Akhir Sebuah Era Tim Juara Italia
A
A
A
Berakhir sudah era anggota tim juara Italia di Piala Dunia 2006. Tiga pemain yang tersisa, Gianluigi Buffon, Daniele de Rossi, dan Andrea Barzagli resmi mundur dari ingar-bingar timnas Italia.
Keputusan mereka pensiun sekaligus menjadi tanda berakhirnya sebuah era di skuad Gli Azzurri. Era yang menjadi bagian dari generasi saat Italia menjadi juara Piala Dunia 2006 di Jerman. Buffon, De Rossi, dan Barzagli adalah tiga pemain terakhir yang tersisa dari skuad Marcello Lippi saat mengangkat trofi Julis Rimet di Stadion Olympia, Berlin, 9 Juli 2006.
Ketiganya masih dipercaya Pelatih Giampiero Ventura bertarung di ajang kualifikasi dan play-off Piala Dunia 2018 Zona Eropa. Sayang, keberadaan mereka tidak bisa membantu Italia terbang ke Rusia. Hasil imbang tanpa gol melawan Swedia di Stadion San Siro, Selasa (14/11), membuat Italia tersingkir dengan agregat 0-1, imbas kekalahan di leg pertama (0-1).
Italia pun gagal berpartisipasi di putaran final Piala Dunia untuk pertama kali dalam 60 tahun terakhir. Italia terakhir kali absen pada 1959. Saat itu, Gli Azzurri yang ditukangi Pelatih Alfredo Foni menempati peringkat 2 klasemen akhir Grup 8. Menjalani empat pertandingan, Italia mendapatkan hasil dua kalah dan dua imbang.
Gli Azzurri berjarak satu angka dari Irlandia Utara yang menjadi juara grup dan berhak tampil di Piala Dunia yang digelar di Swedia. Tahun ini, Swedia kembali menjadi kutukan Italia, karena mereka juga yang membuat Buffon harus pensiun dari timnas dengan berlinang air mata.
"Ini mengecewakan," kata kapten tim berusia 39 tahun itu, dikutip Football-Italia. Pemain yang memiliki 175 caps bersama timnas Italia tersebut mengatakan, air matanya mengalir karena gagal memberikan sesuatu yang benar-benar penting bagi negara. "Itulah satu-satunya penyesalan yang saya miliki. Selain tentu saja tidak menyelesaikan karier bertepatan dengan kegagalan lolos ke Piala Dunia," tandasnya.
Buffon membantah timnya gagal karena meremehkan kekuatan Swedia di babak play-off. Italia hanya tidak bermain maksimal. Italia, lanjutnya, kekurangan energi dan ketajaman untuk mencetak gol. Namun, dia menampik jika kegagalan Italia tak berarti menjadi pertanda buruk buat sepak bola di Negeri Piza tersebut. Italia akan kembali dalam waktu cepat karena punya kemampuan, tekad, dan selalu menemukan cara bangkit setelah terjatuh.
"Saya ingin memeluk Chiello (Giorgio Chiellini), Barza (Barzagli), dan Leo (Bonucci) yang sudah hampir 10 tahun lamanya," tuturnya.
Sementara De Rossi, menganggap kegagalan pemegang empat gelar Piala Dunia tersebut menjadi momen tergelap dalam sepak bola di negaranya. Menurutnya, butuh waktu untuk mengevaluasi semuanya. "Kami akan mulai lagi, seperti yang kami lakukan setelah momen-momen menyedihkan lainnya. Sekarang, generasi berikutnya siap terbang dan kami harus mulai lagi dari mereka," ujarnya, dikutip ESPNFC.
Center back Italia Giorgio Chiellini, yang juga memutuskan pensiun, mengatakan sudah saatnya semua pihak memberi kesempatan kepada pemain mendapatkan cinta dan dukungan seperti yang diberikan pada generasi sebelumnya. "Saya yakin jika apa yang kita lihat malam ini bisa dibangun, anggap saja sekarang sebagai permulaan. Sepak bola adalah milik semua orang dan kita ingin menciptakan era baru," tandasnya.
Barzagli tak kalah kecewa. Pemain berusia 36 tersebut mengatakan, ini adalah akhir dari sebuah era sepak bola di Italia. "Setiap orang memiliki perasaan sendiri, tapi sangat sulit menerima saat ini. Memang, sangat mengecewakan. Saya berharap para pemain muda dapat menangani situasi ini dan melakukan yang lebih baik dibandingkan era empat atau lima tahun terakhir," tuturnya.
Sementara itu, Ventura membantah telah mengundurkan diri dari skuad timnas Italia. Terkait permintaan maaf kepada publik sepak bola Italia, Ventura menjawab diplomatis. "Saya minta maaf atas hasilnya, tapi bukan untuk usaha dan kerja keras. Saya menyadari hasil adalah hal paling penting. Jadi, yang bisa saya lakukan sekarang adalah meminta maaf kepada orang Italia untuk hasilnya. Tapi, itu tidak memengaruhi profesionalisme, kerja keras, atau usaha yang kami lakukan," pungkasnya.
Keputusan mereka pensiun sekaligus menjadi tanda berakhirnya sebuah era di skuad Gli Azzurri. Era yang menjadi bagian dari generasi saat Italia menjadi juara Piala Dunia 2006 di Jerman. Buffon, De Rossi, dan Barzagli adalah tiga pemain terakhir yang tersisa dari skuad Marcello Lippi saat mengangkat trofi Julis Rimet di Stadion Olympia, Berlin, 9 Juli 2006.
Ketiganya masih dipercaya Pelatih Giampiero Ventura bertarung di ajang kualifikasi dan play-off Piala Dunia 2018 Zona Eropa. Sayang, keberadaan mereka tidak bisa membantu Italia terbang ke Rusia. Hasil imbang tanpa gol melawan Swedia di Stadion San Siro, Selasa (14/11), membuat Italia tersingkir dengan agregat 0-1, imbas kekalahan di leg pertama (0-1).
Italia pun gagal berpartisipasi di putaran final Piala Dunia untuk pertama kali dalam 60 tahun terakhir. Italia terakhir kali absen pada 1959. Saat itu, Gli Azzurri yang ditukangi Pelatih Alfredo Foni menempati peringkat 2 klasemen akhir Grup 8. Menjalani empat pertandingan, Italia mendapatkan hasil dua kalah dan dua imbang.
Gli Azzurri berjarak satu angka dari Irlandia Utara yang menjadi juara grup dan berhak tampil di Piala Dunia yang digelar di Swedia. Tahun ini, Swedia kembali menjadi kutukan Italia, karena mereka juga yang membuat Buffon harus pensiun dari timnas dengan berlinang air mata.
"Ini mengecewakan," kata kapten tim berusia 39 tahun itu, dikutip Football-Italia. Pemain yang memiliki 175 caps bersama timnas Italia tersebut mengatakan, air matanya mengalir karena gagal memberikan sesuatu yang benar-benar penting bagi negara. "Itulah satu-satunya penyesalan yang saya miliki. Selain tentu saja tidak menyelesaikan karier bertepatan dengan kegagalan lolos ke Piala Dunia," tandasnya.
Buffon membantah timnya gagal karena meremehkan kekuatan Swedia di babak play-off. Italia hanya tidak bermain maksimal. Italia, lanjutnya, kekurangan energi dan ketajaman untuk mencetak gol. Namun, dia menampik jika kegagalan Italia tak berarti menjadi pertanda buruk buat sepak bola di Negeri Piza tersebut. Italia akan kembali dalam waktu cepat karena punya kemampuan, tekad, dan selalu menemukan cara bangkit setelah terjatuh.
"Saya ingin memeluk Chiello (Giorgio Chiellini), Barza (Barzagli), dan Leo (Bonucci) yang sudah hampir 10 tahun lamanya," tuturnya.
Sementara De Rossi, menganggap kegagalan pemegang empat gelar Piala Dunia tersebut menjadi momen tergelap dalam sepak bola di negaranya. Menurutnya, butuh waktu untuk mengevaluasi semuanya. "Kami akan mulai lagi, seperti yang kami lakukan setelah momen-momen menyedihkan lainnya. Sekarang, generasi berikutnya siap terbang dan kami harus mulai lagi dari mereka," ujarnya, dikutip ESPNFC.
Center back Italia Giorgio Chiellini, yang juga memutuskan pensiun, mengatakan sudah saatnya semua pihak memberi kesempatan kepada pemain mendapatkan cinta dan dukungan seperti yang diberikan pada generasi sebelumnya. "Saya yakin jika apa yang kita lihat malam ini bisa dibangun, anggap saja sekarang sebagai permulaan. Sepak bola adalah milik semua orang dan kita ingin menciptakan era baru," tandasnya.
Barzagli tak kalah kecewa. Pemain berusia 36 tersebut mengatakan, ini adalah akhir dari sebuah era sepak bola di Italia. "Setiap orang memiliki perasaan sendiri, tapi sangat sulit menerima saat ini. Memang, sangat mengecewakan. Saya berharap para pemain muda dapat menangani situasi ini dan melakukan yang lebih baik dibandingkan era empat atau lima tahun terakhir," tuturnya.
Sementara itu, Ventura membantah telah mengundurkan diri dari skuad timnas Italia. Terkait permintaan maaf kepada publik sepak bola Italia, Ventura menjawab diplomatis. "Saya minta maaf atas hasilnya, tapi bukan untuk usaha dan kerja keras. Saya menyadari hasil adalah hal paling penting. Jadi, yang bisa saya lakukan sekarang adalah meminta maaf kepada orang Italia untuk hasilnya. Tapi, itu tidak memengaruhi profesionalisme, kerja keras, atau usaha yang kami lakukan," pungkasnya.
(amm)