Argentina dan Berkah Messiah
A
A
A
KEPADA siapa pendukung Argentina harus berterima kasih setelah timnya lolos ke Piala Dunia 2018; kepada Lionel Messi yang mencetak tiga gol ke gawang Ekuador atau justru kepada Brasil yang menghancurkan Cile tiga gol tanpa balas?
Pertanyaan ini mewarnai drama heroik lolosnya Argentina ke Piala Dunia. Menghuni peringkat 6 klasemen sementara sebelum laga melawan Ekuador digelar, Messi dkk dilarang kalah saat bertarung di Estadio Olimpico Atahualpa, Rabu (11/11/2017). Beban yang membuat Pelatih Argentina Jorge Sampaoli tidak memiliki pilihan lain kecuali melakukan intimidasi pada barisan pertahanan lawan.
Menggunakan formasi 3-4-2-1, Sampaoli menempatkan Eduardo Salvio, Lucas Biglia, Enzo Perez, dan Marcos Acuna untuk menopang Messi serta Angel di Maria yang berada di belakang striker Dario Benedetto. Formasi yang sebenarnya tidak asing karena dua dari tiga pertandingan sebelumnya Sampaoli menggunakan tiga bek, yaitu saat melawan Uruguay dan Venezuela. Masalahnya, dari dua laga tersebut, Argentina gagal meraih kemenangan.
Bayangan kegagalan itu langsung terlintas karena kurang dari satu menit laga berjalan gawang Sergio Romero sudah kebobolan. Argentina tertinggal 0-1. Tapi, kekhawatiran itu tak berlangsung lama. Messi muncul sebagai Messiah lewat golnya pada menit ke-12, ke-20, dan ke-62. Posisi Argentina makin aman karena saat bersamaan, Brasil meremukkan Cile 3-0 lewat Paulinho (55) dan Gabriel Jesus (57, 90+3).
“Beruntung, kami bereaksi cepat setelah Ekuador mencetak gol. Puji Tuhan, kami memenuhi target,” kata Messi di Quito setelah perayaan kemenangan.
Menang 3-1, tim berjuluk La Albiceleste mengunci peringkat 3 dan berhak terbang langsung ke Rusia bersama Brasil, Uruguay, dan Kolombia. Sementara Peru masih harus bertarung lewat jalur play-off bertemu Selandia Baru pada 6 dan 14 November mendatang. Sisanya, Cile, Paraguay, Ekuador, Bolivia, dan Venezuela akan menghabiskan musim panas tahun depan di depan layar kaca.
“Saya mengatakan kepada tim bahwa Messi tidak berutang pada Piala Dunia atau Argentina. Tapi, sepak bola berutang Piala Dunia kepada Messi, yang beruntungnya memiliki kewarganegaraan Argentina,” kata Sampaoli kepada wartawan.
Tambahan tiga gol membuat Messi memecahkan rekor sebagai pencetak gol terbanyak di kualifikasi Piala Dunia Zona CONMEBOL.
Penyerang Barcelona itu mencetak 21 golnya melewati koleksi Hernan Crespo (19 gol). “Sepak bola, Piala Dunia, tidak akan pernah sama tanpa Messi,” ujar pelatih berusia 57 tahun tersebut.
Messi kini diharapkan bisa membawa Argentina menjadi juara di Piala Dunia seperti yang dilakukan Diego Armando Maradona pada 1986. Dengan usia yang sudah mencapai 30 tahun, Rusia bisa jadi menjadi panggung terakhirnya di pesta sepak bola terbesar dunia tersebut. Sampaoli menegaskan akan membantu menciptakan ruang kepada Messi agar bisa bermain maksimal di Piala Dunia. Selama ini Messi dianggap kurang mendapat dukungan dari rekan satu timnya sehingga gagal bersinar.
“Dia adalah pemain terbaik dalam sejarah sepak bola dan saya sangat senang berada di dalam sebuah kelompok di dekatnya,” tandasnya.
Pertanyaan ini mewarnai drama heroik lolosnya Argentina ke Piala Dunia. Menghuni peringkat 6 klasemen sementara sebelum laga melawan Ekuador digelar, Messi dkk dilarang kalah saat bertarung di Estadio Olimpico Atahualpa, Rabu (11/11/2017). Beban yang membuat Pelatih Argentina Jorge Sampaoli tidak memiliki pilihan lain kecuali melakukan intimidasi pada barisan pertahanan lawan.
Menggunakan formasi 3-4-2-1, Sampaoli menempatkan Eduardo Salvio, Lucas Biglia, Enzo Perez, dan Marcos Acuna untuk menopang Messi serta Angel di Maria yang berada di belakang striker Dario Benedetto. Formasi yang sebenarnya tidak asing karena dua dari tiga pertandingan sebelumnya Sampaoli menggunakan tiga bek, yaitu saat melawan Uruguay dan Venezuela. Masalahnya, dari dua laga tersebut, Argentina gagal meraih kemenangan.
Bayangan kegagalan itu langsung terlintas karena kurang dari satu menit laga berjalan gawang Sergio Romero sudah kebobolan. Argentina tertinggal 0-1. Tapi, kekhawatiran itu tak berlangsung lama. Messi muncul sebagai Messiah lewat golnya pada menit ke-12, ke-20, dan ke-62. Posisi Argentina makin aman karena saat bersamaan, Brasil meremukkan Cile 3-0 lewat Paulinho (55) dan Gabriel Jesus (57, 90+3).
“Beruntung, kami bereaksi cepat setelah Ekuador mencetak gol. Puji Tuhan, kami memenuhi target,” kata Messi di Quito setelah perayaan kemenangan.
Menang 3-1, tim berjuluk La Albiceleste mengunci peringkat 3 dan berhak terbang langsung ke Rusia bersama Brasil, Uruguay, dan Kolombia. Sementara Peru masih harus bertarung lewat jalur play-off bertemu Selandia Baru pada 6 dan 14 November mendatang. Sisanya, Cile, Paraguay, Ekuador, Bolivia, dan Venezuela akan menghabiskan musim panas tahun depan di depan layar kaca.
“Saya mengatakan kepada tim bahwa Messi tidak berutang pada Piala Dunia atau Argentina. Tapi, sepak bola berutang Piala Dunia kepada Messi, yang beruntungnya memiliki kewarganegaraan Argentina,” kata Sampaoli kepada wartawan.
Tambahan tiga gol membuat Messi memecahkan rekor sebagai pencetak gol terbanyak di kualifikasi Piala Dunia Zona CONMEBOL.
Penyerang Barcelona itu mencetak 21 golnya melewati koleksi Hernan Crespo (19 gol). “Sepak bola, Piala Dunia, tidak akan pernah sama tanpa Messi,” ujar pelatih berusia 57 tahun tersebut.
Messi kini diharapkan bisa membawa Argentina menjadi juara di Piala Dunia seperti yang dilakukan Diego Armando Maradona pada 1986. Dengan usia yang sudah mencapai 30 tahun, Rusia bisa jadi menjadi panggung terakhirnya di pesta sepak bola terbesar dunia tersebut. Sampaoli menegaskan akan membantu menciptakan ruang kepada Messi agar bisa bermain maksimal di Piala Dunia. Selama ini Messi dianggap kurang mendapat dukungan dari rekan satu timnya sehingga gagal bersinar.
“Dia adalah pemain terbaik dalam sejarah sepak bola dan saya sangat senang berada di dalam sebuah kelompok di dekatnya,” tandasnya.
(amm)