Jika Bertahan di Ducati, Lorenzo Harus Mau Potong Gaji
A
A
A
BURIRAM - Jorge Lorenzo saat ini masih menempati posisi tiga besar di bawah Marc Marquez dan Valentino Rossi sebagai pembalap dengan gaji tertinggi di pentas MotoGP. Menurut laporan Express dan TSM Sports, semusim Lorenzo mendapat gaji pokok USD 8 juta atau setara Rp106,4 miliar.
Namun mulai tahun depan, Lorenzo sepertinya harus mau menerima pemotongan gaji. Sebab pembalap Ducati lainnya yakni Andrea Dovizioso meminta kenaikan nilai upah yang saat ini hanya menyentuh angka USD 7 juta atau berkisar Rp93,1 miliar.
Karena keterbatasan dana, Ducati kesulitan untuk memberikan gaji besar pada dua pembalapnya. Karena itu mereka berencana memangkas gaji Lorenzo saat menyodori kontrak baru untuk musim 2019.
"Niatnya kami ingin tetap bekerja dengan kedua pembalap. Tapi ada keterbatasan keuangan yang sangat jelas," ucap Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti.
"Kami akan berbicara dengan pihak sponsor karena Telecom Italia memutuskan meninggalkan kami. Saat kami sudah mendapatkan ide tentang berapa banyak uang yang bisa kami berikan, maka akan lebih mudah untuk berbicara dengan manajer dari para pembalap," jelasnya pada Motorsport.
Ducati lebih memilih menaikkan gaji Dovizioso karena prestasinya di MotoGP 2017 lalu. Saat itu Dovi mengakhiri musim dengan menempati peringkat dua klasemen. Sementara Lorenzo, ia hanya mampu berada di posisi tujuh klasemen.
"Situasi saat ini berbeda dibanding musim 2016 lalu. Saat kami mendatangkan Jorge, ia sebelumnya sudah mendapat tawaran penting dari Yamaha untuk memperpanjang kontraknya dua tahun lagi. Lalu kami memperbaharui kontrak Andrea (Dovizioso) dan sebelumnya dia tak pernah menang di Ducati. Jadi sekarang, kami akan memberi penghargaan atas apa yang dilakukannya sepanjang musim lalu," jelas Ciabatti.
"Claudio Domenicalli (CEO Ducati) sudah mengatakan saat peluncuran tim. Ducati telah membuat langkah untuk menarik perhatian Lorenzo, tapi itu adalah sebuah momen yang spesifik. Menurut saya, kami tidak bisa lagi memberi Lorenzo bayaran yang sama seperti saat dia bergabung dengan tim ini," pungkasnya.
Namun mulai tahun depan, Lorenzo sepertinya harus mau menerima pemotongan gaji. Sebab pembalap Ducati lainnya yakni Andrea Dovizioso meminta kenaikan nilai upah yang saat ini hanya menyentuh angka USD 7 juta atau berkisar Rp93,1 miliar.
Karena keterbatasan dana, Ducati kesulitan untuk memberikan gaji besar pada dua pembalapnya. Karena itu mereka berencana memangkas gaji Lorenzo saat menyodori kontrak baru untuk musim 2019.
"Niatnya kami ingin tetap bekerja dengan kedua pembalap. Tapi ada keterbatasan keuangan yang sangat jelas," ucap Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti.
"Kami akan berbicara dengan pihak sponsor karena Telecom Italia memutuskan meninggalkan kami. Saat kami sudah mendapatkan ide tentang berapa banyak uang yang bisa kami berikan, maka akan lebih mudah untuk berbicara dengan manajer dari para pembalap," jelasnya pada Motorsport.
Ducati lebih memilih menaikkan gaji Dovizioso karena prestasinya di MotoGP 2017 lalu. Saat itu Dovi mengakhiri musim dengan menempati peringkat dua klasemen. Sementara Lorenzo, ia hanya mampu berada di posisi tujuh klasemen.
"Situasi saat ini berbeda dibanding musim 2016 lalu. Saat kami mendatangkan Jorge, ia sebelumnya sudah mendapat tawaran penting dari Yamaha untuk memperpanjang kontraknya dua tahun lagi. Lalu kami memperbaharui kontrak Andrea (Dovizioso) dan sebelumnya dia tak pernah menang di Ducati. Jadi sekarang, kami akan memberi penghargaan atas apa yang dilakukannya sepanjang musim lalu," jelas Ciabatti.
"Claudio Domenicalli (CEO Ducati) sudah mengatakan saat peluncuran tim. Ducati telah membuat langkah untuk menarik perhatian Lorenzo, tapi itu adalah sebuah momen yang spesifik. Menurut saya, kami tidak bisa lagi memberi Lorenzo bayaran yang sama seperti saat dia bergabung dengan tim ini," pungkasnya.
(bep)