Ngaku Nyaris Mati, Akhirnya Sumiyati Bisa Gondol Medali
A
A
A
BANDUNG - Sumiyati terus mengerahkan semua kemampuanya. Atlet Kalimantan Timur itu menjalankan kursi rodanya dengan sisa tenaga saat berlaga di nomor lari 5.000 meter T54 kursi roda putri. Dan dengan nafas tersengal ia pun sukses menggondol medali perunggu Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV/2016.
"Aduh, capek banget. Aku hampir mati mas. 13 kali keliling Stadion GBLA," kelakar Sumiyati.
Jika melihat medali yang diperolehnya memang tidak sesuai. Lumrah rasanya jika capaian seorang atlet di ajang multievent ingin mendulang medali emas. Namun, apa pun yang diraih Sumiyati tetap terasa manis.
Ia merasa bangga bisa menyumbangkan medali untuk Kalimantan Timur. Sebab ia bisa menegaskan semangat hidupnya dalam pertandingan tersebut yang diharapkan jadi inspirasi bagi publik.
Dengan tekad besar, Sumiyati bekerja keras selama dua bulan terakhir. Ia mempersiapkan dirinya untuk turun di nomor tersebut. Apa yang dilakukannya pun ternyata tak sia-sia.
Soal raihan medalinya, ia mempersembahkannya untuk keluarga, terutama sang anak yang kini duduk di kelas dua SMP. Sang anak diakuinya jadi inspirator yang jadi pembakar semangat tanding. "Medali ini buat anak saya dan keluarga yang selama ini memberi banyak dukungan," ungkapnya.
Ia pun berharap pencapaiannya menjadi penyemangat sang anak dalam berbagai hal. Ia ingin anaknya mencontoh semangat dirinya agar selalu memiliki motivasi besar dalam berbagai aspek kehidupan.
"Aduh, capek banget. Aku hampir mati mas. 13 kali keliling Stadion GBLA," kelakar Sumiyati.
Jika melihat medali yang diperolehnya memang tidak sesuai. Lumrah rasanya jika capaian seorang atlet di ajang multievent ingin mendulang medali emas. Namun, apa pun yang diraih Sumiyati tetap terasa manis.
Ia merasa bangga bisa menyumbangkan medali untuk Kalimantan Timur. Sebab ia bisa menegaskan semangat hidupnya dalam pertandingan tersebut yang diharapkan jadi inspirasi bagi publik.
Dengan tekad besar, Sumiyati bekerja keras selama dua bulan terakhir. Ia mempersiapkan dirinya untuk turun di nomor tersebut. Apa yang dilakukannya pun ternyata tak sia-sia.
Soal raihan medalinya, ia mempersembahkannya untuk keluarga, terutama sang anak yang kini duduk di kelas dua SMP. Sang anak diakuinya jadi inspirator yang jadi pembakar semangat tanding. "Medali ini buat anak saya dan keluarga yang selama ini memberi banyak dukungan," ungkapnya.
Ia pun berharap pencapaiannya menjadi penyemangat sang anak dalam berbagai hal. Ia ingin anaknya mencontoh semangat dirinya agar selalu memiliki motivasi besar dalam berbagai aspek kehidupan.
(bbk)