Tom Brady, Ikon Kemapanan Zaman Now
A
A
A
PEMAIN sepak bola Amerika, Tom Brady, merupakan representasi kemapanan zaman now. Quarterback New England Patriots ini memiliki prestasi berkilau, harta melimpah, istri supermodel, dan keluarga bahagia. Kurang apalagi?
Tom Brady terduduk lemas ketika wasit pertandingan Super Bowl LII meniup peluit panjang menandai berakhirnya pertandingan antara New England Patriots dan Philadelphia Eagles. Suami supermodel Gisele Bundchen itu hanya bisa duduk terdiam melihat tim yang dia bela, New England Patriots, harus kalah dari tim semenjana, Philadelphia Eagles. Saat itu New England Patriots digadang-gadang mampu mengalahkan Philadelphia Eagles.
Bersama Tom Brady, New England Patriots menjelma menjadi kekuatan yang sangat besar di NFL. Di ajang Super Bowl LII ini, Tom Brady malah memiliki misi khusus menjadi satu-satunya atlet sepak bola Amerika yang mampu memenangkan enam Super Bowl. Saat ini cuma Tom Brady Charles Haley yang mampu meraih lima kali kemenangan di ajang Super Bowl.
Sayang, ajang Super Bowl LII malah menjadi antiklimaks bagi Tom Brady. Tidak seperti film Hollywood dengan aksi-aksi heroik pada pengujung pertandingan, pria kelahiran 3 Agustus 1977 tersebut malah membuat kesalahan di babak akhir pertandingan. Dia tidak mampu menjaga bola yang dia pegang saat New England Patriots berusaha mengejar ketertinggalan. Kesalahan ini sangat fatal sehingga Philadelphia Eagles semakin mendominasi babak-babak akhir Super Bowl LII.
"Sangat payah, benar-benar sangat payah," ujar Brady mengenang kejadian tersebut.
Kegagalan tersebut membuat Tom Brady harus kembali berpacu dengan waktu. Pada Agustus nanti dia akan berusia 41 tahun. Usia ini sudah tidak muda lagi jika diharuskan melakukan kontak fisik yang sangat berat khas sepak bola Amerika. Di NFL sendiri saat ini hanya ada lima atlet yang berusia di atas 40 tahun, yakni Adam Vinatieri,44; Phil Dawson,42; Matt Bryant,42; Shane Lechler,41; dan Tom Brady,40. Namun di antara mereka, hanya Tom Brady yang masih terus memburu kesempurnaan.
Kegagalan di Super Bowl LII justru tidak membuat Tom Brady berhenti. Dia mematahkan spekulasi yang mengatakan bahwa dia akan berhenti setelah kegagalan di Super Bowl LII. "Saya tidak melihat diri saya tidak bermain lagi. Sekarang musim pertandingan memang sudah selesai, tapi saya masih memiliki gunung tinggi yang harus didaki. Semua pelajaran yang terjadi kemarin akan menjadi acuan buat saya untuk kembali menjadi lebih baik," kata Tom. "Saya menyukai olahraga ini karena selalu memberikan tantangan buat saya," lanjutnya.
Keinginan Tom Brady untuk menggapai kesempurnaan tersebut bahkan mencuri perhatian Facebook. Situs jejaring sosial paling tenar sejagat itu bahkan mempersiapkan program baru berjudul Tom vs Time. Dalam program tersebut diperlihatkan bagaimana Brady bisa melawan waktu. Di usia yang makin tua, Brady justru masih terlihat sangat sehat dan muda. "Saya belum selesai di olahraga ini," kata Brady.
Pria yang pernah kuliah di Michigan ini memang masih merasa ada bisnis yang belum selesai di lapangan hijau. Sebab, hanya karier sepak bola Amerika yang belum diraih Brady dengan sempurna. Sebaliknya di luar lapangan, Brady menjelma menjadi sosok yang sempurna. Dia menjadi ayah yang baik dan penyayang bagi ketiga anaknya. Suami yang penuh cinta bagi istrinya yang supermodel, Gisele Bundchen, dan kekayaan yang melimpah.
Keluarga bahagia, istri yang supercantik, dan kekayaan yang melimpah. Kurang apalagi coba? Forbes mengatakan, kekayaan Tom Brady mencapai USD180 juta atau sekitar Rp2,4 triliun. Angka ini memang lebih kecil dibandingkan pendapatan istrinya, Gisele Bundchen, yang mencapai USD360 juta atau setara Rp4,8 triliun. Dengan kekayaan yang besar tersebut, Tom Brady dan Gisele Bundchen bisa menghabiskannya dengan cara ekstravaganza.
Hanya, Brady melakukan hal kebalikannya. Dia dan Gisele berusaha mengatur keuangan mereka dengan taktis. Keduanya berusaha menginvestasikan keuangan mereka dalam bentuk properti. Hal ini terjadi karena Brady melihat rumah adalah tempat terindah dan ternyaman bagi keluarga.
Gaya investasi ini terbukti manjur ketika Brady menjual rumah mereka di Los Angeles sebesar USD40 juta atau setara Rp532 miliar ke musisi Dr Dre. Padahal, rumah tersebut dibeli dengan harga kurang dari setengahnya.
Brady memang sangat berbeda dari atlet atau terkenal lainnya di Amerika. Dia sangat berhati-hati dengan kehidupan malam yang biasa dijalani para pesohor. Sekali pun pergi, dia selalu membawa Gisele Bundchen ke acara tersebut. Bagi Brady, rumah di mana anak-anaknya berada adalah tempat ternyaman. "Suatu waktu dia pernah cedera dan terpaksa absen dari beberapa pertandingan. Kami menyarankannya untuk pergi berlibur. Alih-alih, dia ingin tinggal di rumah saja bersama anak-anaknya," ujar ayah Tom Brady, Tom Brady Sr.
Hal ini diakui teman-temannya di New Englands Patriot. Bagi mereka, Tom Brady merupakan sosok ayah yang baik buat keluarganya. Saat New Patriot England berhasil memenangi pertandingan, banyak pemain yang menghabiskan malam dengan berpesta. Sebaliknya, Brady justru lebih memilih pulang dan menidurkan anak-anaknya.
"Dia sangat sederhana, bahkan tidak memiliki rombongan yang selalu mengikuti dia ke mana saja seperti orang-orang terkenal lainnya," tutur Julian Edelman, teman Brady di New England Patriots.
Kesederhanaan sikap dan gaya hidup Brady dirasakan betul temannya sewaktu kuliah di Michigan University, Aaron Shea. Dia mengatakan, saat sama-sama membela tim sepak bola Amerika, Michigan University, dia berdiskusi dengan Brady dengan apa yang mereka ingin jika terkenal nanti. "Saya bilang ke dia kalau saya mau beli Ferrari dan Lamborghini. Lucunya, dia cuma bilang hanya ingin bisa mengenakan kaus kaki terbaru setiap hari. Sederhana sekali dan kenyataannya dia bisa membeli apa pun sekarang," pungkas Aaron Shea.
Tom Brady terduduk lemas ketika wasit pertandingan Super Bowl LII meniup peluit panjang menandai berakhirnya pertandingan antara New England Patriots dan Philadelphia Eagles. Suami supermodel Gisele Bundchen itu hanya bisa duduk terdiam melihat tim yang dia bela, New England Patriots, harus kalah dari tim semenjana, Philadelphia Eagles. Saat itu New England Patriots digadang-gadang mampu mengalahkan Philadelphia Eagles.
Bersama Tom Brady, New England Patriots menjelma menjadi kekuatan yang sangat besar di NFL. Di ajang Super Bowl LII ini, Tom Brady malah memiliki misi khusus menjadi satu-satunya atlet sepak bola Amerika yang mampu memenangkan enam Super Bowl. Saat ini cuma Tom Brady Charles Haley yang mampu meraih lima kali kemenangan di ajang Super Bowl.
Sayang, ajang Super Bowl LII malah menjadi antiklimaks bagi Tom Brady. Tidak seperti film Hollywood dengan aksi-aksi heroik pada pengujung pertandingan, pria kelahiran 3 Agustus 1977 tersebut malah membuat kesalahan di babak akhir pertandingan. Dia tidak mampu menjaga bola yang dia pegang saat New England Patriots berusaha mengejar ketertinggalan. Kesalahan ini sangat fatal sehingga Philadelphia Eagles semakin mendominasi babak-babak akhir Super Bowl LII.
"Sangat payah, benar-benar sangat payah," ujar Brady mengenang kejadian tersebut.
Kegagalan tersebut membuat Tom Brady harus kembali berpacu dengan waktu. Pada Agustus nanti dia akan berusia 41 tahun. Usia ini sudah tidak muda lagi jika diharuskan melakukan kontak fisik yang sangat berat khas sepak bola Amerika. Di NFL sendiri saat ini hanya ada lima atlet yang berusia di atas 40 tahun, yakni Adam Vinatieri,44; Phil Dawson,42; Matt Bryant,42; Shane Lechler,41; dan Tom Brady,40. Namun di antara mereka, hanya Tom Brady yang masih terus memburu kesempurnaan.
Kegagalan di Super Bowl LII justru tidak membuat Tom Brady berhenti. Dia mematahkan spekulasi yang mengatakan bahwa dia akan berhenti setelah kegagalan di Super Bowl LII. "Saya tidak melihat diri saya tidak bermain lagi. Sekarang musim pertandingan memang sudah selesai, tapi saya masih memiliki gunung tinggi yang harus didaki. Semua pelajaran yang terjadi kemarin akan menjadi acuan buat saya untuk kembali menjadi lebih baik," kata Tom. "Saya menyukai olahraga ini karena selalu memberikan tantangan buat saya," lanjutnya.
Keinginan Tom Brady untuk menggapai kesempurnaan tersebut bahkan mencuri perhatian Facebook. Situs jejaring sosial paling tenar sejagat itu bahkan mempersiapkan program baru berjudul Tom vs Time. Dalam program tersebut diperlihatkan bagaimana Brady bisa melawan waktu. Di usia yang makin tua, Brady justru masih terlihat sangat sehat dan muda. "Saya belum selesai di olahraga ini," kata Brady.
Pria yang pernah kuliah di Michigan ini memang masih merasa ada bisnis yang belum selesai di lapangan hijau. Sebab, hanya karier sepak bola Amerika yang belum diraih Brady dengan sempurna. Sebaliknya di luar lapangan, Brady menjelma menjadi sosok yang sempurna. Dia menjadi ayah yang baik dan penyayang bagi ketiga anaknya. Suami yang penuh cinta bagi istrinya yang supermodel, Gisele Bundchen, dan kekayaan yang melimpah.
Keluarga bahagia, istri yang supercantik, dan kekayaan yang melimpah. Kurang apalagi coba? Forbes mengatakan, kekayaan Tom Brady mencapai USD180 juta atau sekitar Rp2,4 triliun. Angka ini memang lebih kecil dibandingkan pendapatan istrinya, Gisele Bundchen, yang mencapai USD360 juta atau setara Rp4,8 triliun. Dengan kekayaan yang besar tersebut, Tom Brady dan Gisele Bundchen bisa menghabiskannya dengan cara ekstravaganza.
Hanya, Brady melakukan hal kebalikannya. Dia dan Gisele berusaha mengatur keuangan mereka dengan taktis. Keduanya berusaha menginvestasikan keuangan mereka dalam bentuk properti. Hal ini terjadi karena Brady melihat rumah adalah tempat terindah dan ternyaman bagi keluarga.
Gaya investasi ini terbukti manjur ketika Brady menjual rumah mereka di Los Angeles sebesar USD40 juta atau setara Rp532 miliar ke musisi Dr Dre. Padahal, rumah tersebut dibeli dengan harga kurang dari setengahnya.
Brady memang sangat berbeda dari atlet atau terkenal lainnya di Amerika. Dia sangat berhati-hati dengan kehidupan malam yang biasa dijalani para pesohor. Sekali pun pergi, dia selalu membawa Gisele Bundchen ke acara tersebut. Bagi Brady, rumah di mana anak-anaknya berada adalah tempat ternyaman. "Suatu waktu dia pernah cedera dan terpaksa absen dari beberapa pertandingan. Kami menyarankannya untuk pergi berlibur. Alih-alih, dia ingin tinggal di rumah saja bersama anak-anaknya," ujar ayah Tom Brady, Tom Brady Sr.
Hal ini diakui teman-temannya di New Englands Patriot. Bagi mereka, Tom Brady merupakan sosok ayah yang baik buat keluarganya. Saat New Patriot England berhasil memenangi pertandingan, banyak pemain yang menghabiskan malam dengan berpesta. Sebaliknya, Brady justru lebih memilih pulang dan menidurkan anak-anaknya.
"Dia sangat sederhana, bahkan tidak memiliki rombongan yang selalu mengikuti dia ke mana saja seperti orang-orang terkenal lainnya," tutur Julian Edelman, teman Brady di New England Patriots.
Kesederhanaan sikap dan gaya hidup Brady dirasakan betul temannya sewaktu kuliah di Michigan University, Aaron Shea. Dia mengatakan, saat sama-sama membela tim sepak bola Amerika, Michigan University, dia berdiskusi dengan Brady dengan apa yang mereka ingin jika terkenal nanti. "Saya bilang ke dia kalau saya mau beli Ferrari dan Lamborghini. Lucunya, dia cuma bilang hanya ingin bisa mengenakan kaus kaki terbaru setiap hari. Sederhana sekali dan kenyataannya dia bisa membeli apa pun sekarang," pungkas Aaron Shea.
(amm)