Preview Manchester United vs West Browmich Albion: Misi Mourinho

Minggu, 15 April 2018 - 11:50 WIB
Preview Manchester United...
Preview Manchester United vs West Browmich Albion: Misi Mourinho
A A A
MANCHESTER - Pertama, misi Manchester United (MU) menunda pesta juara Manchester City (Man City) sudah berhasil.

Kedua, MU juga hampir dipastikan bakal mengunci peringkat 2 klasemen Liga Primer musim ini. Artinya, secara kasatmata hampir tak ada lagi yang diburu MU di sisa laga musim 2017/2018. Urusan gelar, The Red Devils sudah angkat tangan. Mereka hanya bisa menunda agar Man City tidak melakukan perayaan di depan mata.

Wajar jika mereka bisa bangkit dari ketinggalan 0-2 untuk kemudian memenang kan laga dengan skor 3-2 di Stadion Etihad. Tapi, ya itu, sekadar memperpanjang drama di Liga Primer. Secara matematis, Man City paling telat mendapatkan gelar mereka di akhir bulan ini.

Soal peringkat 2, pasukan Jose Mourinho masih terpaut tiga poin di atas Liverpool di peringkat 3. Kemungkinan tergusur memang masih bisa. Tapi, MU memiliki jumlah laga lebih sedikit dibandingkan The Reds. Jadi, harapan mereka mengunci runner-up lebih besar dibandingkan Liverpool.

Apalagi, fokus pasukan Juergen Klopp pasti tercurah ke semifinal Liga Champions. Jadi, apa lagi yang dicari MU? Jika ada, tepatnya bukan MU, tapi Mourinho yang masih memiliki ambisi lain selain runner-up. Setidaknya, arsitek tim asal Portugal tersebut memiliki peluang mencatatkan pelatih dengan raihan poin tertinggi setelah era Alex Ferguson musim 2012/2013.

Sejak ditinggal Ferguson pensiun, pencapaian poin MU tidak pernah lebih dari 71 poin. David Moyes yang mendapat rekomendasi dari Ferguson justru berhenti sebelum musim berakhir. Di akhir musim, MU terdampar di peringkat 7 dengan 64 poin.

Selanjutnya ada Louis van Gaal. Pelatih asal Belanda ini memberikan harapan dengan 70 poin di musim pertamanya dan membawa MU masuk peringkat 4 besar di akhir musim 2014/2015. Tapi, situasi justru berantakan pada musim kedua Van Gaal. The Red Devils finis di peringkat 6 dengan 66 poin.

Hasil yang membuat mantan pelatih Barcelona dan PSV Eindhoven itu harus mengakhiri kariernya bersama MU dan digantikan Mourinho. “Jika sekadar menyelesaikan di posisi 4 besar, kami hanya butuh empat atau lima poin. Tapi, untuk peringkat 2, jelas lebih dari itu.
Setelah tiga poin penting akhir pekan lalu, kami mencoba untuk terus mendapatkan tiga poin karena runner-up menjadi ambisi kami,” kata Mourinho, dikutip The Guardian. Tambahan tiga poin itu diharapkan bisa didapatkan saat menjamu West Browmich Albion (WBA) di Stadion Old Trafford, nanti malam.

Meski menempati dasar klasemen, The Baggies tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam sembilan pertemuan terakhir, WBA tiga kali menundukkan The Red Devils, dua di antaranya dilakukan di Old Trafford. Situasi itu juga diakui Mourinho. Mantan pelatih Real Madrid dan Chelsea itu merasa heran dengan kondisi yang dialami WBA.

Menurutnya, WBA adalah tim dengan tradisi bagus. Materi pemain mereka juga cukup buat bersaing di papan tengah ditambah stabilitas dalam beberapa musim terakhir membuat peringkat 20 klasemen sementara terasa asing buat WBA. “Ini tantangan besar karena dalam sepak bola segala sesuatu mungkin terjadi hingga mustahil secara matematis. Mereka tahu itu, semua orang tahu. Mereka masih mencium peluang,” tandas Mourinho. Menghadapi WBA menjadi reuni untuk penyerang MU Romelu Lukaku. Striker asal Belgia ini pernah menjadi bagian dari skuad WBA meski dengan status pinjaman dari Chelsea.

Bersama The Baggies, Lukaku mencetak 17 gol dari 38 laga. Bersama WBA, dia pernah tiga kali menjebol gawang MU di era Ferguson untuk memaksakan skor 3-3. Penampilan Lukaku sejauh ini dianggap cukup memuaskan Mourinho. Bahkan, pelatih berusia 55 tahun itu dengan tegas tidak berencana mendatangkan rival untuk Lukaku di bursa musim panas mendatang.

Berbeda saat ditanya tentang ancaman spekulasi Marcus Rashford yang merasa tidak senang karena sering duduk di bangku cadangan. “Anda selalu bertanya tentang itu (yang tidak bermain). Jika Anda menginginkan jawaban garing, saya memiliki jawaban garing. Jawaban itu karena hanya 11 yang dapat memulai pertandingan dan kami memiliki 22,” tandasnya.

MU menjadi tantangan berat untuk pelatih sementara WBA Darren Moore. Apalagi, dia juga harus berjuang sendirian karena Direktur Teknik WBA Nick Hammond baru saja dipecat. Hammond dianggap paling bertanggung jawab dari keterpurukan tim.

Di bawah kendali dia, WBA melakukan aktivitas transfer sekitar 40 juta poundsterling. Termasuk memecahkan rekor transfer klub saat mendatangkan Oliver Burke dari RB Leipzig senilai 15 juta poundsterling. Sayang, pemain berusia 21 tahun itu justru gagal bersinar.

WBA juga meminjam Daniel Sturidge dari Liverpool. Tapi, penyerang Inggris tersebut belum memberi efeksignifikan karena sering cedera dan baru bermain 78 menit. Moore berharap Sturidge bisa tampil saat melawan MU. Selain itu, dia menunggu kondisi Nacer Chadli dan Sam Field.

Ketiganya absen saat WBA menghadapi Swansea yang menjadi laga pertama Moore setelah menggantikan Alan Pardew. “Ketiganya sudah kembali berlatih dan itu sangat bagus untuk kami. Selalu bagus memiliki tambahan ke skuad. Ketiganya adalah pemain berkualitas dan pemain yang sangat kami hormati. Mungkin mereka bisa menjadi bagian dari skuad,” tandas Moore. (Ma’ruf)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1117 seconds (0.1#10.140)