Jalani Paruh Kedua MotoGP 2017, KTM Usung Target Ambisius
A
A
A
BRNO - Jelang dimulainya paruh kedua MotoGP 2017 di Sirkuit Brno, Republik Ceko, Jumat-Minggu (4-6 Agustus) ini. Tim debutan di kelas bergengsi, Red Bull KTM Factory Racing, mengusung target ambisius.
Ya, jelang akhir pekan MotoGP Brno 2017 di Republik Ceko sebagai tanda dimulainya paruh kedua musim ini. Manajer tim Mike Leitner, berharap pabrikan KTM dapat memangkas defisit kecepatan lebih besar.
Saat ini setelah sembilan seri, Pol Espargaro dan Bradley Smith menempati peringkat ke-20 dan ke-21 di klasemen sementara. Kedua pembalap masing-masing mencetak 14 dan delapan poin.
Espargaro berhasil meraih hasil terbaik sejauh ini, ketika ia finis ke-11 di Sachsenring lalu, sementara Smith finis ke-13 di Le Mans. “Dalam kondisi kering, kami lebih lambat 1,2 detik dibandingkan pembalap pertama selama kualifikasi dan balapan,” ungkap Leitner kepada Motorsport.com.
“Sejujurnya, jika kami mempertimbangkan target yang dihadapi sekarang, dengan tidak ada pengalaman MotoGP, saya kira kami bisa lebih puas dengan hasil yang ada. Kami tidak punya data dari tahun-tahun sebelumnya sebagai referensi,” beber Leitner lagi.
“Menurut saya, semua pekerjaan yang kami lakukan sangat penting. Kami tiba di beberapa trek dengan hampir tanpa informasi. Hanya karena kami telah melewati ini (paruh musim pertama), saya sangat terkesan dengan pekerjaan yang dilakukan. Saya pikir pada saat ini, kami akan tertinggal lebih jauh, seperti lebih lambat dua detik dari pembalap tercepat,” imbuhnya.
Walaupun CEO KTM, Stefan Pierer, sebelumnya menyatakan timnya balapan di MotoGP hanya untuk menang, tapi Leitner mengaku sadar akan skala tugas yang ada di depannya.
Mantan crew chief Dani Pedrosa itu juga menambahkan, rekor KTM di kejuaraan motorsport lain, termasuk reli dan Supercross, menunjukkan ia memiliki kemampuan untuk pada akhirnya berhasil di MotoGP.
“Semua pabrikan yang bersaing di sini punya tujuan sama: menang. Perbedaan antara bos kami dan bos tim lainnya adalah dia juga pemilik. Kami tahu ini tidak sama di Honda atau Yamaha, karena di sana ada manajemen tim yang mengambil keputusan,” tutur Leitner.
“Dalam kasus kami, KTM adalah perusahaan Pierer. Jadi, dia memutuskan dan bertanya apapun yang dia lakukan, karena dia punya kekuasaan. Sampai saat ini, dia belum menekan apapun kepada kami. Dia ingin menang, tapi dia tahu itu tidak mudah,” ujar Leitner.
“Bagaimanapun, pada awalnya tidak ada yang mengira kami bisa masuk ke Supercross, dan kami telah menunjukkan, bahwa kemenangan itu mungkin. Dan itu bisa terjadi di MotoGP,” tegasnya.
Ya, jelang akhir pekan MotoGP Brno 2017 di Republik Ceko sebagai tanda dimulainya paruh kedua musim ini. Manajer tim Mike Leitner, berharap pabrikan KTM dapat memangkas defisit kecepatan lebih besar.
Saat ini setelah sembilan seri, Pol Espargaro dan Bradley Smith menempati peringkat ke-20 dan ke-21 di klasemen sementara. Kedua pembalap masing-masing mencetak 14 dan delapan poin.
Espargaro berhasil meraih hasil terbaik sejauh ini, ketika ia finis ke-11 di Sachsenring lalu, sementara Smith finis ke-13 di Le Mans. “Dalam kondisi kering, kami lebih lambat 1,2 detik dibandingkan pembalap pertama selama kualifikasi dan balapan,” ungkap Leitner kepada Motorsport.com.
“Sejujurnya, jika kami mempertimbangkan target yang dihadapi sekarang, dengan tidak ada pengalaman MotoGP, saya kira kami bisa lebih puas dengan hasil yang ada. Kami tidak punya data dari tahun-tahun sebelumnya sebagai referensi,” beber Leitner lagi.
“Menurut saya, semua pekerjaan yang kami lakukan sangat penting. Kami tiba di beberapa trek dengan hampir tanpa informasi. Hanya karena kami telah melewati ini (paruh musim pertama), saya sangat terkesan dengan pekerjaan yang dilakukan. Saya pikir pada saat ini, kami akan tertinggal lebih jauh, seperti lebih lambat dua detik dari pembalap tercepat,” imbuhnya.
Walaupun CEO KTM, Stefan Pierer, sebelumnya menyatakan timnya balapan di MotoGP hanya untuk menang, tapi Leitner mengaku sadar akan skala tugas yang ada di depannya.
Mantan crew chief Dani Pedrosa itu juga menambahkan, rekor KTM di kejuaraan motorsport lain, termasuk reli dan Supercross, menunjukkan ia memiliki kemampuan untuk pada akhirnya berhasil di MotoGP.
“Semua pabrikan yang bersaing di sini punya tujuan sama: menang. Perbedaan antara bos kami dan bos tim lainnya adalah dia juga pemilik. Kami tahu ini tidak sama di Honda atau Yamaha, karena di sana ada manajemen tim yang mengambil keputusan,” tutur Leitner.
“Dalam kasus kami, KTM adalah perusahaan Pierer. Jadi, dia memutuskan dan bertanya apapun yang dia lakukan, karena dia punya kekuasaan. Sampai saat ini, dia belum menekan apapun kepada kami. Dia ingin menang, tapi dia tahu itu tidak mudah,” ujar Leitner.
“Bagaimanapun, pada awalnya tidak ada yang mengira kami bisa masuk ke Supercross, dan kami telah menunjukkan, bahwa kemenangan itu mungkin. Dan itu bisa terjadi di MotoGP,” tegasnya.
(sbn)