Formasi 3-4-3 Buat Chelsea Kian Perkasa
A
A
A
LONDON - Chelsea kembali mengukir kemenangan. Pada matchday 17 Liga Primer Inggris, Sabtu (17/12/2016) lalu, The Blues menang tipis 1-0 atas Crystal Palace.
Hasil tersebut membuat Chelsea berjaya di puncak klasemen Liga Primer. Untuk sementara tim asuhan Antonio Conte memimpin persaingan dengan koleksi 43 poin. Mereka unggul tujuh angka dari Manchester City yang ada di urutan kedua.
Bagi Chelsea, ini jadi kemenangan ke-11 yang mereka raih secara beruntun di pentas Liga Primer. Usai dibekuk Arsenal pada 24 September 2016 lalu, Eden Hazard Cs tak lagi terkalahkan. Jika ditotal, Chelsea sudah menciptakan 25 gol dari 11 laga terakhirnya. Sementara gawang mereka sendiri hanya kemasukan tiga gol saja.
Catatan positif tersebut tak lepas dari kejeniusan Conte dalam meracik strategi. Dalam beberapa tahun terakhir, Chelsea gemar mengandalkan formasi 4-2-3-1. Strategi itu kerap digunakan Conte di awal musim ini. Namun setelah dievaluasi, Tim London Biru dinilai lebih cocok dengan formasi 3-4-3.
Keputusan Conte terbukti jitu. Dengan formasinya ini, Chelsea nyaris tampil sempurna. Kekalahan hanya mereka alami di ajang Piala Liga, 27 Oktober 2016 lalu. Ketika itu Chelsea kalah tipis 1-2 dari West Ham United.
Namun kekalahan tersebut tidak menghambat laju Chelsea di ajang Liga Primer. Mereka terus melaju dan sulit dihentikan bahkan oleh tim sekelas Manchester United, Manchester City serta Tottenham Hotspur.
Chelsea asuhan Conte sudah melewati rekor 10 kemenangan beruntun saat mereka dilatih Jose Mourinho. Kini The Blues tinggal mengejar rekor 13 kemenangan beruntun yang dibuat Arsenal pada Liga Primer musim 2001/2002 lalu. (Baca juga: Lewati Mourinho, Chelsea Conte Kejar Rekor Abadi Arsenal di EPL)
"Kami melaju dengan sangat fantasis. Beri selamat pada para pemain, bukan ke saya. Mereka layak mendapatkannya dan saya senang dengan itu," ucap Conte pada BBC.
Secara logika, formasi 3-4-3 terlalu riskan untuk diterapkan di kompetisi seketat Liga Primer Inggris. Namun untungnya, Chelsea memiliki pemain-pemain yang dapat mengatasi itu. Tiga bek mereka, Cesar Azpilicueta, David Luiz dan Gary Cahill punya chemistry yang sangat baik. Dengan kedisiplinan tinggi, mereka menjelma jadi benteng kokoh yang sulit ditembus lawan.
Di posisi sayap, ada Marcos Alonso dan Victor Moses. Keduanya sangat aktif menyusuri sisi lapangan. Selain membantu lini serang, mereka juga sangat tangguh ketika mundur ke area pertahanan.
Penampilan mengagumkan juga diperlihatkan dua gelandang enerjik, N'golo Kante dan Nemanja Matic. Tugas mereka sebenarnya sulit yakni harus memutus setiap serangan lawan. Namun dengan bakatnya, tugas tersebut nampak mudah dijalani oleh Kante dan juga Matic.
Tiga pemain di lini serang juga patut diacungi jempol. Diego Costa berperan sebagai ujung tombak. Sementara Eden Hazard dan Pedro Rodriguez aktif mencari bola ke berbagai sisi.
Saat ketiganya sulit berkembang, Conte tidak merasa khawatir. Sebab ia memiliki pemain yang tidak kalah hebat seperti Willian, Cesc Fabregas dan Michy Batshuayi.
Namun di balik catatan positifnya, ada hal negatif yang tak lepas untuk disorot. Dengan strateginya ini, Conte sampai melupakan pemain lain yang kualitasnya tak perlu diragukan. Kemungkinan, pemain-pemain yang tidak terpakai seperti Oscar, John Obi Mikel, John Terry dan Kurt Zouma bakal memilih hengkang di bursa transfer musim dingin 2017 atau musim panas 2017.
Hasil tersebut membuat Chelsea berjaya di puncak klasemen Liga Primer. Untuk sementara tim asuhan Antonio Conte memimpin persaingan dengan koleksi 43 poin. Mereka unggul tujuh angka dari Manchester City yang ada di urutan kedua.
Bagi Chelsea, ini jadi kemenangan ke-11 yang mereka raih secara beruntun di pentas Liga Primer. Usai dibekuk Arsenal pada 24 September 2016 lalu, Eden Hazard Cs tak lagi terkalahkan. Jika ditotal, Chelsea sudah menciptakan 25 gol dari 11 laga terakhirnya. Sementara gawang mereka sendiri hanya kemasukan tiga gol saja.
Catatan positif tersebut tak lepas dari kejeniusan Conte dalam meracik strategi. Dalam beberapa tahun terakhir, Chelsea gemar mengandalkan formasi 4-2-3-1. Strategi itu kerap digunakan Conte di awal musim ini. Namun setelah dievaluasi, Tim London Biru dinilai lebih cocok dengan formasi 3-4-3.
Keputusan Conte terbukti jitu. Dengan formasinya ini, Chelsea nyaris tampil sempurna. Kekalahan hanya mereka alami di ajang Piala Liga, 27 Oktober 2016 lalu. Ketika itu Chelsea kalah tipis 1-2 dari West Ham United.
Namun kekalahan tersebut tidak menghambat laju Chelsea di ajang Liga Primer. Mereka terus melaju dan sulit dihentikan bahkan oleh tim sekelas Manchester United, Manchester City serta Tottenham Hotspur.
Chelsea asuhan Conte sudah melewati rekor 10 kemenangan beruntun saat mereka dilatih Jose Mourinho. Kini The Blues tinggal mengejar rekor 13 kemenangan beruntun yang dibuat Arsenal pada Liga Primer musim 2001/2002 lalu. (Baca juga: Lewati Mourinho, Chelsea Conte Kejar Rekor Abadi Arsenal di EPL)
"Kami melaju dengan sangat fantasis. Beri selamat pada para pemain, bukan ke saya. Mereka layak mendapatkannya dan saya senang dengan itu," ucap Conte pada BBC.
Secara logika, formasi 3-4-3 terlalu riskan untuk diterapkan di kompetisi seketat Liga Primer Inggris. Namun untungnya, Chelsea memiliki pemain-pemain yang dapat mengatasi itu. Tiga bek mereka, Cesar Azpilicueta, David Luiz dan Gary Cahill punya chemistry yang sangat baik. Dengan kedisiplinan tinggi, mereka menjelma jadi benteng kokoh yang sulit ditembus lawan.
Di posisi sayap, ada Marcos Alonso dan Victor Moses. Keduanya sangat aktif menyusuri sisi lapangan. Selain membantu lini serang, mereka juga sangat tangguh ketika mundur ke area pertahanan.
Penampilan mengagumkan juga diperlihatkan dua gelandang enerjik, N'golo Kante dan Nemanja Matic. Tugas mereka sebenarnya sulit yakni harus memutus setiap serangan lawan. Namun dengan bakatnya, tugas tersebut nampak mudah dijalani oleh Kante dan juga Matic.
Tiga pemain di lini serang juga patut diacungi jempol. Diego Costa berperan sebagai ujung tombak. Sementara Eden Hazard dan Pedro Rodriguez aktif mencari bola ke berbagai sisi.
Saat ketiganya sulit berkembang, Conte tidak merasa khawatir. Sebab ia memiliki pemain yang tidak kalah hebat seperti Willian, Cesc Fabregas dan Michy Batshuayi.
Namun di balik catatan positifnya, ada hal negatif yang tak lepas untuk disorot. Dengan strateginya ini, Conte sampai melupakan pemain lain yang kualitasnya tak perlu diragukan. Kemungkinan, pemain-pemain yang tidak terpakai seperti Oscar, John Obi Mikel, John Terry dan Kurt Zouma bakal memilih hengkang di bursa transfer musim dingin 2017 atau musim panas 2017.
(bep)