Jika Saya Mengalahkan Dia, Maka Dia Berada Dalam Masalah Besar
A
A
A
LOSAIL - Bukannya senang naik motor tim pabrikan, pembalap salah satu tim di MotoGP 2017 ini malah gembira tidak kebagian jatah itu dan berlomba dengan motor edisi tahun sebelumnya.
Ya, pembalap tim Pramac Racing, Scott Redding, mengaku lega tidak mendapatkan Ducati Desmosedici GP17. Pasalnya, itu akan membuat ia dalam tekanan seperti rekan setim Danilo Petrucci.
Kedua pembalap memang terlibat pertarungan internal pada MotoGP 2016 untuk memperebutkan motor spesifikasi anyar. Petrucci akhirnya keluar sebagai pemenang dan berhak mengendarai GP17 di MotoGP 2017, sedangkan Redding mendapatkan GP16.
Kendati demikian, Redding justru tampil lebih baik ketimbang Petrucci pada seri pembuka MotoGP 2017, di Sirkuit Losail, Qatar, 26 Maret lalu. Ia menjadi pembalap tercepat dalam sesi Free Practice 2 (FP2) dan meraih hasil kualifikasi pada posisi start keenam.
Redding juga berhasil finis ketujuh, menempatkannya sebagai pembalap satelit dengan raihan terbaik, sementara Petrucci malah gagal finis karena diduga mengalami masalah baterai. Redding bilang, bahwa mengetahui motor dengan spesifikasi lebih tua justru menguntungkan. Karena itu berarti akan membuat Petrucci dalam masalah besar jika tidak mengalahkan Redding.
“Sekarang bukan benar-benar pertarungan antara saya dan Danilo. Ini jelas sedikit lebih mengetahui dia memiliki motor berbeda, dan itu lebih baik,” ucap Redding seperti dilaporkan Motorsport.
“Jika dia mengalahkan saya, memang seharusnya demikian. Tapi jika saya mengalahkan dia, maka dia dalam masalah besar. Bagi saya, itu sesuatu yang mungkin akan membantu. Sedikit tekanan dan sedikit rasa stres – terutama ketika hal-hal tidak berjalan sebagaimana mestinya,” imbuh pembalap Britania Raya tersebut.
Lebih lanjut, pembalap 24 tahun itu menjelaskan: “Jika itu berjalan tidak tepat bagi saya, maka itu tidak membuat saya tertekan. Tapi jika tidak berjalan tepat bagi dia, karena orang tahu dia memiliki GP17, dan dia tidak bisa berperforma, maka dia akan menjadi satu-satunya yang merasakan tekanan. Dengan demikian, ketika saya melihat masalah yang dia miliki, saya sebenarnya cukup senang tidak memiliki motor itu (GP17) pada saat ini.”
Adapun selain berhasil finis ketujuh di MotoGP Qatar 2017, Redding mengatakan bahwa terpaut 10 detik di belakang pemenang Maverick Vinales (Yamaha) juga memberikan dorongan dan motivasi kepada dirinya. “Jika bertanya saat tes dua pekan lalu (pramusim) dan mengatakan saya akan finis ketujuh, maka saya pasti tertawa. Tapi kami fokus dan tahu apa yang harus dilakukan,” ujar Redding.
“Saya tidak mendapatkan cukup grip (daya cengkeram) dari ban belakang dan saya tidak benar-benar bisa membuat motor menikung. Itulah mengapa Anda melihat catatan waktu tidak berubah dari lap pertama sampai lap terakhir. Saya konsisten sepanjang lomba,” katanya lagi.
“Pada akhirnya saya senang terpaut 9-10 detik dari pemenang (di akhir balapan). Saya pikir itu jarak terdekat yang pernah saya rasakan dalam balapan kering. Itu hal yang sangat positif bagi saya, karena tahun lalu terpaut 20-25 detik. Jadi, bisa terpaut 10 detik adalah langkah kemajuan,” tukas Redding.
Ya, pembalap tim Pramac Racing, Scott Redding, mengaku lega tidak mendapatkan Ducati Desmosedici GP17. Pasalnya, itu akan membuat ia dalam tekanan seperti rekan setim Danilo Petrucci.
Kedua pembalap memang terlibat pertarungan internal pada MotoGP 2016 untuk memperebutkan motor spesifikasi anyar. Petrucci akhirnya keluar sebagai pemenang dan berhak mengendarai GP17 di MotoGP 2017, sedangkan Redding mendapatkan GP16.
Kendati demikian, Redding justru tampil lebih baik ketimbang Petrucci pada seri pembuka MotoGP 2017, di Sirkuit Losail, Qatar, 26 Maret lalu. Ia menjadi pembalap tercepat dalam sesi Free Practice 2 (FP2) dan meraih hasil kualifikasi pada posisi start keenam.
Redding juga berhasil finis ketujuh, menempatkannya sebagai pembalap satelit dengan raihan terbaik, sementara Petrucci malah gagal finis karena diduga mengalami masalah baterai. Redding bilang, bahwa mengetahui motor dengan spesifikasi lebih tua justru menguntungkan. Karena itu berarti akan membuat Petrucci dalam masalah besar jika tidak mengalahkan Redding.
“Sekarang bukan benar-benar pertarungan antara saya dan Danilo. Ini jelas sedikit lebih mengetahui dia memiliki motor berbeda, dan itu lebih baik,” ucap Redding seperti dilaporkan Motorsport.
“Jika dia mengalahkan saya, memang seharusnya demikian. Tapi jika saya mengalahkan dia, maka dia dalam masalah besar. Bagi saya, itu sesuatu yang mungkin akan membantu. Sedikit tekanan dan sedikit rasa stres – terutama ketika hal-hal tidak berjalan sebagaimana mestinya,” imbuh pembalap Britania Raya tersebut.
Lebih lanjut, pembalap 24 tahun itu menjelaskan: “Jika itu berjalan tidak tepat bagi saya, maka itu tidak membuat saya tertekan. Tapi jika tidak berjalan tepat bagi dia, karena orang tahu dia memiliki GP17, dan dia tidak bisa berperforma, maka dia akan menjadi satu-satunya yang merasakan tekanan. Dengan demikian, ketika saya melihat masalah yang dia miliki, saya sebenarnya cukup senang tidak memiliki motor itu (GP17) pada saat ini.”
Adapun selain berhasil finis ketujuh di MotoGP Qatar 2017, Redding mengatakan bahwa terpaut 10 detik di belakang pemenang Maverick Vinales (Yamaha) juga memberikan dorongan dan motivasi kepada dirinya. “Jika bertanya saat tes dua pekan lalu (pramusim) dan mengatakan saya akan finis ketujuh, maka saya pasti tertawa. Tapi kami fokus dan tahu apa yang harus dilakukan,” ujar Redding.
“Saya tidak mendapatkan cukup grip (daya cengkeram) dari ban belakang dan saya tidak benar-benar bisa membuat motor menikung. Itulah mengapa Anda melihat catatan waktu tidak berubah dari lap pertama sampai lap terakhir. Saya konsisten sepanjang lomba,” katanya lagi.
“Pada akhirnya saya senang terpaut 9-10 detik dari pemenang (di akhir balapan). Saya pikir itu jarak terdekat yang pernah saya rasakan dalam balapan kering. Itu hal yang sangat positif bagi saya, karena tahun lalu terpaut 20-25 detik. Jadi, bisa terpaut 10 detik adalah langkah kemajuan,” tukas Redding.
(sbn)