Preview Inter Milan vs Napoli: Berburu Kado Terbaik
A
A
A
MILAN - Sejarahnya, Inter Milan adalah perlawanan. Inter berdiri pada 9 Maret 1908 karena munculnya kekecewaan terhadap dominasi orang Inggris dan Italia di Klub Kriket dan Sepak Bola Milan (Milan Criket and Football Club), yang kemudian dikenal dengan nama AC Milan.
Inter didirikan sebuah kelompok yang terdiri atas orang-orang Italia dan Swiss. Ada Giorgio Muggiani, seorang pelukis yang juga merancang logo klub, Bossard, Lana, Bertoloni, De Olma, Enrico Hintermann, Arturo Hintermann, Carlo Hintermann, Pietro Dell'Oro, Hugo, Hans Rietmann, Voelkel, Maner, Wipf, Carlo Arduss.
Nama Internazionale yang berarti Internasional diambil dari keinginan para pendirinya membuat satu klub yang terdiri atas banyak pemain seluruh negara. Komitmen itu digambarkan dalam kalimat bersejarah yang dibacakan saat pembentukan klub; "Malam yang indah ini akan memberi kita warna untuk puncak kami: hitam dan biru dengan latar belakang bintang emas itu akan disebut Internazionale (Internasional), karena kita adalah saudara dari dunia.
Sejak berdiri, klub berjuluk I Nerazzurri tersebut mengalami pasang surut prestasi. Mereka memiliki 21 presiden klub, mulai era Giovanni Paramithiotti pada 1908/1909 sampai Erick Tohir yang memimpin pada 2013. Selama kurun 110 tahun juga perjalanan Inter tak pernah mulus.
Tapi, tekanan paling berat terjadi dalam delapan tahun terakhir. Saat sepak bola bergerak ke arah uang yang lebih dominan, Massimo Moratti yang mengangkat Inter ke tingkat global mulai kesulitan membawa timnya bersaing dengan tim lain, terutama Juventus.
Sejak musim 2010/2011, mereka mulai nirgelar. Inter juga mulai jarang tampil di Eropa yang membuat pemasukan klub berkurang. Situasi itu membuat Moratti menjual sahamnya ke pengusaha asal Indonesia Erick Tohir. Tapi, Erick juga tak bisa lama mengendalikan tim, karena dia kemudian melepas mayoritas sahamnya ke pengusaha China Suning Holdings Group sebesar 68%.
Masalahnya, pergantian pemilik tak membuat Inter langsung bersinar. Penampilan mereka masih belum konsisten, termasuk musim 2017/2018 Memulai Seri A dengan bagus, pasukan Luciano Spalletti sempat memanaskan persaingan gelar juara Seri A bersama Napoli, Juventus, dan AS Roma. Pada pekan ke-15 I Nerazzurri berhasil menggusur Napoli dari puncak klasemen, tapi kemudian terus menurun.
Puncaknya, sejak pergantian tahun dari 2017 ke 2018 kemenangan menjadi barang langkah Inter. Dari tujuh pertandingan terakhir sejak 2018, mereka hanya mencatatkan dua kemenangan, empat imbang, dan sekali kalah. Seandainya, Seri A dihitung dari delapan pertandingan terakhir, posisi Inter akan berada di 10 besar klasemen. Dengan hanya mencetak delapan gol dan kebobolan tujuh kali.
Situasi yang membuat Spalletti berada dalam tekanan. I Nerazzurri juga dalam situasi tidak aman, terkait posisi mereka ke zona Liga Champions. Dini hari nanti, Inter memiliki kesempatan melanjutkan kebangkitan saat menjamu Napoli di Stadion Giuseppe Meazza. Mengalahkan Napoli akan membuat mereka memiliki peluang kembali ke area Liga Champions sekaligus jadi kado ulang tahun klub.
"Jika kami ingin lolos ke Liga Champions, kami tidak boleh terpeleset. Ini waktunya mengambil tanggung jawab. Tidak boleh lagi terjadi pasang surut," sebut Spalletti.
Inter sebenarnya memiliki reputasi bagus saat melawan tim yang menempati klasemen di atasnya. Ivan Perisic dkk berhasil menahan imbang Juventus, AS Roma, dan Lazio. Selain itu, pada laga terakhir, mereka juga meraih kemenangan atas Benevento.
Berbeda dengan Napoli yang tidak mungkin bisa bermain dengan tenang. Kekalahan 2-4 dari AS Roma membuat tim berjuluk Partenopei berada dalam tekanan Juve di peringkat 2. Kekalahan tersebut membuat Pelatih Napoli Mauruzio Sarri mengakui jika La Vecchia Signora memiliki peluang menjadi juara.
"Kami memiliki kekuatan menyulitkan Juventus dalam perebutan gelar. Tapi, mereka selalu menjadi favorit dan sekarang hal itu semakin jelas. Meski begitu, kami akan terus berjuang menyulitkan Juventus sampai saat akhir musim," tutur Sarri.
Inter didirikan sebuah kelompok yang terdiri atas orang-orang Italia dan Swiss. Ada Giorgio Muggiani, seorang pelukis yang juga merancang logo klub, Bossard, Lana, Bertoloni, De Olma, Enrico Hintermann, Arturo Hintermann, Carlo Hintermann, Pietro Dell'Oro, Hugo, Hans Rietmann, Voelkel, Maner, Wipf, Carlo Arduss.
Nama Internazionale yang berarti Internasional diambil dari keinginan para pendirinya membuat satu klub yang terdiri atas banyak pemain seluruh negara. Komitmen itu digambarkan dalam kalimat bersejarah yang dibacakan saat pembentukan klub; "Malam yang indah ini akan memberi kita warna untuk puncak kami: hitam dan biru dengan latar belakang bintang emas itu akan disebut Internazionale (Internasional), karena kita adalah saudara dari dunia.
Sejak berdiri, klub berjuluk I Nerazzurri tersebut mengalami pasang surut prestasi. Mereka memiliki 21 presiden klub, mulai era Giovanni Paramithiotti pada 1908/1909 sampai Erick Tohir yang memimpin pada 2013. Selama kurun 110 tahun juga perjalanan Inter tak pernah mulus.
Tapi, tekanan paling berat terjadi dalam delapan tahun terakhir. Saat sepak bola bergerak ke arah uang yang lebih dominan, Massimo Moratti yang mengangkat Inter ke tingkat global mulai kesulitan membawa timnya bersaing dengan tim lain, terutama Juventus.
Sejak musim 2010/2011, mereka mulai nirgelar. Inter juga mulai jarang tampil di Eropa yang membuat pemasukan klub berkurang. Situasi itu membuat Moratti menjual sahamnya ke pengusaha asal Indonesia Erick Tohir. Tapi, Erick juga tak bisa lama mengendalikan tim, karena dia kemudian melepas mayoritas sahamnya ke pengusaha China Suning Holdings Group sebesar 68%.
Masalahnya, pergantian pemilik tak membuat Inter langsung bersinar. Penampilan mereka masih belum konsisten, termasuk musim 2017/2018 Memulai Seri A dengan bagus, pasukan Luciano Spalletti sempat memanaskan persaingan gelar juara Seri A bersama Napoli, Juventus, dan AS Roma. Pada pekan ke-15 I Nerazzurri berhasil menggusur Napoli dari puncak klasemen, tapi kemudian terus menurun.
Puncaknya, sejak pergantian tahun dari 2017 ke 2018 kemenangan menjadi barang langkah Inter. Dari tujuh pertandingan terakhir sejak 2018, mereka hanya mencatatkan dua kemenangan, empat imbang, dan sekali kalah. Seandainya, Seri A dihitung dari delapan pertandingan terakhir, posisi Inter akan berada di 10 besar klasemen. Dengan hanya mencetak delapan gol dan kebobolan tujuh kali.
Situasi yang membuat Spalletti berada dalam tekanan. I Nerazzurri juga dalam situasi tidak aman, terkait posisi mereka ke zona Liga Champions. Dini hari nanti, Inter memiliki kesempatan melanjutkan kebangkitan saat menjamu Napoli di Stadion Giuseppe Meazza. Mengalahkan Napoli akan membuat mereka memiliki peluang kembali ke area Liga Champions sekaligus jadi kado ulang tahun klub.
"Jika kami ingin lolos ke Liga Champions, kami tidak boleh terpeleset. Ini waktunya mengambil tanggung jawab. Tidak boleh lagi terjadi pasang surut," sebut Spalletti.
Inter sebenarnya memiliki reputasi bagus saat melawan tim yang menempati klasemen di atasnya. Ivan Perisic dkk berhasil menahan imbang Juventus, AS Roma, dan Lazio. Selain itu, pada laga terakhir, mereka juga meraih kemenangan atas Benevento.
Berbeda dengan Napoli yang tidak mungkin bisa bermain dengan tenang. Kekalahan 2-4 dari AS Roma membuat tim berjuluk Partenopei berada dalam tekanan Juve di peringkat 2. Kekalahan tersebut membuat Pelatih Napoli Mauruzio Sarri mengakui jika La Vecchia Signora memiliki peluang menjadi juara.
"Kami memiliki kekuatan menyulitkan Juventus dalam perebutan gelar. Tapi, mereka selalu menjadi favorit dan sekarang hal itu semakin jelas. Meski begitu, kami akan terus berjuang menyulitkan Juventus sampai saat akhir musim," tutur Sarri.
(amm)