Tersingkir di BAC 2017, Praveen Jordan Ingin Evaluasi Semua Aspek
A
A
A
WUHAN - Satu-satunya harapan tersisa di babak perempat final Badminton Asia Championships 2017, Praveen Jordan/Debby Susanto, terpaksa harus mengakui lawan mereka. Praveen/Debby dikalahkan Wang Yilyu/Huang Dongping (Tiongkok), dengan skor 22-24, 19-21.
Hasil ini tentunya tak memenuhi ekspektasi Praveen/Debby, dimana keduanya merupakan andalan tim Indonesia, bersama pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, seperti sebelumnya pernah disebutkan oleh Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.
Praveen/Debby juga diharapkan menjadi penerus Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pasangan peraih medali emas ganda campuran di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Berhasil menyabet gelar di All England 2016, Praveen/Debby memberikan signal positif. Keduanya juga naik podium juara di ajang India Open Grand Prix Gold 2016.
Akan tetapi penampilan mereka dinilai masih kurang maksimal di pembuka tahun 2017. Di ajang All England 2017, Praveen/Debby harus terhenti di babak pertama. Di Malaysia Open Super Series Premier 2017 lalu, Praveen/Debby pun tak berhasil melewati babak kedua. Di Swiss Open Grand Prix Gold 2016, Praveen/Debby tak berhasil merebut kemenangan di final. Begitu pun di ajang Singapore Open Super Series 2016, Praveen/Debby terhenti di babak perempat final.
"Pencapaian kami memang kurang bagus di awal 2017 ini," kata Praveen mengakui.
"Memang harus ada perbaikan dari diri kami masing-masing. Baik dari segi teknis maupun non teknis. Pokoknya di semua aspek, bahkan sampai di segi fisik juga," tutur Praveen.
"Semoga kami bisa memperbaiki semuanya dan tampil lebih baik lagi," tambahnya. (Baca juga: Praveen/Debby Tersingkir, Indonesia Tanpa Gelar di BAC 2017 )
Dengan hasil ini, maka tim Indonesia belum berhasil mengirim wakil ke babak semifinal Badminton Asia Championships 2017. Turnamen selanjutnya yang akan menjadi salah satu target utama PBSI adalah Piala Sudirman yang akan berlangsung di Gold Coast, Australia, pada Mei mendatang.
Hasil ini tentunya tak memenuhi ekspektasi Praveen/Debby, dimana keduanya merupakan andalan tim Indonesia, bersama pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, seperti sebelumnya pernah disebutkan oleh Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.
Praveen/Debby juga diharapkan menjadi penerus Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pasangan peraih medali emas ganda campuran di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Berhasil menyabet gelar di All England 2016, Praveen/Debby memberikan signal positif. Keduanya juga naik podium juara di ajang India Open Grand Prix Gold 2016.
Akan tetapi penampilan mereka dinilai masih kurang maksimal di pembuka tahun 2017. Di ajang All England 2017, Praveen/Debby harus terhenti di babak pertama. Di Malaysia Open Super Series Premier 2017 lalu, Praveen/Debby pun tak berhasil melewati babak kedua. Di Swiss Open Grand Prix Gold 2016, Praveen/Debby tak berhasil merebut kemenangan di final. Begitu pun di ajang Singapore Open Super Series 2016, Praveen/Debby terhenti di babak perempat final.
"Pencapaian kami memang kurang bagus di awal 2017 ini," kata Praveen mengakui.
"Memang harus ada perbaikan dari diri kami masing-masing. Baik dari segi teknis maupun non teknis. Pokoknya di semua aspek, bahkan sampai di segi fisik juga," tutur Praveen.
"Semoga kami bisa memperbaiki semuanya dan tampil lebih baik lagi," tambahnya. (Baca juga: Praveen/Debby Tersingkir, Indonesia Tanpa Gelar di BAC 2017 )
Dengan hasil ini, maka tim Indonesia belum berhasil mengirim wakil ke babak semifinal Badminton Asia Championships 2017. Turnamen selanjutnya yang akan menjadi salah satu target utama PBSI adalah Piala Sudirman yang akan berlangsung di Gold Coast, Australia, pada Mei mendatang.
(sbn)