Dokter Spesialis Mata RSPAU Jadi Juara Dunia Paralayang
A
A
A
SLEMAN - Prestasi membanggakan ditorekan anggota TNI AU yang berdinas di RSPAU Hardjolukito Yogyakarta Kol Kes Elisa Manueka. Gelar juara dunia paralayang 2017 berhasil disabet setelah berhasil melayang paling tinggi diantara peserta lainnya.
Kejuaran dunia paralayang sendiri berlangsung dalam empat seri. Seri pertama di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) Indonesia, 7-9 Maret, seri dua di Serbia, 7-9 April, seri tiga di Mount Saint Pierre, Quebec, kanada, 21-23 Juli dan seri empat atau terakhir di Kobarid, Slovenia pada 21-23 September.
Elisa Manueka sendiri dalam kejuaran paralayang seri kempat tersebut berada di urutan ketiga. "Saya senang dan bangga dengan prestasi ini," kata Elisa saat jumpa pers di media center lanud Adisutjipto, Senin (2/10/2017).
Elisa menjelaskan apa yang diraihkanya tersebut, merupakan penantian selama enam tahun. Sebab selama mengikuti kejuaraan dunia paralayang itu, prestasi terbaiknya, menjadi juara tiga berturut-turut, yaitu pada 2012.2013 dan 2014. Dan pada tahun ini akhirnya berhasl menjadi juara dunia.
"Saya berharap ini dapat menjadi motivasi di cabang olahraga lain agar dapat berprestasi lebih baik lagi dan juga menjadi pelipur lara atas keterpurukan olahraga Indonesia," harapnya.
Menurut Elisa, keberhasilan ini juga tidak terlepas dari latihan dan trik yang digunakan. Untuk latihan meski sibuk dengan tugas di RSPAU, namun tetap mengasah kemampuannya. "Untuk latihan ini, saya terapkan saat menanggani pasien. Sebab antara penangganan mata dan pendaratan ada kemiripan, yaitu butuh ketelitian, kesabaran dan perencanaan yang matang," paparnya.
Kepala RSPAU Hardjolukito Marsma TNI Drajat menambahkan selain bangga dengan prestasi anggotanya, karena bukan hanya mengharumkan nama TNI AU namun juga bangsa Indonesia. Juga akan selalu mendukung agar terus berprestasi dengan memberikan dispensasi, terutama saat mengikuti kejuaraan.
Hal yang sama diungkapkan Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Novyan Samyoga apa yang diraih Elisa Manueka ini patut dibanggakan. Karena itu harus mendapat dukungan dari semua pihak.
Kejuaran dunia paralayang sendiri berlangsung dalam empat seri. Seri pertama di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) Indonesia, 7-9 Maret, seri dua di Serbia, 7-9 April, seri tiga di Mount Saint Pierre, Quebec, kanada, 21-23 Juli dan seri empat atau terakhir di Kobarid, Slovenia pada 21-23 September.
Elisa Manueka sendiri dalam kejuaran paralayang seri kempat tersebut berada di urutan ketiga. "Saya senang dan bangga dengan prestasi ini," kata Elisa saat jumpa pers di media center lanud Adisutjipto, Senin (2/10/2017).
Elisa menjelaskan apa yang diraihkanya tersebut, merupakan penantian selama enam tahun. Sebab selama mengikuti kejuaraan dunia paralayang itu, prestasi terbaiknya, menjadi juara tiga berturut-turut, yaitu pada 2012.2013 dan 2014. Dan pada tahun ini akhirnya berhasl menjadi juara dunia.
"Saya berharap ini dapat menjadi motivasi di cabang olahraga lain agar dapat berprestasi lebih baik lagi dan juga menjadi pelipur lara atas keterpurukan olahraga Indonesia," harapnya.
Menurut Elisa, keberhasilan ini juga tidak terlepas dari latihan dan trik yang digunakan. Untuk latihan meski sibuk dengan tugas di RSPAU, namun tetap mengasah kemampuannya. "Untuk latihan ini, saya terapkan saat menanggani pasien. Sebab antara penangganan mata dan pendaratan ada kemiripan, yaitu butuh ketelitian, kesabaran dan perencanaan yang matang," paparnya.
Kepala RSPAU Hardjolukito Marsma TNI Drajat menambahkan selain bangga dengan prestasi anggotanya, karena bukan hanya mengharumkan nama TNI AU namun juga bangsa Indonesia. Juga akan selalu mendukung agar terus berprestasi dengan memberikan dispensasi, terutama saat mengikuti kejuaraan.
Hal yang sama diungkapkan Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Novyan Samyoga apa yang diraih Elisa Manueka ini patut dibanggakan. Karena itu harus mendapat dukungan dari semua pihak.
(bbk)