Jor-joran Belanja, Man City Tetap Catat Rekor Pendapatan
A
A
A
MANCHESTER - Manchester City kembali mencatat rekor pendapatan. Dalam laporan tahunan untuk periode 2016/2017 yang dirilis Rabu (8/11/2017), City meraup pendapatan 473,4 juta pounds (Rp8,3 triliun) atau naik 21% dibanding tahun sebelumnya. Ini tahun ketiga City selalu meraup keuntungan.
Meski demikian, nilai keuntungan City turun dibanding tahun sebelumnya. Pada periode 2016/2017, yang merupakan tahun pertama Pep Guardiola bekerja sebagai pelatih, City membukukan keuntungan senilai 1,08 juta pounds (Rp19 mliar) turun dari sebelumnya 20,5 juta pounds (Rp362 miliar). Pihak klub menyebutkan turunnya keuntungan karena periode pelaporan yang diperpanjang hingga 13 bulan sehingga memengaruhi profitabilitas.
Layaknya klub besar Liga Primer, pendapatan dari hasil pertandingan relatif stabil. City meraup keuntungan 52 juta pounds (Rp921miliar) dari tiket laga. Naiknya pendapatan City berasal dari hak siar dan komersial yang mengalami lompatan besar dalam aliran pendapatan.
Hal siar naik 21% mencapai 203 juta pounds (Rp3,5 triliun), sedangkan iklan tumbuh 23% mencapai 21 juta pounds (Rp372 miliar). Pendapatan iklan tumbuh lebih pesat karena City menjalin kemitraan baru seperti dengan NexEn di lengan baju. City juga menyelenggarakan serangkaian konser di Stadion Etihad.
Karena kenaikan pendapatan sebesar 21% dengan demikian, rasio biaya upah terhadap pendapatan turun menjadi 56%. City beroperasi dengan utang nol. Chairman Man City Khaldoon Al Mubarak mengatakan bahwa pendapatan akan didorong menuju angka 500 juta pounds.
"Laporan ini untuk memastikan penggemar dan mitra kami dapat melihat status detail sebenarnya dari setiap aspek klub," katanya dalam sebuah pernyataan. "Organisasi sepak bola dan bisnis di luar lapangan harus simetris dan memiliki keseimbangan yang tepat agar kami kuat dan terus tumbuh."
City menghabiskan jutaan pounds di jendela transfer musim panas 2017, dengan merekrut Benyamin Mendy, Kyle Walker, Bernardo Silva, Ederson, dan Danilo, yang membangun skuat tangguh saat ini, yang unggul delapan poin untuk bertengger di puncak klasemen Liga Primer Inggris musim ini.
Meski demikian, nilai keuntungan City turun dibanding tahun sebelumnya. Pada periode 2016/2017, yang merupakan tahun pertama Pep Guardiola bekerja sebagai pelatih, City membukukan keuntungan senilai 1,08 juta pounds (Rp19 mliar) turun dari sebelumnya 20,5 juta pounds (Rp362 miliar). Pihak klub menyebutkan turunnya keuntungan karena periode pelaporan yang diperpanjang hingga 13 bulan sehingga memengaruhi profitabilitas.
Layaknya klub besar Liga Primer, pendapatan dari hasil pertandingan relatif stabil. City meraup keuntungan 52 juta pounds (Rp921miliar) dari tiket laga. Naiknya pendapatan City berasal dari hak siar dan komersial yang mengalami lompatan besar dalam aliran pendapatan.
Hal siar naik 21% mencapai 203 juta pounds (Rp3,5 triliun), sedangkan iklan tumbuh 23% mencapai 21 juta pounds (Rp372 miliar). Pendapatan iklan tumbuh lebih pesat karena City menjalin kemitraan baru seperti dengan NexEn di lengan baju. City juga menyelenggarakan serangkaian konser di Stadion Etihad.
Karena kenaikan pendapatan sebesar 21% dengan demikian, rasio biaya upah terhadap pendapatan turun menjadi 56%. City beroperasi dengan utang nol. Chairman Man City Khaldoon Al Mubarak mengatakan bahwa pendapatan akan didorong menuju angka 500 juta pounds.
"Laporan ini untuk memastikan penggemar dan mitra kami dapat melihat status detail sebenarnya dari setiap aspek klub," katanya dalam sebuah pernyataan. "Organisasi sepak bola dan bisnis di luar lapangan harus simetris dan memiliki keseimbangan yang tepat agar kami kuat dan terus tumbuh."
City menghabiskan jutaan pounds di jendela transfer musim panas 2017, dengan merekrut Benyamin Mendy, Kyle Walker, Bernardo Silva, Ederson, dan Danilo, yang membangun skuat tangguh saat ini, yang unggul delapan poin untuk bertengger di puncak klasemen Liga Primer Inggris musim ini.
(sha)