Anomali Penonton ISC A di Jatim: Animo Fans Persela Kalahkan Arema
A
A
A
LAMONGAN - Kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 menyisakan empat pertandingan. Setelah menuntaskan pekan ke-29, operator kompetisi merilis daftar tingkat kehadiran suporter atau penonton dalam pertandingan kandang tiap kontestan.
Melalui akun Twitter ISC, terpampang animo suporter yang dijabarkan dalam persentase tingkat kehadiran (occupancy rate) ke stadion masing-masing tim sejak pekan pertama hingga pekan ke-29. Di daftar itu, dua urutan teratas ditempati Persib Bandung dan Sriwijaya FC.
Keduanya mencatat occupancy rate 66,70% dan 54,90%. Lalu bagaimana dengan tim-tim Jawa Timur (Jatim)? Agak mengejutkan karena Persela Lamongan yang prestasi timnya kurang bagus (peringkat 15 dari 18 kontestan ISC A), justru berada di urutan tertinggi di antara tim Jatim lainya.
Dalam daftar tersebut Persela menempati urutan ketiga dengan occupancy rate 54,10% atau tertinggi dibanding tim Jatim mana pun. Tim jatim yang persentasenya di bawah Persela adalah Madura United dengan 39,10%.
Yang mengejutkan adalah Arema Cronus yang terkenal dengan suporter Aremania. Arema berada di peringkat ketiga di antara tim Jatim dengan occupancy rate 38,60% atau secara global berada di urutan 10 tingkat kehadiran suporter di stadion.
Sering mendapat jadwal bertanding malam hari ditengarai menjadi biang rendahnya angka kehadiran Aremania. Bahkan saat laga Arema Cronus menjamu PS TNI pekan lalu, hanya ada 2.851 penonton di Stadion Kanjuruhan yang berkapasitas 40.000 penonton.
Bahkan Pelatih Arema Milomir Seslija juga menyindir jadwal bertanding yang kelewat larut. "Tengah malam waktunya orang tidur, bukan bermain bola. Saya tetap mengapresiasi Aremania yang bersemangat datang ke stadion," ungkap Milo.
Sementara, tim yang menempati peringkat bawah persentase kehadiran penonton adalah Persegres Gresik United dengan 33,60%. Sedangkan Bhayangkara FC berada di urutan buncit dengan occupancy rate 13,2 0%.
Posisi Bhayangkara tersebut sangat wajar karena selama ini nyaris tak memiliki basis supporter dari kalangan sipil. Stadion Gelora Delta lebih banyak dihadiri suporter dari kalangan kepolisian yang jumlahnya juga tidak signifikan.
Melalui akun Twitter ISC, terpampang animo suporter yang dijabarkan dalam persentase tingkat kehadiran (occupancy rate) ke stadion masing-masing tim sejak pekan pertama hingga pekan ke-29. Di daftar itu, dua urutan teratas ditempati Persib Bandung dan Sriwijaya FC.
Keduanya mencatat occupancy rate 66,70% dan 54,90%. Lalu bagaimana dengan tim-tim Jawa Timur (Jatim)? Agak mengejutkan karena Persela Lamongan yang prestasi timnya kurang bagus (peringkat 15 dari 18 kontestan ISC A), justru berada di urutan tertinggi di antara tim Jatim lainya.
Dalam daftar tersebut Persela menempati urutan ketiga dengan occupancy rate 54,10% atau tertinggi dibanding tim Jatim mana pun. Tim jatim yang persentasenya di bawah Persela adalah Madura United dengan 39,10%.
Yang mengejutkan adalah Arema Cronus yang terkenal dengan suporter Aremania. Arema berada di peringkat ketiga di antara tim Jatim dengan occupancy rate 38,60% atau secara global berada di urutan 10 tingkat kehadiran suporter di stadion.
Sering mendapat jadwal bertanding malam hari ditengarai menjadi biang rendahnya angka kehadiran Aremania. Bahkan saat laga Arema Cronus menjamu PS TNI pekan lalu, hanya ada 2.851 penonton di Stadion Kanjuruhan yang berkapasitas 40.000 penonton.
Bahkan Pelatih Arema Milomir Seslija juga menyindir jadwal bertanding yang kelewat larut. "Tengah malam waktunya orang tidur, bukan bermain bola. Saya tetap mengapresiasi Aremania yang bersemangat datang ke stadion," ungkap Milo.
Sementara, tim yang menempati peringkat bawah persentase kehadiran penonton adalah Persegres Gresik United dengan 33,60%. Sedangkan Bhayangkara FC berada di urutan buncit dengan occupancy rate 13,2 0%.
Posisi Bhayangkara tersebut sangat wajar karena selama ini nyaris tak memiliki basis supporter dari kalangan sipil. Stadion Gelora Delta lebih banyak dihadiri suporter dari kalangan kepolisian yang jumlahnya juga tidak signifikan.
(sha)