Stephen Curry, Bukan Kacang Lupa Kulitnya

Kamis, 01 Maret 2018 - 15:00 WIB
Stephen Curry, Bukan Kacang Lupa Kulitnya
Stephen Curry, Bukan Kacang Lupa Kulitnya
A A A
BAGI Stephen Curry, orang tua merupakan sosok yang instrumental pada perkembangan kariernya. Namun, ada orang lain yang juga tidak pernah dia lupakan, yakni guru. Kedua guru Stepen Curry saat bersekolah di Charlotte Christian, Shonn Brown dan Chard Fair adalah sosok yang masih membekas di memori Stephen Curry.

Fair dan Brown sudah mengenalnya jauh sebelum Curry menjadi bintang seperti sekarang. Brown adalah guru olahraga Stephen Curry di Sekolah Charlotte Christian. Adapun Fair mengajar di kelas produksi film yang pernah diikuti Stephen Curry. Mereka semua menjadi sosok penting di balik gairah Curry untuk tetap fokus, percaya diri, dan rendah hati. Mereka juga punya peran penting sebelum Stephen Curry sefenomenal sekarang. "Mereka semua membentuk saya," kata Stephen Curry setelah sesi latihan baru-baru ini.

"Saya mengambil sebagian dari karakteristik mereka dan menambahkannya ke dalam diri saya. Anda bisa saja menghilang pada hari demi hari di liga ini dan dalam drama dan ekspekstasi untuk tampil bagus. Ini seperti sebuah gelembung. Mereka memberi saya prospektif yang segar," urai Stephen Curry.

Saat ditanya pengaruh teranyar Brown dalam hidupnya, Curry langsung menundukkan kepala. "Dia melihat saya ketika masih berusia 14, 16, 18 tahun, dan itu merupakan tahun-tahun yang menarik," kata Stephen Curry membeberkan kehidupan sebagai seorang remaja. "Tapi, dia menunjukkan visi yang bisa terus saya terapkan dalam hidup, bukan hanya di basket."

(Baca Juga: Stephen Curry, Sniper Tangguh Bermental Baja
Saat di sekolah, Stephen Curry punya skill memadai untuk bermain di tim utama Charlotte Christian. Namun, Brown memveto ide tersebut dan menempatkan Curry di tim junior atau JV. Brown tampaknya memainkan game yang panjang, permainan sepanjang hidup.

"Kami ingin dia bermain di JV sehingga pada tahun berikutnya dia sudah siap. Itu bakal membuat proses transisinya mudah, jadi dia bisa mengembangkan kepercayaan diri untuk memimpin tim," kata Brown. "Jika langsung di level senior (sebagai pemain baru), dia akan mendapat menit di sini dan di sana. Tapi, apa bagusnya seperti itu? Kami membimbingnya untuk punya peran besar di sana pada saatnya."

"Kami berbicara banyak tentang warisan yang akan dia tinggalkan untuk Charlotte Christian. Kami berbicara tentang menjadi seorang pria. Kami menyebutnya penyelamatan dan pengorbanan. Sekarang Anda bisa melihat bagaimana dia berkorban untuk Warriors, bagaimana dia mengatur hidupnya," urai Brown.

Mereka masih sering berbincang, Curry dan Brown. Mereka berbincang, saling berkirim pesan, dan bertemu ketika Curry mengunjungi Charlotte pada pertandingan NBA atau Brown menyambangi kamp basket musim panas Curry. "Saya ingat pernah bilang kepadanya bahwa saya mengapresiasinya karena membiarkan saya bekerja di kamp miliknya," kata Brown. "Dia kemudian memandang saya dengan lucu dan berkata, 'Anda pelatih Brown. Anda pelatih saya, Brown'."

Seperti Fair, Brown tidak pernah meminta apa pun dari Stephen Curry. Mereka, serta keluarga dan teman dekat Curry, bertekad menjaga sang bintang tetap bersinar dan berpijak ke bumi.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6502 seconds (0.1#10.140)