Red Bull Racing Mengancam Kemungkinan Mundur dari Balap F1

Kamis, 20 April 2017 - 21:00 WIB
Red Bull Racing Mengancam Kemungkinan Mundur dari Balap F1
Red Bull Racing Mengancam Kemungkinan Mundur dari Balap F1
A A A
SAKHIR - Dr Helmut Marko sebagai konsultan tim Red Bull Racing (RBR), mendesak pimpinan F1 untuk segera memberikan solusi bagi produsen mesin independen pada tahun 2021. Jika tidak, ia mengaku masa depan tim ‘Banteng Merah’ di ajang balap jet darat bisa berakhir.

Ya, Marko memperingatkan pemilik F1 yang baru, Liberty Media, untuk memberi kepastian soal opsi mesin non-manufaktur, agar Red Bull bisa tetap berkompetisi di ajang F1. Ia memberi tenggat waktu hingga akhir tahun ini.
Daniil Kvyat (depan-Toro Rosso) dibuntuti Max Verstappen (Red Bull Racing) pada tes pramusim F1 2017 di Barcelona. (Foto-Motorsport)
Produsen minuman kalengan tersebut saat ini memiliki dua tim, Red Bull Racing dan Toro Rosso, yang keduanya menjadi tim kustomer mesin Renault.

"Tahun 2021, produsen mesin independen harus sudah bisa masuk ke F1. Ini sudah sangat diperlukan. Mesin harus simpel (untuk diproduksi), lebih bising, dan berharga tidak lebih dari 10 juta,” sembur dr Helmut Marko seperti dilaporkan Motorsport.

"Cukup banyak perusahaan yang bisa menyuplai mesin (dengan kriteria tersebut). Jadi kami berharap kepada pemilik F1 yang baru dan FIA untuk segera mencari solusi secepatnya pada akhir musim ini. Jika itu tidak terjadi, maka kami bisa hengkang dari F1," ancam dr Marko.

Perlu diketahui bahwa Red Bull dan sembilan tim F1 lainnya yang saat ini berkompetisi di F1, telah menandatangani kontrak perjanjian hingga 2020. Red Bull sempat mendapat status tim pabrikan pada masa paling dominan mereka bersama Renault.

Namun karena masalah penurunan performa dan buruknya reliabilitas di awal era turbo hibrida membuat hubungan kerja sama antar keduanya terus memburuk. Renault kemudian membeli Lotus untuk menghidupkan kembali program tim pabrikan mereka sendiri.

Sementara Red Bull telah melakukan negosiasi dengan beberapa pabrikan mesin seperti Mercedes, Ferrari, dan Honda pada 2015 sebelum memutuskan kembali memakai mesin Renault, meski di bawah label TAG Heuer.

Semua mesin-mesin F1 saat ini diproduksi oleh pabrikan-pabrikan mobil sejak Marussia menghentikan kontrak mereka dengan Cosworth dan beralih ke Ferrari pada akhir tahun 2013, menjelang perubahan regulasi mesin.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7713 seconds (0.1#10.140)