Serba Salah Versi Pelatih AS Roma dan Liverpool
A
A
A
LIVERPOOL - Mohamed Salah akan menjadi sorotan saat Liverpool menjamu AS Roma pada leg pertama semifinal Liga Champions 2017/2018 di Anfield, Selasa (24/3/2018) malam waktu lokal atau Rabu (25/4/2018) pukul 01.35 WIB.
Salah pernah menjadi andalan Roma musim 2015–2016 sebagai pemain pinjaman dari Chelsea sebelum menajdi permanen pada 2016–2017. Performa yang ciamik membuat Liverpool memboyongnya musim panas lalu dengan mahar 34 juta pounds atau sekitar Rp659 miliar. Salah mencetak 34 gol dalam 83 penampilan untuk Roma.
Di Liverpool, penampilan Salah kian mentereng. Penyerang timnas Mesir berusia 25 tahun itu mencetak 41 gol di semua kompetisi musim ini yang membuatnya terpilih sebagai Pemain Terbaik Inggris 2017/2018 oleh Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Inggris (PFA), Minggu (22/4/2018) malam. (Baca Juga: Kalahkan De Bruyne, Salah Terbaik di Inggris).
Pertandingan nanti akan menjadi yang pertama kalinya dia akan menghadapi mantan rekannya. Namun, Pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco tidak ingin pasukannya fokus pada Salah. (Baca Juga: Preview Liverpool vs AS Roma: Meredam Teror Anfield).
Menurut Di Francesco, menjadi kesalahan baginya atau timnya untuk terlalu fokus pada mantan pemain Basel itu. "Kami tidak bisa fokus pada satu pemain. Liverpool bukan hanya Salah, tiga pemain depannya berpadu dengan sangat baik dan itu bukan faktor yang tidak signifikan," katanya mengacu pada Roberto Firmino dan Sadio Mane.
"Jadi, kami tidak menyiapkan laga ini dengan satu pemain dalam pikiran. Ketika menyiapkan pertandingan, tentu saja kami harus menyadari pemain terkuat mereka, tetapi kami tidak fokus pada satu pun," tambahnya.
Sementara Pelatih Liverpool Juergen Klopp percaya profesionalisme Salah. Meski pernah jadi pemain Roma, Salah akan membuktikan dirinya pemain Liverpool yang telah mencetak 31 gol dalam 33 pertandingan Liga Primer Inggris.
“Mo (Salah) memiliki waktu yang fantastis di Roma, tetapi dia akan segera menyadari bahwa mereka bukan lagi rekan satu timnya. Bagi Roma, ini adalah hal yang istimewa untuk berada di semifinal, seperti halnya kami. Ini adalah momen yang sangat istimewa, dan jika Anda tidak dapat menikmatinya, ada sesuatu yang salah dengan Anda," ujar Klopp.
Salah pernah menjadi andalan Roma musim 2015–2016 sebagai pemain pinjaman dari Chelsea sebelum menajdi permanen pada 2016–2017. Performa yang ciamik membuat Liverpool memboyongnya musim panas lalu dengan mahar 34 juta pounds atau sekitar Rp659 miliar. Salah mencetak 34 gol dalam 83 penampilan untuk Roma.
Di Liverpool, penampilan Salah kian mentereng. Penyerang timnas Mesir berusia 25 tahun itu mencetak 41 gol di semua kompetisi musim ini yang membuatnya terpilih sebagai Pemain Terbaik Inggris 2017/2018 oleh Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Inggris (PFA), Minggu (22/4/2018) malam. (Baca Juga: Kalahkan De Bruyne, Salah Terbaik di Inggris).
Pertandingan nanti akan menjadi yang pertama kalinya dia akan menghadapi mantan rekannya. Namun, Pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco tidak ingin pasukannya fokus pada Salah. (Baca Juga: Preview Liverpool vs AS Roma: Meredam Teror Anfield).
Menurut Di Francesco, menjadi kesalahan baginya atau timnya untuk terlalu fokus pada mantan pemain Basel itu. "Kami tidak bisa fokus pada satu pemain. Liverpool bukan hanya Salah, tiga pemain depannya berpadu dengan sangat baik dan itu bukan faktor yang tidak signifikan," katanya mengacu pada Roberto Firmino dan Sadio Mane.
"Jadi, kami tidak menyiapkan laga ini dengan satu pemain dalam pikiran. Ketika menyiapkan pertandingan, tentu saja kami harus menyadari pemain terkuat mereka, tetapi kami tidak fokus pada satu pun," tambahnya.
Sementara Pelatih Liverpool Juergen Klopp percaya profesionalisme Salah. Meski pernah jadi pemain Roma, Salah akan membuktikan dirinya pemain Liverpool yang telah mencetak 31 gol dalam 33 pertandingan Liga Primer Inggris.
“Mo (Salah) memiliki waktu yang fantastis di Roma, tetapi dia akan segera menyadari bahwa mereka bukan lagi rekan satu timnya. Bagi Roma, ini adalah hal yang istimewa untuk berada di semifinal, seperti halnya kami. Ini adalah momen yang sangat istimewa, dan jika Anda tidak dapat menikmatinya, ada sesuatu yang salah dengan Anda," ujar Klopp.
(sha)