Piala Presiden 2017 dan Kedewasaan Bersepak Bola
A
A
A
JAKARTA - Piala Presiden 2017 telah berakhir dan menunjuk Arema FC sebagai kampiun. Di balik kemeriahan yang tercipta, ada sejumlah nilai yang bisa dipetik untuk mengembangkan sepak bola Indonesia.
Piala Presiden 2017 digelar sejak 4 Februari hingga 12 Maret. Sebanyak 20 tim yang tergabung dalam lima grup, bersaing menjadi juara di turnamen yang berhadiah miliaran rupiah tersebut.
Selama itu pula, tercipta 97 gol yang tercipta dari 40 pertandingan. Di sisi pelanggaran, 7 kartu merah dan 173 kartu kartu kuning dikeluarkan sepanjang gelaran turnamen.
Arema FC pun keluar sebagai jawara setelah menekuk Pusamania Borneo di Stadion Pakansari, Cibinong, Kab. Bogor, Minggu (12/3/2017). Keberhasilan itu kian lengkap setelah Singo Edan dinobatkan sebagai tim terproduktif dengan 18 gol dan dua pemainnya merebut gelar individu yakni top skor yang diraih Cristian Gonzales (11 gol) serta pemain terbaik yang disematkan pada Adam Alis.
Jika menilik Piala Presiden edisi perdana dua tahun silam, jelas ada peningkatan kualitas baik dari segi jumlah peserta dan permainan. Tapi yang terpenting, Piala Presiden 2017 membawa atmosfer baru bagi dunia sepak bola Tanah Air.
Sepak Bola yang Makin Dewasa
Piala Presiden 2015 digelar sebagai solusi atas permasalahan yang melibatkan Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, dengan PSSI yang ketika itu berstatus vakum lantaran dibekukan. Kerinduan masyarakat menyaksikan laga tim kesayangannya berlaga jelas terobati.
Persib Bandung keluar sebagai juara turnamen yang diikuti 16 tim tersebut, setelah mengalahkan Sriwijaya 2-0 di Stadion Gelora Utama Bung Karno. Namun ketika itu, Piala Presiden cuma dianggap solusi sesaat lantaran konflik sepak bola masih berlanjut, sebelum akhirnya sanksi FIFA dicabut tahun lalu.
Kini, Piala Presiden 2017 jadi turnamen yang tak sekadar jadi obat kerinduan semata, tapi juga telah meningkatkan kualitas persepakbolaan Indonesia. Ada beberapa aspek mengapa dikatakan demikian.
Pertama, Piala Presiden 2017 jadi ajang pemanasan yang tepat bagi tim untuk kembali menatap kompetisi tertinggi. Ya, Liga 1 yang jadi produk Kongres Tahunan PSSI di Bandung, akan mulai digelar pada 15 April mendatang.
Selain itu, Piala Presiden 2017 jadi ajang kedewasaan bersepak bola Indonesia. Kendati ada aturan pembatasan usia di Liga 1, pemain senior tetap bermain total sepanjang turnamen. Cristian Gonzales jadi contohnya, yang memborong 11 gol ke gawang lawan.
Selain sisi pemain, suporter juga turut diapresiasi. Selama Piala Presiden 2017, nyaris tidak terdengar adanya kasus kericuhan yang terjadi. Cerita kelam yang sudah-sudah, seolah sirna selama berlangsungnya turnamen yang dikomandoi langsung Presiden Joko Widodo ini.
Pada akhirnya, Piala Presiden 2017 memang telah usai. Tapi, kedewasaan bersepak bola Indonesia jelas baru terlahir kembali.
Piala Presiden 2017 digelar sejak 4 Februari hingga 12 Maret. Sebanyak 20 tim yang tergabung dalam lima grup, bersaing menjadi juara di turnamen yang berhadiah miliaran rupiah tersebut.
Selama itu pula, tercipta 97 gol yang tercipta dari 40 pertandingan. Di sisi pelanggaran, 7 kartu merah dan 173 kartu kartu kuning dikeluarkan sepanjang gelaran turnamen.
Arema FC pun keluar sebagai jawara setelah menekuk Pusamania Borneo di Stadion Pakansari, Cibinong, Kab. Bogor, Minggu (12/3/2017). Keberhasilan itu kian lengkap setelah Singo Edan dinobatkan sebagai tim terproduktif dengan 18 gol dan dua pemainnya merebut gelar individu yakni top skor yang diraih Cristian Gonzales (11 gol) serta pemain terbaik yang disematkan pada Adam Alis.
Jika menilik Piala Presiden edisi perdana dua tahun silam, jelas ada peningkatan kualitas baik dari segi jumlah peserta dan permainan. Tapi yang terpenting, Piala Presiden 2017 membawa atmosfer baru bagi dunia sepak bola Tanah Air.
Sepak Bola yang Makin Dewasa
Piala Presiden 2015 digelar sebagai solusi atas permasalahan yang melibatkan Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, dengan PSSI yang ketika itu berstatus vakum lantaran dibekukan. Kerinduan masyarakat menyaksikan laga tim kesayangannya berlaga jelas terobati.
Persib Bandung keluar sebagai juara turnamen yang diikuti 16 tim tersebut, setelah mengalahkan Sriwijaya 2-0 di Stadion Gelora Utama Bung Karno. Namun ketika itu, Piala Presiden cuma dianggap solusi sesaat lantaran konflik sepak bola masih berlanjut, sebelum akhirnya sanksi FIFA dicabut tahun lalu.
Kini, Piala Presiden 2017 jadi turnamen yang tak sekadar jadi obat kerinduan semata, tapi juga telah meningkatkan kualitas persepakbolaan Indonesia. Ada beberapa aspek mengapa dikatakan demikian.
Pertama, Piala Presiden 2017 jadi ajang pemanasan yang tepat bagi tim untuk kembali menatap kompetisi tertinggi. Ya, Liga 1 yang jadi produk Kongres Tahunan PSSI di Bandung, akan mulai digelar pada 15 April mendatang.
Selain itu, Piala Presiden 2017 jadi ajang kedewasaan bersepak bola Indonesia. Kendati ada aturan pembatasan usia di Liga 1, pemain senior tetap bermain total sepanjang turnamen. Cristian Gonzales jadi contohnya, yang memborong 11 gol ke gawang lawan.
Selain sisi pemain, suporter juga turut diapresiasi. Selama Piala Presiden 2017, nyaris tidak terdengar adanya kasus kericuhan yang terjadi. Cerita kelam yang sudah-sudah, seolah sirna selama berlangsungnya turnamen yang dikomandoi langsung Presiden Joko Widodo ini.
Pada akhirnya, Piala Presiden 2017 memang telah usai. Tapi, kedewasaan bersepak bola Indonesia jelas baru terlahir kembali.
(bep)