Maroko dan Tunisia Ikut Lagi Piala Dunia
A
A
A
ABIDJAN - Lengkap sudah wakil dari Benua Afrika yang akan mengikuti Piala Dunia 2018. Maroko dan Tunisia siap merajut asa di Rusia setelah merebut tiket otomatis dengan menjadi juara grup seusai partai terakhir kualifikasi putaran ketiga.
Impian Maroko dan Tunisia agar bisa meramaikan lagi kompetisi sepak bola terakbar sejagat itu akhirnya terpenuhi. Meski harus bersaing dengan sejumlah tim kuat, keduanya bisa menemani Senegal, Mesir, dan Nigeria yang sudah lebih dulu lolos ke Negeri Beruang Merah. Upaya Maroko menyudahi penantian selama hampir 20 tahun terlunasi berkat kemenangan 2-0 atas Pantai Gading di Stade Felix Houphouet-Boigny, Minggu (12/11/2017).
Walau berstatus tim tamu, Atlas Lions, bisa menyingkirkan Les Elephants lewat gol Nabil Dirar (25) dan Mehdi Benatia (30). Hasil positif itu memastikan Maroko menjadi juara Grup C dengan 12 angka, atau unggul empat angka atas Pantai Gading. Dengan demikian, tim asuhan Herve Renard itu bakal hadir lagi kancah dunia setelah absen pada edisi 2002, 2006, 2010, dan 2014.
Terciptanya momen bersejarah ini membuat seluruh warga Maroko bergembira, termasuk Raja Mohemmed VI. Orang nomor satu di Kerajaan Maroko itu langsung memberi ucapan selamat secara langsung kepada pemain dan pelatih. Penghormatan ini disambut Renard dengan sukacita.
"Saya sangat berterima kasih kepada Yang Mulia (Raja Mohemmed VI) dengan memanggil kami. Ini suatu kehormatan besar. Dia ingin berbicara dengan kami dan memberi ucapan selamat pada semuanya," ucap pelatih asal Prancis itu, dilansir timesnownews.
Warga Maroko pantas berpesta. Pasalnya, sejak menghadiri Piala Dunia 1998, Romain Saiss dkk selalu gagal saat kualifikasi. Apalagi, mereka harus menghadapi sejumlah rival berat sebelum menjejakkan kaki di Rusia. "Saat ini kami merasa sangat bangga bisa mengenakan seragam Maroko. Kami bangga bisa mengibarkan lagi bendera Maroko pada Piala Dunia. Ini kualifikasi Piala Dunia kelima Maroko terhitung sejak 2002. Jadi, Maroko bukan lagi negara sepak bola yang kecil," tutur Renard.
Ucapan Renard tidak salah. Kekuatan Maroko pantas diperhitungkan mengingat tampil luar biasa selama kualifikasi. Terbukti, mereka mampu menyapu bersih enam laga selama putaran ketiga dengan torehan 11 gol tanpa kemasukan. Mereka jadi satu-satunya kontestan dari Benua Afrika yang terus mencatat clean sheet.
Kebahagiaan serupa dirasakan rakyat Tunisia. Bisa menahan Libia tanpa gol di Stade Olympique de Rades sudah cukup bagi The Eagles of Carthage untuk mengunci posisi pertama Grup A. Tim asuhan Nabil Maaloul itu mengubur harapan Republik Kongo tampil untuk pertama kali pada Piala Dunia karena unggul satu angka.
Sama seperti Maroko, Tunisia juga membukukan hasil luar bisa selama kualifikasi putaran ketiga Grup A, yakni tidak pernah kalah. Ini sekaligus menyudahi penantian Tunisia selama hampir delapan tahun, di mana sebelumnya absen di Afrika Selatan dan Brasil. Ya, ini bakal jadi penampilan kelima mereka pada Piala Dunia setelah 1978, 1998, 2002, dan 2006.
Bila Maroko hadir lagi pada Piala Dunia, tidak demikian dengan Pantai Gading. Kekalahan pada laga kandang itu membuat rekor tuan rumah yang sudah tiga kali beruntun mengikuti Piala Dunia jadi terhenti. Ini cukup mengejutkan karena Pantai Gading dianggap kekuatan besar di Benua Hitam. Apalagi, saat bentrok Maroko, Pelatih Marc Wilmots menurunkan pasukan terbaiknya, termasuk Franck Yannick Kessie, Wilfred Zaha, dan Gervinho.
Impian Maroko dan Tunisia agar bisa meramaikan lagi kompetisi sepak bola terakbar sejagat itu akhirnya terpenuhi. Meski harus bersaing dengan sejumlah tim kuat, keduanya bisa menemani Senegal, Mesir, dan Nigeria yang sudah lebih dulu lolos ke Negeri Beruang Merah. Upaya Maroko menyudahi penantian selama hampir 20 tahun terlunasi berkat kemenangan 2-0 atas Pantai Gading di Stade Felix Houphouet-Boigny, Minggu (12/11/2017).
Walau berstatus tim tamu, Atlas Lions, bisa menyingkirkan Les Elephants lewat gol Nabil Dirar (25) dan Mehdi Benatia (30). Hasil positif itu memastikan Maroko menjadi juara Grup C dengan 12 angka, atau unggul empat angka atas Pantai Gading. Dengan demikian, tim asuhan Herve Renard itu bakal hadir lagi kancah dunia setelah absen pada edisi 2002, 2006, 2010, dan 2014.
Terciptanya momen bersejarah ini membuat seluruh warga Maroko bergembira, termasuk Raja Mohemmed VI. Orang nomor satu di Kerajaan Maroko itu langsung memberi ucapan selamat secara langsung kepada pemain dan pelatih. Penghormatan ini disambut Renard dengan sukacita.
"Saya sangat berterima kasih kepada Yang Mulia (Raja Mohemmed VI) dengan memanggil kami. Ini suatu kehormatan besar. Dia ingin berbicara dengan kami dan memberi ucapan selamat pada semuanya," ucap pelatih asal Prancis itu, dilansir timesnownews.
Warga Maroko pantas berpesta. Pasalnya, sejak menghadiri Piala Dunia 1998, Romain Saiss dkk selalu gagal saat kualifikasi. Apalagi, mereka harus menghadapi sejumlah rival berat sebelum menjejakkan kaki di Rusia. "Saat ini kami merasa sangat bangga bisa mengenakan seragam Maroko. Kami bangga bisa mengibarkan lagi bendera Maroko pada Piala Dunia. Ini kualifikasi Piala Dunia kelima Maroko terhitung sejak 2002. Jadi, Maroko bukan lagi negara sepak bola yang kecil," tutur Renard.
Ucapan Renard tidak salah. Kekuatan Maroko pantas diperhitungkan mengingat tampil luar biasa selama kualifikasi. Terbukti, mereka mampu menyapu bersih enam laga selama putaran ketiga dengan torehan 11 gol tanpa kemasukan. Mereka jadi satu-satunya kontestan dari Benua Afrika yang terus mencatat clean sheet.
Kebahagiaan serupa dirasakan rakyat Tunisia. Bisa menahan Libia tanpa gol di Stade Olympique de Rades sudah cukup bagi The Eagles of Carthage untuk mengunci posisi pertama Grup A. Tim asuhan Nabil Maaloul itu mengubur harapan Republik Kongo tampil untuk pertama kali pada Piala Dunia karena unggul satu angka.
Sama seperti Maroko, Tunisia juga membukukan hasil luar bisa selama kualifikasi putaran ketiga Grup A, yakni tidak pernah kalah. Ini sekaligus menyudahi penantian Tunisia selama hampir delapan tahun, di mana sebelumnya absen di Afrika Selatan dan Brasil. Ya, ini bakal jadi penampilan kelima mereka pada Piala Dunia setelah 1978, 1998, 2002, dan 2006.
Bila Maroko hadir lagi pada Piala Dunia, tidak demikian dengan Pantai Gading. Kekalahan pada laga kandang itu membuat rekor tuan rumah yang sudah tiga kali beruntun mengikuti Piala Dunia jadi terhenti. Ini cukup mengejutkan karena Pantai Gading dianggap kekuatan besar di Benua Hitam. Apalagi, saat bentrok Maroko, Pelatih Marc Wilmots menurunkan pasukan terbaiknya, termasuk Franck Yannick Kessie, Wilfred Zaha, dan Gervinho.
(amm)