sontak hening dan terasa haru.
Perjuangan mereka pun sampai pada puncaknya. Mereka berhasil mencapai titik sulut kaldon, dan segera dinyalakan Deden yang memegang obor. Apa yang mereka lakukan pun mendapat tepuk tangan penyemangat dari para penonton.
"Jangan pernah hitung apa yang pernah hilang. Tapi hitunglah apa yang masih tersisa," kata mereka yang kembali mendapat tepuk tangan penonton. (Baca juga: Resmi Digelar, Peparnas XV/2016 Usung Semangat Kesetaraan).
Setelah api Peparnas dinyalakan, grup band asal Bandung Java Jive tampil memeriahkan suasana dengan mengusung tiga lagu hits mereka. Yang menarik, seluruh penari kembali masuk ke lapangan. Para atlet pun ikut berbaur, mereka ikut bernyanyi.
Mereka menikmati kebersamaan dan larut dalam kebahagiaan. Seolah lupa dengan persaingan perebutan medali, para atlet tampak akrab satu sama lain meski berbeda kontingen. Peparnas pun dimulai. Seluruh atlet siap bertarung memperebutkan prestasi tertinggi sekaligus menjadi inspirasi bagi publik.
(sha)