Asprov PSSI DIY Tuntut Edy Rahmayadi Tuntaskan Soal Sanksi dan Penambahan Klub
A
A
A
YOGYAKARTA - Ketua PSSI Edy Rahmayadi dituntut bekerja keras untuk membenahi sepak bola nasional. Salah satu hal yang perlu cepat dilaksanakan soal pemutihan sanksi dan penambahan klub.
Setidaknya dua hal itu yang dituntut Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Asprov PSSI DIY). Namun Sekretaris Umum Asprov PSSI DIY Dwi Irianto menegaskan pihaknya berharap supaya jangan sampai terjadi dualisme nantinya.
"Saya pikir tidak akan bicara setuju atau tidak (untuk pemutihan sanksi dan penambahan klub), tapi lebih melihat keputusan seperti apa nanti PSSI baru memutuskan itu," ucapnya Rabu (16/11/2016).
Dwi menambahkan Asprov DIY lebih memandang dan melihat kepentingan klub nanti ke depannya sendiri. "Artinya ke depannya jangan sampai terjadi dan timbul dualisme di daerah masing-masing yang bisa menjadi masalah baru buat PSSI ke depan," sambung Dwi.
Agenda pemutihan sanksi dan penambahan klub yang sedianya dibahas dalam Kongres PSSI pada Kamis (10/11/2016) di Hotel Mercure, Ancol urung dilakukan. Ketika itu para voters atau pemilik suara sah lebih menghendaki adanya agenda pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Exco PSSI semata.
Agenda yang tertunda tersebut, sedianya akan diserahkan kepada kepengurusan baru. Dirinya pun berharap kepada kepengurusan PSSI yang baru supaya tetap bertanggungjawab untuk menyelesaikan agenda yang tertunda.
"Pemutihan dan penambahan klub itu tidak ditolak peserta kongres, tapi diakomodir nanti setelah kepengurusan baru yang ada. Karena ini menyangkut keputusan PSSI dan karena spirit kita kongres biasa atau kongres pemilihan ketua, wakil ketua umum dan exco. Itu mintanya kami sebagai peserta kongres adalah satu agenda, apalagi kemarin bukan kongres tahunan yang harus ada laporan pertanggungjawaban dan lainnya. Harapan voters bisa menyelesaikan pemilihan itu saja," urainya.
Dwi berharap semua persoalan yang tersisa di kongres bisa diselesaikan secepatnya. "Kami berharap juga bisa berafiliasi meski dalam statuta jelas tidak boleh afiliasi dengan pihak ketiga. Tapi pengurus PSSI harus afiliasi dengan pihak salah satunya penguasa, dan bekerja sama dengan penguasa maupun pengusaha, selain loyal terhadap sepak bola. Tiga hal itu dipenuhi demi wujudkan sepak bola yang bermartabat dan berprestasi," imbuh dia.
Setidaknya dua hal itu yang dituntut Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Asprov PSSI DIY). Namun Sekretaris Umum Asprov PSSI DIY Dwi Irianto menegaskan pihaknya berharap supaya jangan sampai terjadi dualisme nantinya.
"Saya pikir tidak akan bicara setuju atau tidak (untuk pemutihan sanksi dan penambahan klub), tapi lebih melihat keputusan seperti apa nanti PSSI baru memutuskan itu," ucapnya Rabu (16/11/2016).
Dwi menambahkan Asprov DIY lebih memandang dan melihat kepentingan klub nanti ke depannya sendiri. "Artinya ke depannya jangan sampai terjadi dan timbul dualisme di daerah masing-masing yang bisa menjadi masalah baru buat PSSI ke depan," sambung Dwi.
Agenda pemutihan sanksi dan penambahan klub yang sedianya dibahas dalam Kongres PSSI pada Kamis (10/11/2016) di Hotel Mercure, Ancol urung dilakukan. Ketika itu para voters atau pemilik suara sah lebih menghendaki adanya agenda pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Anggota Exco PSSI semata.
Agenda yang tertunda tersebut, sedianya akan diserahkan kepada kepengurusan baru. Dirinya pun berharap kepada kepengurusan PSSI yang baru supaya tetap bertanggungjawab untuk menyelesaikan agenda yang tertunda.
"Pemutihan dan penambahan klub itu tidak ditolak peserta kongres, tapi diakomodir nanti setelah kepengurusan baru yang ada. Karena ini menyangkut keputusan PSSI dan karena spirit kita kongres biasa atau kongres pemilihan ketua, wakil ketua umum dan exco. Itu mintanya kami sebagai peserta kongres adalah satu agenda, apalagi kemarin bukan kongres tahunan yang harus ada laporan pertanggungjawaban dan lainnya. Harapan voters bisa menyelesaikan pemilihan itu saja," urainya.
Dwi berharap semua persoalan yang tersisa di kongres bisa diselesaikan secepatnya. "Kami berharap juga bisa berafiliasi meski dalam statuta jelas tidak boleh afiliasi dengan pihak ketiga. Tapi pengurus PSSI harus afiliasi dengan pihak salah satunya penguasa, dan bekerja sama dengan penguasa maupun pengusaha, selain loyal terhadap sepak bola. Tiga hal itu dipenuhi demi wujudkan sepak bola yang bermartabat dan berprestasi," imbuh dia.
(bbk)