Penggemar Badminton Berebut Gengsi di Mabar Djaruminton XIV

Kamis, 30 November 2017 - 22:48 WIB
Penggemar Badminton...
Penggemar Badminton Berebut Gengsi di Mabar Djaruminton XIV
A A A
JAKARTA - PB Djarum kembali menggelar acara tahunan Maen Bareng (Mabar) dengan komunitas pecinta bulu tangkis di Indonesia. Kali ini Kota Tegal dipilih sebagai tempat berkumpulnya peserta kegiatan yang populer disebut Mabar Djaruminton tersebut.

Para peserta tidak hanya berasal dari Kota Tegal dan sekitarnya, tapi juga dari kota-kota lain di Pulau Jawa. Antara lain, Jakarta, Bogor, Bandung, Batang, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Mereka berbondong-bondong datang ke Kota Laka-Laka dengan biaya swadaya. Selain karena kecintaan terhadap dunia bulu tangkis juga karena ingin bersilaturahmi dengan komunitas lain yang selama ini hanya berinteraksi melalui dunia maya.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin menjelaskan kegiatan Mabar di Tegal menjadi titik temu antara para pecinta bulutangkis dengan para legenda bulutangkis PB Djarum. "Dengan Mabar ini kita juga ingin untuk menggelorakan semangat dan menumbuhkan kecintaan bulu tangkis kepada masyarakat luas," tutur Yoppy dalam rilisnya, Kamis (30/11/2017).

Mabar yang digelar di GOR Wisanggeni, Tegal, akhir pekan lalu, dibagi dalam empat grup berdasarkan kelompok umur. Grup Bitingan Lama menjadi kelompok paling senior. Di grup ini berkumpul peserta berumur lebih dari 45 tahun. Grup Kaliputu memainkan kelompok umur 39-45 tahun. Di grup Petamburan memiliki umur dengan rentang 30-38. Sementara grup Jati merupakan kelompok pemain muda yang memiliki umur di bawah 38 tahun. Peserta termuda di grup Jati, berusia 14 tahun.

Setiap kelompok umur diikuti oleh 32 peserta. Para peserta tersebut kemudian diundi untuk mendapatkan pasangan. Dengan sistem undian pasangan maka kekuatan masing-masing pasangan menjadi sulit diterka.

Acara Mabar ini semakin lengkap dengan diselingi acara coaching clinic dari para legenda bulu tangkis Indonesia dan pelatih PB Djarum. Nama-nama yang hadir adalah Christian Hadinata, Lius Pongoh, Sigit Budiarto, Puri Setyo Prihngudiarto, Rendra Wijaya, Simbarsono, Ronald Sanduan Sipasulta, Simon Santoso, Meiliana Jauhari, dan Reny Ardhianingrum. Para legenda dan pelatih PB Djarum ini membagi pengalaman dan teknik bermain bulutangkis kepada para peserta. Sedangkan Reny Ardhianingrum sebagai pelatih fisik, mengajarkan cara peregangan dan pemanasan yang benar sebelum bertanding.

Acara Mabar ini dilengkapi juga dengan sesi ekshibisi. Rendra Wijaya berpasangan dengan Simon Santoso menghadapi peserta Mabar pasangan Gatot/Lutfi yang berasal dari Batang dan Bandung. Ekshibisi kedua menampilkan Tri Kusharjanto/Ronald Sanduan berhadapan dengan peserta Mabar pasangan Ian Horison/Bagus dari Jakarta dan Tegal.

Acara ekshibisi semakin meriah ketika Sigit Budiarto memasuki lapangan yang menyebabkan formasi Tri Kusharjanto/Sigit Budiarto melawan tiga orang yang terdiri dari Ian Horison, Bagus ditambah dengan Ronald Sanduan. Tri/Sigit mengeluarkan pukulan-pukulan aneh seperti yang pernah mereka tunjukkan pada masa jayanya. Tidak heran walaupun menghadapi tiga orang, Tri/Sigit tetap memenangkan pertandingan.

Sesi yang dinantikan peserta adalah acara penutup. Peserta disuguhi berbagai kuliner khas kota tempat pelaksanaan Mabar. Makanan khas Tegal disajikan kepada peserta yang lelah bertanding sehari penuh. "Ini yang saya tunggu. Main boleh kalah, tapi makan barengnya harus ikut. Soalnya makanannya khas," ujar salah satu peserta, Tora.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2455 seconds (0.1#10.140)