Aturan Wajib Tim Satelit di MotoGP 2018 Ditentang Tiga Pabrikan
A
A
A
CATALUNYA - Pada awal tahun 2017, Dorna Sports telah merilis aturan baru bagi setiap tim pabrikan untuk memiliki tim satelit mulai 2018. Jumlahnya minimal 1 motor di lintasan. Tapi sepertinya aturan itu bakal ditentang oleh tiga tim pabrikan kelas bergengsi.
Ya, aturan ini sepertinya masih jadi pengganjal buat tim Suzuki. Karena dana yang terbatas, pabrikan dari Hamamatsu, Jepang itu, kemungkinan besar belum siap untuk memiliki tim satelit di MotoGP 2018. Seperti dikatakan pada akhir Mei lalu. Manajer tim Suzuki, Davide Brivio, membantah adanya prospek untuk membentuk tim satelit di MotoGP pada musim 2018. Ia meyakini peluang itu kecil, apalagi kalau dananya dikeluarkan oleh tim pabrikan sendiri.
“Suzuki adalah perusahaan yang sangat besar. Tapi dana yang dialokasikan untuk balapan tidak begitu tinggi. Membentuk tim satelit akan menghabiskan sumber daya tim pabrikan,” beber Brivio kepada Motorsport.com.
“Kemajuan kami sedikit berhenti, katakanlah dalam posisi ‘standby’. Kami takut kehilangan sumber daya yang akan dialokasikan ke tim satelit, dan dapat menyebabkan masalah bagi kami,” imbuh mantan petinggi di tim Yamaha Factory Racing tersebut.
“Tambahan (satu atau) dua motor akan sangat membantu dalam mengumpulkan data. Tapi Suzuki tidak pernah punya tim satelit. Apalagi, ini pertama kalinya tim benar-benar ‘in-house’,” tutupnya.
So, kemungkinan besar kalau aturan ini tetap diwajibkan mulai 2018, maka Suzuki mesti menggandeng tim satelit yang sudah ada di kelas bergengsi saat ini. Atau mereka harus mencari tim privatir yang siap mengeluarkan dana sendiri.
Untuk masalah ini, sebelumnya dua tim satelit di MotoGP, Aspar Team dan Avintia Racing, telah resmi memperpanjang kontrak dengan pabrikan Ducati. Sedangkan Pramac Racing sudah jadi langganan tetap tim dari Borgo Paginale, Bologna itu.
Itu berarti tinggal menyisakan LCR dan Marc VDS Racing, yang belum mencapai kesepakatan dengan Honda Racing Corporation (HRC). Namun bicara itu, LCR lebih berpeluang mengisi line up tim satelit Honda. Karena tim milik mantan pembalap, Lucio Cecchinello, tersebut sudah bekerjasama dengan tim sayap putih lebih lama ketimbang tim milik Marc van der Straten (Marc VDS).
“Saya tidak tahu apa yang bakal terjadi. Tetapi jika (berandai-andai) Honda harus memilih untuk memiliki hanya satu klien (tim satelit) pada 2018. Lucio Cecchinello (LCR) tentu (berpotensi besar) dipilih, karena mereka memiliki hubungan yang jauh lebih lama (dengan Honda) ketimbang kami,” ujar prinsipal tim Marc VDS, Michel Bartholemy mengungkapkan kekhawatirannya di Speedweek.
Nah kalau kantong Suzuki saja kembang-kempis, potensi aturan ini ditentang oleh Aprilia dan KTM dirasa besar. Khusus buat KTM, mereka merupakan anak baru di kelas bergengsi 2017. Bukannya meremehkan keuangan tim asal Austria tersebut, tapi rasanya agak berat buat mereka langsung memiliki tim satelit hanya berselang setahun dari debut.
Bagaimana dengan Aprilia? Bos tim dari Noale, Venezia itu, Romano Albesiano, baru saja mengumbar rasa pesimistisnya pada awal pekan ini kepada GPOne usai gelaran MotoGP Catalunya 2017.
“Kami telah mengevaluasi kemungkinan ini, tetapi kami pasti tidak akan memiliki lebih dari dua motor di lintasan tahun depan (2018), apalagi kalau menambah dua motor. Seperti yang Anda tahu, kami adalah pabrik kecil dan harus memasok komponen untuk empat motor, memiliki beberapa aspek positif namun juga ada negatifnya,” urai Romano Albesiano.
“Harus memenuhi kebutuhan dua motor, akan memungkinkan kami untuk fokus secara rinci pada komponen baru, guna kemudian membawa mereka ke lintasan untuk evaluasi. Jika Anda menambahkan dua motor lagi, semuanya bakal menjadi lebih rumit, terutama dalam hal reliabilitas (mesin). Mungkin akan lebih mudah di tahun 2019,” kata Romano membuka kompromi kepada Dorna Sports.
Ya, aturan ini sepertinya masih jadi pengganjal buat tim Suzuki. Karena dana yang terbatas, pabrikan dari Hamamatsu, Jepang itu, kemungkinan besar belum siap untuk memiliki tim satelit di MotoGP 2018. Seperti dikatakan pada akhir Mei lalu. Manajer tim Suzuki, Davide Brivio, membantah adanya prospek untuk membentuk tim satelit di MotoGP pada musim 2018. Ia meyakini peluang itu kecil, apalagi kalau dananya dikeluarkan oleh tim pabrikan sendiri.
“Suzuki adalah perusahaan yang sangat besar. Tapi dana yang dialokasikan untuk balapan tidak begitu tinggi. Membentuk tim satelit akan menghabiskan sumber daya tim pabrikan,” beber Brivio kepada Motorsport.com.
“Kemajuan kami sedikit berhenti, katakanlah dalam posisi ‘standby’. Kami takut kehilangan sumber daya yang akan dialokasikan ke tim satelit, dan dapat menyebabkan masalah bagi kami,” imbuh mantan petinggi di tim Yamaha Factory Racing tersebut.
“Tambahan (satu atau) dua motor akan sangat membantu dalam mengumpulkan data. Tapi Suzuki tidak pernah punya tim satelit. Apalagi, ini pertama kalinya tim benar-benar ‘in-house’,” tutupnya.
So, kemungkinan besar kalau aturan ini tetap diwajibkan mulai 2018, maka Suzuki mesti menggandeng tim satelit yang sudah ada di kelas bergengsi saat ini. Atau mereka harus mencari tim privatir yang siap mengeluarkan dana sendiri.
Untuk masalah ini, sebelumnya dua tim satelit di MotoGP, Aspar Team dan Avintia Racing, telah resmi memperpanjang kontrak dengan pabrikan Ducati. Sedangkan Pramac Racing sudah jadi langganan tetap tim dari Borgo Paginale, Bologna itu.
Itu berarti tinggal menyisakan LCR dan Marc VDS Racing, yang belum mencapai kesepakatan dengan Honda Racing Corporation (HRC). Namun bicara itu, LCR lebih berpeluang mengisi line up tim satelit Honda. Karena tim milik mantan pembalap, Lucio Cecchinello, tersebut sudah bekerjasama dengan tim sayap putih lebih lama ketimbang tim milik Marc van der Straten (Marc VDS).
“Saya tidak tahu apa yang bakal terjadi. Tetapi jika (berandai-andai) Honda harus memilih untuk memiliki hanya satu klien (tim satelit) pada 2018. Lucio Cecchinello (LCR) tentu (berpotensi besar) dipilih, karena mereka memiliki hubungan yang jauh lebih lama (dengan Honda) ketimbang kami,” ujar prinsipal tim Marc VDS, Michel Bartholemy mengungkapkan kekhawatirannya di Speedweek.
Nah kalau kantong Suzuki saja kembang-kempis, potensi aturan ini ditentang oleh Aprilia dan KTM dirasa besar. Khusus buat KTM, mereka merupakan anak baru di kelas bergengsi 2017. Bukannya meremehkan keuangan tim asal Austria tersebut, tapi rasanya agak berat buat mereka langsung memiliki tim satelit hanya berselang setahun dari debut.
Bagaimana dengan Aprilia? Bos tim dari Noale, Venezia itu, Romano Albesiano, baru saja mengumbar rasa pesimistisnya pada awal pekan ini kepada GPOne usai gelaran MotoGP Catalunya 2017.
“Kami telah mengevaluasi kemungkinan ini, tetapi kami pasti tidak akan memiliki lebih dari dua motor di lintasan tahun depan (2018), apalagi kalau menambah dua motor. Seperti yang Anda tahu, kami adalah pabrik kecil dan harus memasok komponen untuk empat motor, memiliki beberapa aspek positif namun juga ada negatifnya,” urai Romano Albesiano.
“Harus memenuhi kebutuhan dua motor, akan memungkinkan kami untuk fokus secara rinci pada komponen baru, guna kemudian membawa mereka ke lintasan untuk evaluasi. Jika Anda menambahkan dua motor lagi, semuanya bakal menjadi lebih rumit, terutama dalam hal reliabilitas (mesin). Mungkin akan lebih mudah di tahun 2019,” kata Romano membuka kompromi kepada Dorna Sports.
(sbn)