Cerita Seram Rabat Usai Ditabrak Morbidelli
A
A
A
MISANO - Tito Rabat sedang menjalani pemulihan cedera di Barcelona setelah mengalami kecelakaan hebat saat ditabrak Franco Morbidelli pada sesi latihan bebas empat (FP4) di Sirkuit Silverstone. Meski sempat mendapatkan perawatan di Inggris, pembalap tim Reale Avintia Racing akhirnya diterbangkan ke Barcelona untuk mendapatkan perawatan intensif.
Selama berada di rumah sakit, Rabat ditangani tiga dokter spesialis yakni Angel Charte, Xavier Mir, dan Ignacio Ginebreda. Pembalap asal Spanyol itu mengaku merasa trauma sewaktu dirinya melihat darah bercucuran dan itu membuatnya takut.
"Yang terburuk dari kecelakaan itu adalah rasa sakit yang membuat saya secara praktis sulit untuk tertidur. Saya tidak pernah berpikir tentang kehilangan kaki saya, meskipun saya melihat kaki sedikit berputar dan membentuk huruf S saat saya berbarung di kerikil," kata Rabat dikutip dari GPOne, Rabu (5/9/2018).
"Saya kehilangan banyak darah dan saya menjadi takut. Saya telah mengambil pelajaran dari masalah ini dan mulai sekarang setiap kali saya jatuh, saya tidak akan melihat ke belakang," tambahnya.
Lebih lanjut, sebenarnya kecelakaan bisa dihindari mengingat Alex Rins telah memeringatkan dirinya untuk sedikit melebar. Namun takdir berkata lain, sebab Morbidelli dengan kecepatan penuhnya datang.
"Saya melihat motor Franco datang dengan sangat cepat ke arah saya, saya berdiri, dan motor menabrak kaki saya, jika tidak maka akan jauh lebih buruk," ungkap Rabat.
Akibat cedera parah yang menimpanya dia pun terpaksa batal tampil di Grand Prix San Marino, akhir pekan ini. Tim Avintia Racing pun mengumumkan pengganti pembalap berusia 29 tahun itu.
Dia adalah Xavier Simeon. Pemain berusia 29 tahun ini akan mengendarai motor Rabat, sementara motornya akan dikendarai pembalap tercepat di FIM CEV Superbike Championship, Christophe Ponsson.
Ponsson berharap untuk memanfaatkan kesempatan tampil di MotoGP . "Saya sangat senang dan gembira. Saya benar-benar ingin naik motor di MotoGP. Balapan di MotoGP adalah impian dari setiap pembalap dan saya masih tidak percaya bahwa pada hari Jumat saya akan berada di jalur dengan pengendara yang saya lihat dari rumah setiap akhir pekan," tutur Ponsson.
"Saya selalu mencoba belajar dari mereka di TV dan sekarang saya bisa melakukannya di trek! Saya senang! Saya berusia 22 tahun dan kesempatan ini adalah sesuatu yang luar biasa. Saya tahu ini akan sulit dan saya harus belajar banyak hal dalam waktu yang sangat singkat, sepeda, rem karbon, ban Michelin, tetapi saya bersedia untuk menikmati dan belajar. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk motor ini dan saya berharap dapat memberi penghargaan kepada tim dan semua orang yang telah membantu saya untuk memenuhi impian saya," imbuh Ponsson.
Selama berada di rumah sakit, Rabat ditangani tiga dokter spesialis yakni Angel Charte, Xavier Mir, dan Ignacio Ginebreda. Pembalap asal Spanyol itu mengaku merasa trauma sewaktu dirinya melihat darah bercucuran dan itu membuatnya takut.
"Yang terburuk dari kecelakaan itu adalah rasa sakit yang membuat saya secara praktis sulit untuk tertidur. Saya tidak pernah berpikir tentang kehilangan kaki saya, meskipun saya melihat kaki sedikit berputar dan membentuk huruf S saat saya berbarung di kerikil," kata Rabat dikutip dari GPOne, Rabu (5/9/2018).
"Saya kehilangan banyak darah dan saya menjadi takut. Saya telah mengambil pelajaran dari masalah ini dan mulai sekarang setiap kali saya jatuh, saya tidak akan melihat ke belakang," tambahnya.
Lebih lanjut, sebenarnya kecelakaan bisa dihindari mengingat Alex Rins telah memeringatkan dirinya untuk sedikit melebar. Namun takdir berkata lain, sebab Morbidelli dengan kecepatan penuhnya datang.
"Saya melihat motor Franco datang dengan sangat cepat ke arah saya, saya berdiri, dan motor menabrak kaki saya, jika tidak maka akan jauh lebih buruk," ungkap Rabat.
Akibat cedera parah yang menimpanya dia pun terpaksa batal tampil di Grand Prix San Marino, akhir pekan ini. Tim Avintia Racing pun mengumumkan pengganti pembalap berusia 29 tahun itu.
Dia adalah Xavier Simeon. Pemain berusia 29 tahun ini akan mengendarai motor Rabat, sementara motornya akan dikendarai pembalap tercepat di FIM CEV Superbike Championship, Christophe Ponsson.
Ponsson berharap untuk memanfaatkan kesempatan tampil di MotoGP . "Saya sangat senang dan gembira. Saya benar-benar ingin naik motor di MotoGP. Balapan di MotoGP adalah impian dari setiap pembalap dan saya masih tidak percaya bahwa pada hari Jumat saya akan berada di jalur dengan pengendara yang saya lihat dari rumah setiap akhir pekan," tutur Ponsson.
"Saya selalu mencoba belajar dari mereka di TV dan sekarang saya bisa melakukannya di trek! Saya senang! Saya berusia 22 tahun dan kesempatan ini adalah sesuatu yang luar biasa. Saya tahu ini akan sulit dan saya harus belajar banyak hal dalam waktu yang sangat singkat, sepeda, rem karbon, ban Michelin, tetapi saya bersedia untuk menikmati dan belajar. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk motor ini dan saya berharap dapat memberi penghargaan kepada tim dan semua orang yang telah membantu saya untuk memenuhi impian saya," imbuh Ponsson.
(sha)