Pramusim F1 2017, Ferrari Pakai Teknologi 3D di Mobil Vettel-Kimi
A
A
A
MARANELLO - Jelang dimulainya tes resmi pramusim F1 2017 di Sirkuit Catalunya, Spanyol, 27 Februari-2 Maret mendatang. Tim Ferrari akan meluncurkan mobil gres mereka pada 24 Februari di Maranello.
Seperti dilaporkan Motorsport, Ferrari kini bertumpu pada teknologi cetakan 3D untuk membuat desain piston yang inovatif dan diharapkan dapat memberikan kemajuan besar pada mesin F1 2017 mereka.
Bekerja di bawah pengawasan ketat presiden Sergio Marchionne. dan terlihat bungkam terkait kans mereka di tahun ini, Ferrari diyakini terus bekerja keras di pabrik mereka di Maranello demi meraih kemajuan besar.
Di awal musim 2016, tim Kuda Jingkrak menaruh tekanan di atas pundak mereka sendiri usai sesumbar dengan target menjadi juara di balapan perdana. Kemajuan proyek 668 Ferrari diyakini sudah sesuai target dan siap untuk melakukan debut publik di sesi pengambilan gambar di Fiorano pada tanggal 24 Februari. Sementara penampilan perdana akan diperlihatkan melalui media internet seperti yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir ini.
Agar dapat memenuhi target, Ferrari harus melakukan perancangan mesin dengan cara yang revolusioner, dan berfokus pada inovasi. Saat ini uji coba tengah dilakukan terhadap desain piston istimewa berbahan baja alumunium yang baru. Meski FIA memberikan batasan kepada pabrikan terkait material-material apa saja yang bisa mereka gunakan, Ferrari diyakini siap berpindah dari material aluminium yang biasa digunakan oleh tim-tim F1.
Ferrari beralasan mereka ingin mencari material yang lebih elastis di bawah beban yang lebih tinggi (dan juga peningkatan suhu) tanpa mengorbankan reliabilitas mobil. Aluminium aloi memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan baja aloi, tetapi mereka lebih mudah mengalami deformasi dan rusak di bawah suhu ekstrim. Beban tambahan pada komponen yang bergerak seperi piston merupakan masalah besar. Maka mencari solusi yang dapat bekerja lebih baik dan reliabel menjadi fokus utama.
Staf di Maranello saat ini bertumpu pada teknologi cetakan 3D demi membantu pencarian mereka menemukan aloi yang tepat. Teknologi tersebut diyakini mempermudah insinyur-insinyur Ferrari untuk membuat lapisan material yang tipis secara satu per satu.
Dengan demikian, ada kemungkinan Ferrari dapat menemukan atau membuat bentuk rumit yang belum pernah digunakan oleh tim-tim lain sebelumnya.
Kebebasan yang ditawarkan oleh cetakan 3D, ditambah dengan kecepatan produksi, membuka wawasan baru terkait pengembangan desain mobil yang sebelumnya hanya bisa dilakukan melalui model terowongan angin dan komponen prototipe berbahan plastik.
Meski kemungkinan besar Ferrari tidak sendirian dalam penerapan inovasi ini, direktur teknis Ferrari, Mattia Binotto, berharap timnya dapat mengalami kemajuan secepat mungkin di awal musim 2017.
Seperti dilaporkan Motorsport, Ferrari kini bertumpu pada teknologi cetakan 3D untuk membuat desain piston yang inovatif dan diharapkan dapat memberikan kemajuan besar pada mesin F1 2017 mereka.
Bekerja di bawah pengawasan ketat presiden Sergio Marchionne. dan terlihat bungkam terkait kans mereka di tahun ini, Ferrari diyakini terus bekerja keras di pabrik mereka di Maranello demi meraih kemajuan besar.
Di awal musim 2016, tim Kuda Jingkrak menaruh tekanan di atas pundak mereka sendiri usai sesumbar dengan target menjadi juara di balapan perdana. Kemajuan proyek 668 Ferrari diyakini sudah sesuai target dan siap untuk melakukan debut publik di sesi pengambilan gambar di Fiorano pada tanggal 24 Februari. Sementara penampilan perdana akan diperlihatkan melalui media internet seperti yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir ini.
Agar dapat memenuhi target, Ferrari harus melakukan perancangan mesin dengan cara yang revolusioner, dan berfokus pada inovasi. Saat ini uji coba tengah dilakukan terhadap desain piston istimewa berbahan baja alumunium yang baru. Meski FIA memberikan batasan kepada pabrikan terkait material-material apa saja yang bisa mereka gunakan, Ferrari diyakini siap berpindah dari material aluminium yang biasa digunakan oleh tim-tim F1.
Ferrari beralasan mereka ingin mencari material yang lebih elastis di bawah beban yang lebih tinggi (dan juga peningkatan suhu) tanpa mengorbankan reliabilitas mobil. Aluminium aloi memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan baja aloi, tetapi mereka lebih mudah mengalami deformasi dan rusak di bawah suhu ekstrim. Beban tambahan pada komponen yang bergerak seperi piston merupakan masalah besar. Maka mencari solusi yang dapat bekerja lebih baik dan reliabel menjadi fokus utama.
Staf di Maranello saat ini bertumpu pada teknologi cetakan 3D demi membantu pencarian mereka menemukan aloi yang tepat. Teknologi tersebut diyakini mempermudah insinyur-insinyur Ferrari untuk membuat lapisan material yang tipis secara satu per satu.
Dengan demikian, ada kemungkinan Ferrari dapat menemukan atau membuat bentuk rumit yang belum pernah digunakan oleh tim-tim lain sebelumnya.
Kebebasan yang ditawarkan oleh cetakan 3D, ditambah dengan kecepatan produksi, membuka wawasan baru terkait pengembangan desain mobil yang sebelumnya hanya bisa dilakukan melalui model terowongan angin dan komponen prototipe berbahan plastik.
Meski kemungkinan besar Ferrari tidak sendirian dalam penerapan inovasi ini, direktur teknis Ferrari, Mattia Binotto, berharap timnya dapat mengalami kemajuan secepat mungkin di awal musim 2017.
(sbn)