Dihantui Mitos Negatif, Aji Santoso Tetap Percaya Diri
A
A
A
MALANG - Pelatih Arema FC, Aji Santoso optimistis menatap babak 8 besar Piala Presiden 2017. Meski Arema punya kenangan buruk di Stadion Manahan Solo tempat digelarnya pertandingan melawan Sriwijaya FC, Aji tetap yakin timnya bisa meraih hasil positif.
"Saya tidak percaya dengan mitos Arema sulit menang di Solo. Buktinya kemarin (akhir Januari) kami bisa juara Trofeo Bhayangkara di Solo dan sekarang kami akan berjuang mengulanginya lagi," kata Aji.
"Segala catatan pertandingan sebelumnya antara Arema melawan Sriwijaya FC di Solo atau pun tempat lain tidak akan memengaruhi pemain, semua itu hanya catatan dan mitos. Kami akan tetap fight melawan mereka," tambahnya.
Pada final Piala Indonesia 2009/2010 lalu, Arema kalah 1-2 saat tampil di Stadion Manahan. Saat itu mereka kalah dari Sriwijaya, tim yang akan dihadapi di babak 8 besar Piala Presiden, Minggu (26/2/2017).
Hasil buruk juga diterima Singo Edan ketika bermain di pentas Inter Island Cup 2012. Waktu itu Arema keok 0-1 dan lagi-lagi kekalahan datang dari Sriwijaya.
Tak habis sampai di situ, Laskar Wong Kito kembali membekuk Arema di Stadion Manahan 11 Oktober 2015 lalu. Tampil pada leg kedua semifinal Piala Presiden, Arema dipaksa menyerah 1-2.
Dari 11 penampilannya di Stadion Manahan, lima mereka lewati dengan kekalahan. Sementara lainnya diakhiri dengan dua hasil imbang dan empat kemenangan.
Meski demikian, Aji tetap tidak peduli dengan sejarah buruk Arema. Ia yakin pasukannya mampu menghajar Sriwijaya dan meraih tiket ke babak semifinal Piala Presiden 2017.
"Saya tidak pernah percaya pada statistik dan mitos, karena pemainnya beda, pelatihnya beda, tentu kedua tim punya peluang menang. Harapan saya anak-anak tetap bisa fight untuk memenangkan pertandingan," ucapnya.
"Bertemu siapapun sama saja. Semua tim yang lolos ke fase ini punya kekuatan berimbang. Mau lawan Sriwijaya FC atau tim mana pun saya tegaskan kami siap. Yang penting kami fokus melakukan persiapan untuk diri sendiri," pungkasnya.
"Saya tidak percaya dengan mitos Arema sulit menang di Solo. Buktinya kemarin (akhir Januari) kami bisa juara Trofeo Bhayangkara di Solo dan sekarang kami akan berjuang mengulanginya lagi," kata Aji.
"Segala catatan pertandingan sebelumnya antara Arema melawan Sriwijaya FC di Solo atau pun tempat lain tidak akan memengaruhi pemain, semua itu hanya catatan dan mitos. Kami akan tetap fight melawan mereka," tambahnya.
Pada final Piala Indonesia 2009/2010 lalu, Arema kalah 1-2 saat tampil di Stadion Manahan. Saat itu mereka kalah dari Sriwijaya, tim yang akan dihadapi di babak 8 besar Piala Presiden, Minggu (26/2/2017).
Hasil buruk juga diterima Singo Edan ketika bermain di pentas Inter Island Cup 2012. Waktu itu Arema keok 0-1 dan lagi-lagi kekalahan datang dari Sriwijaya.
Tak habis sampai di situ, Laskar Wong Kito kembali membekuk Arema di Stadion Manahan 11 Oktober 2015 lalu. Tampil pada leg kedua semifinal Piala Presiden, Arema dipaksa menyerah 1-2.
Dari 11 penampilannya di Stadion Manahan, lima mereka lewati dengan kekalahan. Sementara lainnya diakhiri dengan dua hasil imbang dan empat kemenangan.
Meski demikian, Aji tetap tidak peduli dengan sejarah buruk Arema. Ia yakin pasukannya mampu menghajar Sriwijaya dan meraih tiket ke babak semifinal Piala Presiden 2017.
"Saya tidak pernah percaya pada statistik dan mitos, karena pemainnya beda, pelatihnya beda, tentu kedua tim punya peluang menang. Harapan saya anak-anak tetap bisa fight untuk memenangkan pertandingan," ucapnya.
"Bertemu siapapun sama saja. Semua tim yang lolos ke fase ini punya kekuatan berimbang. Mau lawan Sriwijaya FC atau tim mana pun saya tegaskan kami siap. Yang penting kami fokus melakukan persiapan untuk diri sendiri," pungkasnya.
(bep)