Hadir Lagi di Pinggir Lapangan, Timo Justru Ngaku Benci Melatih
A
A
A
BANDUNG - Timo Scheunemann memutuskan turun gunung. Setelah beberapa tahun terakhir alih profesi sebagai komentator sepak bola, dia kembali bertugas setelah dipercaya menukangi Persiba Balikpapan.Piala Presiden 2017 jadi panggung come back Timo di kancah sepak bola Indonesia. Terakhir kali sosok blasteran Jerman itu memberi instruksi pada pemain saat menangani Persema Malang (2010-2011).Saat itu, Timo berhasil mengorbitkan beberapa pemain muda menjadi bintang, diantaranya Kim Jeffrey Kurniawan yang kini memperkuat Persib Bandung, dan Irfan Bachdim yang sekarang bermain di Bali United.Bukan pilihan mudah kembali menjalani profesi sebagai pelatih. Timo bahkan mengaku kurang suka jadi pelatih. Tapi, kebenciannya setara dengan kecintaannya pada profesi ini. “50% saya benci menjadi pelatih. Tapi, 50% saya mencintai pekerjaan ini,” tukasnya.Timo mengungkap pemicu kebenciannya jadi pelatih. Pertama adalah tekanan karena prestasi tim akan menjadi tanggung jawab pelatih. Tuntutan dari manajemen dan suporter pun akan terus membayanginya selama bekerja.Agar tidak mengecewakan, sosok kelahiran Kediri itu mengaku terus berpikir keras setiap saat demi memenuhi harapan publik. Tapi, dia mengaku seharusnya tidak mendapat tekanan besar. Sebab, sebagai pelatih dia sadar betul apa resikonya.“Saya tidak mendapat tekanan dari luar. Saya sudah menekan diri saya sendiri (untuk bekerja maksimal). Tapi, saya juga enggak tahu (kenapa menerima tawaran menjadi pelatih lagi),” tambah Timo.Selain benci tekanan, Timo juga benci harus berpisah jauh dengan keluarganya yang tinggal di Malang. Dia tidak mungkin membawa anak dan istrinya ke Balikpapan karena berbagai alasan, salah satunya karena anaknya masih sekolah.Ketika melatih, Timo mengaku bukan tipe yang suka menyalahkan pemain meski melakukan kesalahan di lapangan. Saat pemain melakukan kesalahan, dia justru menganggap itu adalah kesalahannya sebagai pelatih.
(mir)