Joseph Parker Simpan Misi Khusus Lawan Hughie Fury di Inggris
A
A
A
SAMOA - Petinju kelas berat asal Selandia Baru, Joseph Parker akan mempertahankan sabuk juara WBO menghadapi petinju Inggris, Hughie Fury di Manchester Arena, Minggu (24/9/2017) WIB. Bagi Parker, pertandingan ini merupakan langkah awal menjadi petinju terkenal dunia.
Parker yang telah menjalani 23 pertarungan tanpa sekali pun kalah lebih banyak bertanding di negaranya sendiri. Melawan Fury akhir pekan ini adalah pertarungan pertamanya di Inggris dan empat kali di luar Selandia Baru atau Samoa.
Dia berharap setelah pertarungan ini akan lebih dikenal di seluruh dunia. Parker akan mengubah pandangan masyarakat dunia bahwa Selandia Baru bukan saja terkenal dengan olahraga rugby tapi juga memiliki petinju kelas dunia.
"Apa yang harus saya lakukan untuk menjadi sebesar para pemain kulit hitam? Ya aku mengambil langkah pertama yang bertarung di luar negeri. Sebagai juara dunia, kami membuat langkah pertama untuk bergerak ke luar negeri dan membuat tanda kita di seluruh dunia," kata Parker seperti dilansir Boxingscene.com, Kamis (21/9/2017).
Selandia Baru bukanlah negara yang memiliki sejarah tinju kelas berat. David Tua adalah bintang tinju terakhir mereka setelah dia menantang Lennox Lewis. Selain itu ada Sony Bill Williams, bintang rugby sekaligus petinju yang merebut gelar kelas berat di negaranya pada 2012.
Menurut Parker, ada dua sosok yang menginspirasinya menjadi petinju kelas berat. Mereka adalah ayahnya sendiri, Dempsey dan juara dunia kelas berat asal Amerika Serikat (1914-1927), Jack Dempsey.
"Ayah saya tidak bisa tinju karena cacat tapi dia mengenalkan saya ke dalam tinju dari usia muda, pada umur tiga atau empat tahun. Saya benar-benar memiliki semangat untuk olahraga ini dan orang tua saya akan datang untuk menonton saya di turnamen saat mereka bisa melakukannya," kata Parker.
Parker menilai David Tua adalah seorang petinju yang melakukan hal-hal hebat untuk Selandia Baru. "Saya lahir di Selandia Baru tapi orang tua saya berasal dari Samoa. Saya mencoba untuk membuat Selandia Baru dan Samoa bangga dan keduanya berada di belakang saya," katanya.
Parker yang telah menjalani 23 pertarungan tanpa sekali pun kalah lebih banyak bertanding di negaranya sendiri. Melawan Fury akhir pekan ini adalah pertarungan pertamanya di Inggris dan empat kali di luar Selandia Baru atau Samoa.
Dia berharap setelah pertarungan ini akan lebih dikenal di seluruh dunia. Parker akan mengubah pandangan masyarakat dunia bahwa Selandia Baru bukan saja terkenal dengan olahraga rugby tapi juga memiliki petinju kelas dunia.
"Apa yang harus saya lakukan untuk menjadi sebesar para pemain kulit hitam? Ya aku mengambil langkah pertama yang bertarung di luar negeri. Sebagai juara dunia, kami membuat langkah pertama untuk bergerak ke luar negeri dan membuat tanda kita di seluruh dunia," kata Parker seperti dilansir Boxingscene.com, Kamis (21/9/2017).
Selandia Baru bukanlah negara yang memiliki sejarah tinju kelas berat. David Tua adalah bintang tinju terakhir mereka setelah dia menantang Lennox Lewis. Selain itu ada Sony Bill Williams, bintang rugby sekaligus petinju yang merebut gelar kelas berat di negaranya pada 2012.
Menurut Parker, ada dua sosok yang menginspirasinya menjadi petinju kelas berat. Mereka adalah ayahnya sendiri, Dempsey dan juara dunia kelas berat asal Amerika Serikat (1914-1927), Jack Dempsey.
"Ayah saya tidak bisa tinju karena cacat tapi dia mengenalkan saya ke dalam tinju dari usia muda, pada umur tiga atau empat tahun. Saya benar-benar memiliki semangat untuk olahraga ini dan orang tua saya akan datang untuk menonton saya di turnamen saat mereka bisa melakukannya," kata Parker.
Parker menilai David Tua adalah seorang petinju yang melakukan hal-hal hebat untuk Selandia Baru. "Saya lahir di Selandia Baru tapi orang tua saya berasal dari Samoa. Saya mencoba untuk membuat Selandia Baru dan Samoa bangga dan keduanya berada di belakang saya," katanya.
(amm)