Alami Pelecehan Rasis, Muntari Kritik Wasit dan Kabur dari Pertandingan
A
A
A
CAGLIARI - Pelecehan rasis kembali menodai pentas sepak bola Serie A Italia. Saat Cagliari menjamu Pescara di Stadion Sant'Elia, Minggu (30/4/2017), terdengar nyanyian yang menyindir warna kulit Sulley Muntari.
Gelandang Pescara itu sempat meminta wasit untuk menghentikan jalannya pertandingan. Namun yang terjadi justru merugikan Muntari. Eks pemain Inter Milan dan AC Milan itu dihukum kartu kuning karena dianggap menganggu pekerjaan wasit.
"Mereka melantunkan lagu (sindiran) itu buat saya. Bahkan saya melihat sejumlah orang tua dan anak-anak, namun mereka tidak dapat berbuat apapun. Saya coba berbicara dengan wasit, tapi dia justru meminta saya untuk membiarkan kejadian itu," ungkap Muntari yang dikutip dari Football Italia.
"Saya marah dengan keputusan wasit, dan dia menghukum saya (dengan kartu kuning). Suporter itu salah, tapi wasit tak ada bedanya dengan mereka. Dia justru menuduh saya menjadi penyebab masalah. Padahal dalam kasus ini saya adalah korban. Jika ofisial pertandingan bertindak tegas dengan menghentikan jalannya laga, saya yakin tak ada lagi kasus seperti ini," jelas sang pemain.
Karena kecewa dengan keputusan wasit, Muntari akhirnya meninggalkan lapangan di menit 90. Pescara pun terpaksa tampil dengan 10 pemain hingga berakhirnya pertandingan.
"Muntari mendengar nyanyian rasis dan meminta wasit untuk turun tangan. Tapi yang ada, dia tidak melakukan apapun dan justru mengabaikan peristiwa itu," ucap pelatih Pescara, Zdenek Zeman.
"Muntari meninggalkan kami dan itu merupakan kemauannya sendiri. Setelah itu saya mendengar suporter Cagliari terus melontarkan teriakan rasis kepadanya," lanjut Zeman.
Kejadian ini bukan yang pertama kali menimpa Muntari. Dirinya juga pernah menerima pelecehan rasisme saat memperkuat AC Milan 2013 lalu.
Gelandang Pescara itu sempat meminta wasit untuk menghentikan jalannya pertandingan. Namun yang terjadi justru merugikan Muntari. Eks pemain Inter Milan dan AC Milan itu dihukum kartu kuning karena dianggap menganggu pekerjaan wasit.
"Mereka melantunkan lagu (sindiran) itu buat saya. Bahkan saya melihat sejumlah orang tua dan anak-anak, namun mereka tidak dapat berbuat apapun. Saya coba berbicara dengan wasit, tapi dia justru meminta saya untuk membiarkan kejadian itu," ungkap Muntari yang dikutip dari Football Italia.
"Saya marah dengan keputusan wasit, dan dia menghukum saya (dengan kartu kuning). Suporter itu salah, tapi wasit tak ada bedanya dengan mereka. Dia justru menuduh saya menjadi penyebab masalah. Padahal dalam kasus ini saya adalah korban. Jika ofisial pertandingan bertindak tegas dengan menghentikan jalannya laga, saya yakin tak ada lagi kasus seperti ini," jelas sang pemain.
Karena kecewa dengan keputusan wasit, Muntari akhirnya meninggalkan lapangan di menit 90. Pescara pun terpaksa tampil dengan 10 pemain hingga berakhirnya pertandingan.
"Muntari mendengar nyanyian rasis dan meminta wasit untuk turun tangan. Tapi yang ada, dia tidak melakukan apapun dan justru mengabaikan peristiwa itu," ucap pelatih Pescara, Zdenek Zeman.
"Muntari meninggalkan kami dan itu merupakan kemauannya sendiri. Setelah itu saya mendengar suporter Cagliari terus melontarkan teriakan rasis kepadanya," lanjut Zeman.
Kejadian ini bukan yang pertama kali menimpa Muntari. Dirinya juga pernah menerima pelecehan rasisme saat memperkuat AC Milan 2013 lalu.
(bep)