Valentino Rossi, Dia Tidak Punya Istri dan Juga Tidak Punya Anak
A
A
A
TEXAS - Anda masih ingat Colin Edwards bukan? Pastinya iya! Dia merupakan salah satu pembalap hebat di Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK). Dua gelar juara dunia dipersembahkan rider asal Texas, Amerika Serikat tersebut kala membela tim Castrol Honda pada 2000 dan 2002.
Namun sayangnya, saat naik ke kelas bergengsi di Kejuaraan Dunia Balap Motor GP bersama motor prototipe Aprilia, Honda, dan Yamaha. Nasib sang Texas Tornado (julukan Colin Edwards) tak sebagus kala membesut motor 1000cc produk massal.
Dari total 196 balapan di MotoGP mulai GP Jepang 2003 hingga GP Inggris 2014, Colin Edwards tak jua kesampaian mencicipi kemenangan seri. Rapornya terbaiknya di kelas bergengsi hanyalah 12 podium finis, 3 pole position, dan 3 lap tercepat, serta posisi empat di klasemen akhir pembalap musim 2005 kala jadi rekan setim Valentino Rossi di Gauloises Yamaha.
Kenapa ya kok si Texas Tornado bisa sampai tidak memenangkan sebuah lomba di MotoGP? Apakah karena seorang Rossi, rekan setimnya selama tiga musim di Yamaha? Atau lawan-lawannya saat itu yang teramat kuat, macam Max Biaggi, Sete Gibernau, Marco Melandri, Loris Capirossi, Nicky Hayden, Dani Pedrosa, hingga Casey Stoner?
Berikut penuturan pembalap 42 tahun tersebut, yang kini memiliki fasilitas latihan motocross lengkap bernama The Colin Edwards Texas Tornado Boot Camp itu kepada GPOne dalam sebuah wawancara terbaru.
Boleh diceritakan awal kisah Anda berlomba di MotoGP?
“Setelah dari Superbike (WSBK) bersama Honda. Saya memacu Aprilia RS Cube (2003), sebuah motor berteknologi maju tapi masih dalam tahap pengembangan awal. Pada 2004, saya pindah ke tim Honda Gresini dan meraih podium pertama di MotoGP.”
“Saya lantas mendapat panggilan dari tim pabrikan Yamaha untuk musim 2005 bersama Valentino Rossi. Sebelumnya kami pernah balapan bersama dan memenangkan Suzuka 8 Hours pada 2001.”
Apa yang Anda ingat dari pengalaman bersama Valentino? Mengapa Anda tak bisa memenangkan sebuah lomba?
“Saya menjalani tiga musim yang indah bersama Rossi. Dia memenangkan banyak balapan dan saya pikir saya melakukan yang terbaik, mengambil keuntungan penuh dari kemampuan saya. Saya sudah melalui banyak musim di MotoGP dan menuai kepuasan, serta podium. Soal menang lomba? Saya hanya kalah serambut (di garis finis dari lawan-lawan saya). Dan mengingat para pembalap saingan saya saat itu, Rossi, Biaggi, saya dapat katakan bahwa saya sama sekali tidak menyesalinya.”
Valentino sedikit lagi berulang tahun yang ke-38 (pada 16 Februari 2017). Apakah menurut Anda dia masih bisa bertahan di deretan teratas?
“Tengok saja, saya pensiun (dari MotoGP) pada usia 40. Saya sehat secara fisik (saat pensiun), tetapi sulit untuk mempertahankan mentalitas. Namun bagi Rossi ... well, dia tidak memiliki istri, dia juga tidak mempunyai beberapa anak (seperti saya). Anda pasti tahu apa yang saya maksud. Karena itu dia (Rossi) hanya punya sedikit masalah (sambil tertawa). Singkatnya, Valentino hanya memiliki balapan yang patut dia pikirkan dan saya yakin dia bakal terus melakukannya dengan sangat baik. Dia bakal berjuang untuk menang (juara dunia).”
Ya, Rossi akan berjuang untuk menang melawan para pembalap yang usianya jauh lebih muda darinya, macam Marc Marquez dan Maverick Vinales?
“Maverick Vinales punya talenta hebat. Pada tes pertama di Valencia, dia menunjukkan langsung bahwa dia cepat dengan Yamaha M1 dan dia mengulangi performanya di Malaysia. Vinales memiliki skill balapan yang sangat baik, dia cepat dan lapar gelar. Kita akan melihat pada level mana dia akan memulai musim ini (di lomba sebenarnya).”
Namun sayangnya, saat naik ke kelas bergengsi di Kejuaraan Dunia Balap Motor GP bersama motor prototipe Aprilia, Honda, dan Yamaha. Nasib sang Texas Tornado (julukan Colin Edwards) tak sebagus kala membesut motor 1000cc produk massal.
Dari total 196 balapan di MotoGP mulai GP Jepang 2003 hingga GP Inggris 2014, Colin Edwards tak jua kesampaian mencicipi kemenangan seri. Rapornya terbaiknya di kelas bergengsi hanyalah 12 podium finis, 3 pole position, dan 3 lap tercepat, serta posisi empat di klasemen akhir pembalap musim 2005 kala jadi rekan setim Valentino Rossi di Gauloises Yamaha.
Kenapa ya kok si Texas Tornado bisa sampai tidak memenangkan sebuah lomba di MotoGP? Apakah karena seorang Rossi, rekan setimnya selama tiga musim di Yamaha? Atau lawan-lawannya saat itu yang teramat kuat, macam Max Biaggi, Sete Gibernau, Marco Melandri, Loris Capirossi, Nicky Hayden, Dani Pedrosa, hingga Casey Stoner?
Berikut penuturan pembalap 42 tahun tersebut, yang kini memiliki fasilitas latihan motocross lengkap bernama The Colin Edwards Texas Tornado Boot Camp itu kepada GPOne dalam sebuah wawancara terbaru.
Boleh diceritakan awal kisah Anda berlomba di MotoGP?
“Setelah dari Superbike (WSBK) bersama Honda. Saya memacu Aprilia RS Cube (2003), sebuah motor berteknologi maju tapi masih dalam tahap pengembangan awal. Pada 2004, saya pindah ke tim Honda Gresini dan meraih podium pertama di MotoGP.”
“Saya lantas mendapat panggilan dari tim pabrikan Yamaha untuk musim 2005 bersama Valentino Rossi. Sebelumnya kami pernah balapan bersama dan memenangkan Suzuka 8 Hours pada 2001.”
Apa yang Anda ingat dari pengalaman bersama Valentino? Mengapa Anda tak bisa memenangkan sebuah lomba?
“Saya menjalani tiga musim yang indah bersama Rossi. Dia memenangkan banyak balapan dan saya pikir saya melakukan yang terbaik, mengambil keuntungan penuh dari kemampuan saya. Saya sudah melalui banyak musim di MotoGP dan menuai kepuasan, serta podium. Soal menang lomba? Saya hanya kalah serambut (di garis finis dari lawan-lawan saya). Dan mengingat para pembalap saingan saya saat itu, Rossi, Biaggi, saya dapat katakan bahwa saya sama sekali tidak menyesalinya.”
Valentino sedikit lagi berulang tahun yang ke-38 (pada 16 Februari 2017). Apakah menurut Anda dia masih bisa bertahan di deretan teratas?
“Tengok saja, saya pensiun (dari MotoGP) pada usia 40. Saya sehat secara fisik (saat pensiun), tetapi sulit untuk mempertahankan mentalitas. Namun bagi Rossi ... well, dia tidak memiliki istri, dia juga tidak mempunyai beberapa anak (seperti saya). Anda pasti tahu apa yang saya maksud. Karena itu dia (Rossi) hanya punya sedikit masalah (sambil tertawa). Singkatnya, Valentino hanya memiliki balapan yang patut dia pikirkan dan saya yakin dia bakal terus melakukannya dengan sangat baik. Dia bakal berjuang untuk menang (juara dunia).”
Ya, Rossi akan berjuang untuk menang melawan para pembalap yang usianya jauh lebih muda darinya, macam Marc Marquez dan Maverick Vinales?
“Maverick Vinales punya talenta hebat. Pada tes pertama di Valencia, dia menunjukkan langsung bahwa dia cepat dengan Yamaha M1 dan dia mengulangi performanya di Malaysia. Vinales memiliki skill balapan yang sangat baik, dia cepat dan lapar gelar. Kita akan melihat pada level mana dia akan memulai musim ini (di lomba sebenarnya).”
(sbn)