Penyebab Tunggal Putra Rontok di BAC 2017, Gara-gara Minder
A
A
A
WUHAN - Asisten Pelatih tunggal putra PBSI, Irwansyah, membeberkan penyebab utama anak didiknya tampil kurang maksimal. Dari pengamatannya para pemain terkesan terburu-buru di saat-saat kritis, sehingga mereka sering kali kehilangan banyak poin.
Faktor non-teknis itulah yang membuat tunggal putra keok di Badminton World Championships 2017. Anthony Sinisuka Ginting misalnya, peraih medali emas SEA Games 2015 itu terpaksa mengubur mimpinya merebut gelar juara setelah terhenti di babak pertama dari Takuma Ueda (Jepang), dengan skor 13-21, 21-10, 17-21.
Sementara Ihsan Maulana Mustofa dikalahkan Chou Tien Chen (Taiwan), dengan skor 16-21, 21-17, 13-21. "Di saat-saat kritis, masih kurang sabar. Misalnya, Anthony yang sudah unggul jauh seharusnya bisa menang. Strategi sudah bagus, tetapi di akhir banyak membuat kesalahan sendiri," tutur Irwansyah seperti dikutip dari Badminton Indonesia, Sabtu (29/4/2017).
"Mereka juga belum yakin bahwa mereka bisa, mikirnya lawan lebih kuat dan lebih tahan. Padahal mereka tidak kalah kuat. Memang walaupun Ihsan dan Anthony pengalamannya sudah lumayan banyak di level super series, tetapi permainannya masih belum matang, masih banyak yang harus diperbaiki," jelas Irwansyah.
Lebih lanjut Irwansyah mengatakan bahwa saat ini di sektor tunggal putra di bawah pimpinan kepala pelatih Hendry Saputra, tengah meningkatkan kualitas latihan serta menanamkan kedisiplinan dan nilai-nilai lainnya dalam kehidupan atlet di luar lapangan. Karena ini dinilai dapat memengaruhi penampilan mereka di lapangan.
Faktor non-teknis itulah yang membuat tunggal putra keok di Badminton World Championships 2017. Anthony Sinisuka Ginting misalnya, peraih medali emas SEA Games 2015 itu terpaksa mengubur mimpinya merebut gelar juara setelah terhenti di babak pertama dari Takuma Ueda (Jepang), dengan skor 13-21, 21-10, 17-21.
Sementara Ihsan Maulana Mustofa dikalahkan Chou Tien Chen (Taiwan), dengan skor 16-21, 21-17, 13-21. "Di saat-saat kritis, masih kurang sabar. Misalnya, Anthony yang sudah unggul jauh seharusnya bisa menang. Strategi sudah bagus, tetapi di akhir banyak membuat kesalahan sendiri," tutur Irwansyah seperti dikutip dari Badminton Indonesia, Sabtu (29/4/2017).
"Mereka juga belum yakin bahwa mereka bisa, mikirnya lawan lebih kuat dan lebih tahan. Padahal mereka tidak kalah kuat. Memang walaupun Ihsan dan Anthony pengalamannya sudah lumayan banyak di level super series, tetapi permainannya masih belum matang, masih banyak yang harus diperbaiki," jelas Irwansyah.
Lebih lanjut Irwansyah mengatakan bahwa saat ini di sektor tunggal putra di bawah pimpinan kepala pelatih Hendry Saputra, tengah meningkatkan kualitas latihan serta menanamkan kedisiplinan dan nilai-nilai lainnya dalam kehidupan atlet di luar lapangan. Karena ini dinilai dapat memengaruhi penampilan mereka di lapangan.
(mir)