Indonesia Raih Emas di Kejuaraan Dunia Taekwondo
A
A
A
SEOUL - Dua Taekwondoin Indonesia Muhammad Alfi Kusuma dan Aprila Dwi Rahayu mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Keduanya berhasil memberikan prestasi terbaik dalam kejuaraan World Taekwondo Championship of the Ambassador's Cup 2017 yang berlangsung di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Muhammad Alfi Kusuma berhasil meraih emas di kategori Poomsae individual putra usia - 20 tahun sementara Aprila Dewi Rahayu berhasil meraih medali perak dikategori Individual putri usia – 20 tahun. Kejuaraan dunia yang mulai digelar sejak tahun 2014 ini adalah program rutin Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam rangka meningkatkan kerjasama budaya Korea dengan negara-negara sahabat.
Dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Kementerian Luar Negeri Korea berkomitmen melakukan diplomasi publik olahraga melalui Taekwondo, dan memastikan masyarakat global lebih memahami budaya dan semangat budaya Korea melalui keterlibatan dan partisipasinya dalam acara yang diselenggarakan.
Kejuaraan dunia kali ini secara selektif hanya diikuti sebanyak 52 peserta dari 25 negara. Masing-masing negara hanya diminta dua atlet terbaiknya untuk berpartisipasi. Dua atlet nasional Indonesia didampingi oleh pelatih pelatnas poomsae Indonesia Mr. Shin Seung Jung.
Terkait dengan keberhasilan dua taekwondoin muda pelatnas Indonesia itu, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) mengucapkan selamat dan memberikan catatan positif atas prestasi kedua taekwondoinnya.
"Keduanya memang akan diproyeksikan dalam jangka Panjang oleh PBTI." Terang Rahmi.
Menurut Rahmi, pihaknya menerjunkan atlet muda pelatnas tersebut untuk mengukur sejauhmana metode dan program akseleratif bagi atlet pelatnas berjalan efektif. Dan ternyata hasilnya terbukti di kejuaraan dunia ini.
Program akseleratif tersebut adalah program kepelatihan yang memadu-padankan secara konprehensif kemampuan teknik para atlet muda dan atlet yang lebih senior dengan tuntutan kebutuhan sport science dalam program pelatihan.
Selain itu, dengan keberhasilan dua atlet Indonesia di kejuaraan ini, pihaknya akan terus mendorong taekwondo, khususnya poomsae untuk makin berkembang di daerah. Kategori nomor poomsae dalam taekwondo ini, menurutnya akan memberikan peluang optimistik bagi taekwondo Indonesia untuk makin bisa menembus elit dunia.
"PBTI akan berusaha keras bersama Pengurus di Daerah untuk terus memacu percepatan pembinaan dan pengembangan taekwondo, khususnya poomsae yang menurutnya sejauh ini masih tertinggal atmosfirnya dengan kategori Kyorugi (tarung)", ujar Rahmi.
Rahmi juga berharap, hasil World Taekwondo Championship of the Ambassador's Cup 2017 akan menambah motivasi dan semangat serta optimisme tim taekwondo Indonesia yang nanti akan berlaga di Asian Games 2018 nanti, dimana Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar pesta olahraga se-Asia tersebut.
Muhammad Alfi Kusuma berhasil meraih emas di kategori Poomsae individual putra usia - 20 tahun sementara Aprila Dewi Rahayu berhasil meraih medali perak dikategori Individual putri usia – 20 tahun. Kejuaraan dunia yang mulai digelar sejak tahun 2014 ini adalah program rutin Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam rangka meningkatkan kerjasama budaya Korea dengan negara-negara sahabat.
Dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Kementerian Luar Negeri Korea berkomitmen melakukan diplomasi publik olahraga melalui Taekwondo, dan memastikan masyarakat global lebih memahami budaya dan semangat budaya Korea melalui keterlibatan dan partisipasinya dalam acara yang diselenggarakan.
Kejuaraan dunia kali ini secara selektif hanya diikuti sebanyak 52 peserta dari 25 negara. Masing-masing negara hanya diminta dua atlet terbaiknya untuk berpartisipasi. Dua atlet nasional Indonesia didampingi oleh pelatih pelatnas poomsae Indonesia Mr. Shin Seung Jung.
Terkait dengan keberhasilan dua taekwondoin muda pelatnas Indonesia itu, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) mengucapkan selamat dan memberikan catatan positif atas prestasi kedua taekwondoinnya.
"Keduanya memang akan diproyeksikan dalam jangka Panjang oleh PBTI." Terang Rahmi.
Menurut Rahmi, pihaknya menerjunkan atlet muda pelatnas tersebut untuk mengukur sejauhmana metode dan program akseleratif bagi atlet pelatnas berjalan efektif. Dan ternyata hasilnya terbukti di kejuaraan dunia ini.
Program akseleratif tersebut adalah program kepelatihan yang memadu-padankan secara konprehensif kemampuan teknik para atlet muda dan atlet yang lebih senior dengan tuntutan kebutuhan sport science dalam program pelatihan.
Selain itu, dengan keberhasilan dua atlet Indonesia di kejuaraan ini, pihaknya akan terus mendorong taekwondo, khususnya poomsae untuk makin berkembang di daerah. Kategori nomor poomsae dalam taekwondo ini, menurutnya akan memberikan peluang optimistik bagi taekwondo Indonesia untuk makin bisa menembus elit dunia.
"PBTI akan berusaha keras bersama Pengurus di Daerah untuk terus memacu percepatan pembinaan dan pengembangan taekwondo, khususnya poomsae yang menurutnya sejauh ini masih tertinggal atmosfirnya dengan kategori Kyorugi (tarung)", ujar Rahmi.
Rahmi juga berharap, hasil World Taekwondo Championship of the Ambassador's Cup 2017 akan menambah motivasi dan semangat serta optimisme tim taekwondo Indonesia yang nanti akan berlaga di Asian Games 2018 nanti, dimana Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar pesta olahraga se-Asia tersebut.
(bep)