Saya Tidak Merasa Sendirian dan Saya Sangat Menikmatinya
A
A
A
SOCHI - Tidak sia-sia keputusan Valtteri Bottas untuk tidak membawa serta kru dia di Williams saat pindah ke Mercedes di F1 2017. Karena itu menjadi salah satu faktor yang membantu proses adaptasinya berjalan dengan cepat di tim barunya.
Ya, Bottas hanya memiliki waktu yang sangat terbatas untuk beradaptasi dengan Mercedes – setelah ditunjuk sebagai suksesor Nico Rosberg pada awal Januari 2017. Sejauh ini, ia berhasil mendapatkan satu pole di F1 GP Bahrain dan meraih kemenangan pertamanya di F1 pada GP Rusia.
Seperti diketahui, biasanya para pembalap akan membawa serta engineer saat pindah ke tim baru, karena mereka telah memahami satu sama lain. Namun hal unik terjadi dalam proses perpindahan Bottas ke Mercedes, karena ia memutuskan untuk bekerja dengan Race Engineer Rosberg, yaitu Tony Ross dan Marcus Dudley.
Ia merasa bisa cepat beradaptasi dengan Mercedes dengan cara seperti ini, dibandingkan memboyong krunya dari Williams. “Hal ini telah saya putuskan dari awal. Saya mendengar akan bekerja dengan Tony dan Marcus, mereka adalah Engineer Nico pada musim lalu,” kata Bottas dalam wawanca eksklusif dengan Motorsport.com.
"Jadi saya pikir akan sempurna untuk saya, karena banyak hal yang bisa saya pelajari dari mereka dan akan membantu saya untuk belajar bagaimana cara tim bekerja. Saya pikir ini adalah keputusan yang terbaik," imbuhnya.
Pembalap 27 tahun itu kemudian melanjutkan penjelasannya: "Tentunya setiap orang bekerja dengan cara berbeda. Setiap manusia berbeda dan cara bekerja anda akan berbeda dengan orang lain. Tim memiliki pendekatan yang berbeda pada saat rapat dengan sistem, persyaratan dan cara kerja yang baru. Yang pasti saya harus bisa menyesuaikan diri dengan cara kerja tim.”
"Hal ini menjadi alasan kuat mengapa saya tidak memaksa siapapun dari Williams untuk ikut pindah ke Mercedes. Saya ingin memulainya dengan orang-orang yang telah berpengalaman di sini, karena mereka adalah tim yang terbaik," beber Bottas lagi.
Lantas, meskipun Bottas bisa cepat beradaptasi cara kerja Mercedes, dia bersikeras jika tidak takut untuk berbicara mengenai beberapa hal yang tidak disukainya. Ia juga mengatakan hal ini menjadi bukti bahwa Mercedes bersedia mendengarkan pendapatnya.
“Saya tidak merasa sulit dengan hal ini. Saya selalu berkata apa adanya. Jika saya merasa ada hal yang tidak benar, akan tetap bertahan dengan pendapat sendiri, dan itulah yang akan selalu saya coba lakukan,” ulas Bottas. "Tim mengapresiasinya. Tentu Lewis (Hamilton) lebih berpengalaman dengan tim, para kru dan juga mobilnya, tapi itulah satu-satunya yang bisa saya lakukan. Selalu memberikan pendapat tentang segala hal dan apapun yang bisa diperbaiki lagi dari yang saya pikirkan.”
Hal ini menjadi penyebab Bottas merasa begitu cepat proses transisinya - dari saat tiba pertama kali di Brackley, hingga sekarang telah merasa menjadi bagian lengkap dari tim ini. “Tim Mercedes benar-benar mendukung, dan saya tidak merasa sendirian. Anda tahu, saya merasa bagian dari tim ini dan berada bersama-sama – saya sangat menikmatinya,” tutur pembalap Finlandia itu.
"Saya tahu jika perjalanan di musim ini masih panjang dan yakin bahwa kecepatan saya akan terus membaik, dan tim sangat senang dengan penampilan saya sejauh ini. Saya tidak tertekan, hanya menikmatinya dan berusaha memperbaiki performa dari hari ke hari, dan dengan hal seperti itu hasil baik akan tercapai," ujarnya.
Setelah tampil empat musim di F1 bersama Williams, Bottas harus cepat mempelajari bagaimana berbedanya cara bekerja untuk sebuah tim yang didukung oleh pabrikan mobil terkemuka. Ia mengatakan, jika salah satu hal yang paling mencolok adalah betapa fokusnya tim untuk meraih kemenangan, dan kecewanya mereka bila tidak bisa meraih posisi teratas.
"Anda tahu, pasti berbeda," katanya membandingkan Mercedes dengan Williams. "Saya pikir hal utama berasal dari mentalitas, karena tim ini tahu pada dasarnya bagaimana cara untuk menang. Mereka sangat haus akan kemenangan dan kesuksesan, dan semua kru terlihat sangat kecewa ketika meraih hasil yang kurang baik.”
"Pasti sangat sulit, bersama tim papan tengah atau berada di belakang tim yang lebih besar, untuk memiliki mentalitas seperti itu. Jika Anda meraih hasil bagus, mungkin Anda berada di posisi ketiga atau keempat, tentu merupakan hasil yang bagus. Jadi itu berasal dari mentalitas, namun jelas Mercedes memiliki sumber daya yang besar dan lebih banyak lagi. Berarti pada saat bersamaan, anda bisa fokus 100 persen pada proyek yang berbeda,” urainya.
"Di tim yang lebih kecil Anda bisa berkompromi, Anda bisa memfokuskan pada sesuatu untuk beberapa saat dan kemudian pada bagian lain. Tapi ketika memiliki banyak orang dengan sumber daya yang berlebih, anda bisa fokus dengan banyak hal yang berbeda pada saat bersamaan. Hal ini membuat pengembangan mobil jauh lebih cepat dan semuanya bisa bekerja secara baik," tutup Bottas.
Ya, Bottas hanya memiliki waktu yang sangat terbatas untuk beradaptasi dengan Mercedes – setelah ditunjuk sebagai suksesor Nico Rosberg pada awal Januari 2017. Sejauh ini, ia berhasil mendapatkan satu pole di F1 GP Bahrain dan meraih kemenangan pertamanya di F1 pada GP Rusia.
Seperti diketahui, biasanya para pembalap akan membawa serta engineer saat pindah ke tim baru, karena mereka telah memahami satu sama lain. Namun hal unik terjadi dalam proses perpindahan Bottas ke Mercedes, karena ia memutuskan untuk bekerja dengan Race Engineer Rosberg, yaitu Tony Ross dan Marcus Dudley.
Ia merasa bisa cepat beradaptasi dengan Mercedes dengan cara seperti ini, dibandingkan memboyong krunya dari Williams. “Hal ini telah saya putuskan dari awal. Saya mendengar akan bekerja dengan Tony dan Marcus, mereka adalah Engineer Nico pada musim lalu,” kata Bottas dalam wawanca eksklusif dengan Motorsport.com.
"Jadi saya pikir akan sempurna untuk saya, karena banyak hal yang bisa saya pelajari dari mereka dan akan membantu saya untuk belajar bagaimana cara tim bekerja. Saya pikir ini adalah keputusan yang terbaik," imbuhnya.
Pembalap 27 tahun itu kemudian melanjutkan penjelasannya: "Tentunya setiap orang bekerja dengan cara berbeda. Setiap manusia berbeda dan cara bekerja anda akan berbeda dengan orang lain. Tim memiliki pendekatan yang berbeda pada saat rapat dengan sistem, persyaratan dan cara kerja yang baru. Yang pasti saya harus bisa menyesuaikan diri dengan cara kerja tim.”
"Hal ini menjadi alasan kuat mengapa saya tidak memaksa siapapun dari Williams untuk ikut pindah ke Mercedes. Saya ingin memulainya dengan orang-orang yang telah berpengalaman di sini, karena mereka adalah tim yang terbaik," beber Bottas lagi.
Lantas, meskipun Bottas bisa cepat beradaptasi cara kerja Mercedes, dia bersikeras jika tidak takut untuk berbicara mengenai beberapa hal yang tidak disukainya. Ia juga mengatakan hal ini menjadi bukti bahwa Mercedes bersedia mendengarkan pendapatnya.
“Saya tidak merasa sulit dengan hal ini. Saya selalu berkata apa adanya. Jika saya merasa ada hal yang tidak benar, akan tetap bertahan dengan pendapat sendiri, dan itulah yang akan selalu saya coba lakukan,” ulas Bottas. "Tim mengapresiasinya. Tentu Lewis (Hamilton) lebih berpengalaman dengan tim, para kru dan juga mobilnya, tapi itulah satu-satunya yang bisa saya lakukan. Selalu memberikan pendapat tentang segala hal dan apapun yang bisa diperbaiki lagi dari yang saya pikirkan.”
Hal ini menjadi penyebab Bottas merasa begitu cepat proses transisinya - dari saat tiba pertama kali di Brackley, hingga sekarang telah merasa menjadi bagian lengkap dari tim ini. “Tim Mercedes benar-benar mendukung, dan saya tidak merasa sendirian. Anda tahu, saya merasa bagian dari tim ini dan berada bersama-sama – saya sangat menikmatinya,” tutur pembalap Finlandia itu.
"Saya tahu jika perjalanan di musim ini masih panjang dan yakin bahwa kecepatan saya akan terus membaik, dan tim sangat senang dengan penampilan saya sejauh ini. Saya tidak tertekan, hanya menikmatinya dan berusaha memperbaiki performa dari hari ke hari, dan dengan hal seperti itu hasil baik akan tercapai," ujarnya.
Setelah tampil empat musim di F1 bersama Williams, Bottas harus cepat mempelajari bagaimana berbedanya cara bekerja untuk sebuah tim yang didukung oleh pabrikan mobil terkemuka. Ia mengatakan, jika salah satu hal yang paling mencolok adalah betapa fokusnya tim untuk meraih kemenangan, dan kecewanya mereka bila tidak bisa meraih posisi teratas.
"Anda tahu, pasti berbeda," katanya membandingkan Mercedes dengan Williams. "Saya pikir hal utama berasal dari mentalitas, karena tim ini tahu pada dasarnya bagaimana cara untuk menang. Mereka sangat haus akan kemenangan dan kesuksesan, dan semua kru terlihat sangat kecewa ketika meraih hasil yang kurang baik.”
"Pasti sangat sulit, bersama tim papan tengah atau berada di belakang tim yang lebih besar, untuk memiliki mentalitas seperti itu. Jika Anda meraih hasil bagus, mungkin Anda berada di posisi ketiga atau keempat, tentu merupakan hasil yang bagus. Jadi itu berasal dari mentalitas, namun jelas Mercedes memiliki sumber daya yang besar dan lebih banyak lagi. Berarti pada saat bersamaan, anda bisa fokus 100 persen pada proyek yang berbeda,” urainya.
"Di tim yang lebih kecil Anda bisa berkompromi, Anda bisa memfokuskan pada sesuatu untuk beberapa saat dan kemudian pada bagian lain. Tapi ketika memiliki banyak orang dengan sumber daya yang berlebih, anda bisa fokus dengan banyak hal yang berbeda pada saat bersamaan. Hal ini membuat pengembangan mobil jauh lebih cepat dan semuanya bisa bekerja secara baik," tutup Bottas.
(sbn)