Kemenpora Janji Gerak Cepat Atasi Keterlambatan Honor Atlet

Kemenpora Janji Gerak Cepat Atasi Keterlambatan Honor Atlet
A
A
A
JAKARTA - Indonesia terpuruk di SEA Games 2017. Tim Merah-Putih menempati peringkat lima dengan perolehan 38 medali emas, 63 medali perak dan 90 medali perunggu.
Bagi Indonesia, ini menjadi pencapaian paling buruk selama mengikuti pentas SEA Games. Berbagai faktor dijadikan alasan mulai dari minimnya persiapan, keterlambatan pelunasan kontrak akomodasi, sulitnya sewa sarana latihan, minimnya dukungan vitamin atau suplemen, serta keterlambatan honor atlet dari Januari hingga Mei 2017.
Poin terakhir menjadi catatan penting saat diskusi antara Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Pusat dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dan pengamat olahraga yang diadakan di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
"Terkait keterlambatan, kami mohon maaf sebab terbentur prosedur dari APBN yang diberikan. Dalam mengelola APBN tentunya ada prosedur-prosedur yang harus kita patuhi. Inilah atmosfer dan proses yang harus kami lalui sebelum mendanai para atlet. Namun kami akan tetap bekerja keras memenuhi semuanya," ucap Yuni Poerwanti selaku Plt Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga.
"Begitu dana turun kami langsung ancang-ancang. Kami harap tidak banyak atau bahkan tidak ada lagi perubahan struktur yang nantinya bisa menimbulkan masalah baru. Kami (Kemenpora) jujur sangat malu karena sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti ini (honor telat dibayar)," jelasnya.
Sejauh ini Kemenpora beserta pihak-pihak terkait terus mengebut persiapan jelang Asian Games 2018. Berbagai keluhan serta masalah yang dialami jelang dan selama SEA Games 2017 dijadikan modal penting untuk membenahi diri.
Bagi Indonesia, ini menjadi pencapaian paling buruk selama mengikuti pentas SEA Games. Berbagai faktor dijadikan alasan mulai dari minimnya persiapan, keterlambatan pelunasan kontrak akomodasi, sulitnya sewa sarana latihan, minimnya dukungan vitamin atau suplemen, serta keterlambatan honor atlet dari Januari hingga Mei 2017.
Poin terakhir menjadi catatan penting saat diskusi antara Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) PWI Pusat dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dan pengamat olahraga yang diadakan di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
"Terkait keterlambatan, kami mohon maaf sebab terbentur prosedur dari APBN yang diberikan. Dalam mengelola APBN tentunya ada prosedur-prosedur yang harus kita patuhi. Inilah atmosfer dan proses yang harus kami lalui sebelum mendanai para atlet. Namun kami akan tetap bekerja keras memenuhi semuanya," ucap Yuni Poerwanti selaku Plt Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga.
"Begitu dana turun kami langsung ancang-ancang. Kami harap tidak banyak atau bahkan tidak ada lagi perubahan struktur yang nantinya bisa menimbulkan masalah baru. Kami (Kemenpora) jujur sangat malu karena sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti ini (honor telat dibayar)," jelasnya.
Sejauh ini Kemenpora beserta pihak-pihak terkait terus mengebut persiapan jelang Asian Games 2018. Berbagai keluhan serta masalah yang dialami jelang dan selama SEA Games 2017 dijadikan modal penting untuk membenahi diri.
(bep)