Kalah dari Rossi dan Pol, Lorenzo Umbar Kelemahan Lain YZR-M1

Minggu, 23 Oktober 2016 - 19:49 WIB
Kalah dari Rossi dan...
Kalah dari Rossi dan Pol, Lorenzo Umbar Kelemahan Lain YZR-M1
A A A
PHILLIP ISLAND - Start dari posisi ke-12, Jorge Lorenzo masih mampu finis di urutan enam lomba Seri 16 MotoGP 2016 di Sirkuit Phillip Island, Australia, Minggu (23/10) siang WIB. Hasil itu sebenarnya dirasa cukup bagus. Akan tetapi pertanyaannya, mengapa dia tak bisa mengikuti konsistensi catatan waktu rekan satu timnya, Valentino Rossi, yang start dari posisi ke-15 dan mengakhirinya di podium kedua?

Kalau dari siaran langsung MotoGP Australia 2016 dan berdasarkan catatan waktu finis para pembalap kelas bergengsi. Lorenzo boleh dibilang nyaman balapan sendirian di urutan keenam. Karena dia finis plus 5,9 detik di belakang rider tim Satelit Yamaha Tech3, Pol Espargaro, atau minus hampir tujuh detik dari peringkat tujuh, Scott Redding. Jika mau ditambahkan, Lorenzo finis 20 detik di belakang Cal Crutchlow dan hampir 16 detik tertinggal dari Rossi.

Ternyata Porfuera mengaku kesulitan dengan performa motor dan ban yang dia gunakan di MotoGP Australia 2016. Padahal seperti diketahui, hanya Marc Marquez, Cal Crutchlow, Aleix Espargaro, Jack Miller dan Maverick Vinales yang dilomba ini menggunakan ban depan hard. Sedang sisanya menggunakan ban depan soft. Dan seluruh pembalap memakai ban belakang medium.

Meski begitu, berkat hasil finis Rossi (2) dan Lorenzo (6) di MotoGP Australia, tim Yamaha Movistar menambah perbendaharaan poin mereka di klasemen kejuaraan dunia tim menjadi 408. Kini mereka hanya tertinggal 21 poin dari Repsol Honda kali ini gagal menambah angka usai Marquez gagal finis, sedang Nicky Hayden mengakhiri lomba di urutan 17.

“Temperaturnya (lomba) kurang lebih sama dengan saat sesi pemanasan. Saya membuat catatan waktu per putaran yang serupa juga, 1 menit 30,4 detikan. Tapi penurunan daya lekat ban belakang motor saya benar-benar drastis,” kata Lorenzo berkilah usai lomba seperti dilaporkan situs resmi MotoGP.

“Sejak awal balapan saya tidak memiliki daya lekat dan semakin kecil daya lekat ban terhadap lintasan, maka kami semakin sulit,” imbuh pembalap yang akhir pekan lalu gagal finis akibat terjatuh saat lomba MotoGP Jepang menyisakan enam putaran.

Lebih lanjut juara dunia kelas bergengsi tiga kali (2010, 2012 dan 2015) itu melanjutkan: “Semua masalah yang kami miliki di motor beragam, dan untuk gaya balap yang saya miliki (halus) justru akan lebih sulit dengan kondisi ini ketimbang dengan gaya balap agresif macam Rossi atau (Pol) Espargaro.”

“Di lintasan seperti Motegi, dengan aspal yang punya daya lekat hebat, kami ada di sana berjuang untuk merebut finis podium. Tapi segera setelah kami menemui lintasan dengan cuaca yang lebih dingin dan daya lekatnya kurang bagus, Yamaha kesulitan. Dan saya lebih kesulitan ketimbang para pembalap Yamaha lain karena gaya balap saya yang ‘smooth’ , jadi saya butuh daya lekat yang lebih bagus di bagian belakang motor ketimbang pembalap lainnya yang bergaya agresif,” tambahnya.

Adapun pembalap berusia 29 tahun itu juga setujuh dengan pendapat Rossi yang mengatakan tim Yamaha memang kalah cepat dalam soal inovasi di bagian kedua musim ini, yang mengakibatkan motor mereka tak pernah menang lagi sejak seri tujuh musim ini (GP Catalunya).

“Kemajuan kami kalah dari Honda dan Suzuki, khususnya di bagian elektronik motor. Dengan kondisi ini, motor Yamaha sekarang sama saja dengan lomba seri pertama 2016. Sedang Honda dan Suzuki mengalami peningkatan di area tersebut. Itulah sebabnya Anda kini bisa melihat Cal Crutchlow mampu berjuang merebut kemenangan atau Aleix Espargaro dan Vinales saling berebut podium,” tutup Lorenzo kecewa.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6846 seconds (0.1#10.140)