Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum Jaring 23 Atlet Berbakat
A
A
A
KUDUS - Tim Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum akhirnya menjaring 23 atlet dari hasil Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018.
Kepastian itu setelah semuanya berhasil melewati tahap karantina di GOR Djarum, Kudus, kemarin. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan bergabungnya para pebulu tangkis muda ini di PB Djarum merupakan langkah awal dalam perjalanan untuk mewujudkan cita-cita ke pentas dunia melalui bulu tangkis.
Dia juga menilai ke-23 peserta ini merupakan yang terbaik berkat hasil dari tim Pencari Bakat PB Djarum. “Proses regenerasi mutlak dilakukan untuk menjaga kesinambungan prestasi bulu tangkis Indonesia.
Kami berharap sekaligus optimistis bahwa setidaknya dalam 7-10 tahun ke depan, adik-adik yang baru bergabung dengan PB Djarum ini akan menjadi sosok juara dunia baru bagi Indonesia,” ujar Yoppy. Tak mudah bagi para peserta bisa bergabung dengan PB Djarum.
Selain menjalani rangkaian seleksi yang ketat, mereka juga harus mampu menunjukkan kemampuan terbaik di hadapan tim Pencari Bakat yang berisikan legenda bulu tangkis Indonesia di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 serta para pelatih PB Djarum pada final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018.
Audisi Umum berlangsung di delapan kota, yakni Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Surabaya, Purwokerto, Solo Raya, Cirebon, dan Kudus. Dari kota-kota tersebut tercatat 5.957 peserta dari tiga kategori usia, yakni U-11, U-13, serta U- 15, baik putra dan putri, unjuk kemampuan di hadapan tim Pencari Bakat.
Hasilnya, sebanyak 219 peserta meraih Super Tiket dan berlaga di final Audisi Umum yang digelar di Kudus, 7-9 September. Di final Audisi Umum yang digelar di GOR Djarum, Kudus, para peraih Super Tiket tersebut bertemu dengan lawan-lawan hasil Audisi Umum dari berbagai kota lainnya.
Sebanyak 91 pebulu tangkis berhasil melampaui babak-babak awal. Di babak berikutnya, penyaringan kembali dilakukan hingga menjadi 65 peserta. Di hari terakhir, sebanyak 50 atlet dinyatakan lolos final Audisi Umum dan mereka kemudian berhak melaju ke Tahap Karantina.
Tahap Karantina merupakan fase krusial di mana para atlet belia ini harus berpisah dengan orang tua dan menjalani kehidupan di Asrama PB Djarum. Mereka mengikuti sejumlah latihan yang diterapkan oleh pelatih-pelatih dari klub bulutangkis yang didirikan pada tahun 1974 ini.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, jenjang seleksi yang ketat ini bertujuan mencari bibit-bibit bertalenta dengan tiga kriteria utama, yakni mind, body, dan soul . “Karena tiga hal itu akan merefleksikan cara berpikir, kebugaran fisik, dan kesiapan batin dari seorang atlet.
Ini harus komplet, tidak boleh ada satu kekurangan karena inilah aspek utama seorang juara,” kata Fung. Setelah bergabung dengan PB Djarum, 23 peserta peraih Djarum Beasiswa Bulutangkis ini akan diasah oleh para pelatih PB Djarum agar bisa menjadi juara di masa mendatang.
“Setelah masuk asrama, pola pembinaan akan kami lakukan seefisien mungkin dengan waktu sekitar 6-7 tahun untuk proses pembinaan atlet menuju jenjang juara dunia,” ungkap Fung.
PB Djarum Jaring 23 Atlet Berbakat
KUDUS - Tim Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum akhirnya menjaring 23 atlet dari hasil Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018.
Kepastian itu setelah semuanya berhasil melewati tahap karantina di GOR Djarum, Kudus, kemarin. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan bergabungnya para pebulu tangkis muda ini di PB Djarum merupakan langkah awal dalam perjalanan untuk mewujudkan cita-cita ke pentas dunia melalui bulu tangkis.
Dia juga menilai ke-23 peserta ini merupakan yang terbaik berkat hasil dari tim Pencari Bakat PB Djarum. “Proses regenerasi mutlak dilakukan untuk menjaga kesinambungan prestasi bulu tangkis Indonesia.
Kami berharap sekaligus optimistis bahwa setidaknya dalam 7-10 tahun ke depan, adik-adik yang baru bergabung dengan PB Djarum ini akan menjadi sosok juara dunia baru bagi Indonesia,” ujar Yoppy. Tak mudah bagi para peserta bisa bergabung dengan PB Djarum.
Selain menjalani rangkaian seleksi yang ketat, mereka juga harus mampu menunjukkan kemampuan terbaik di hadapan tim Pencari Bakat yang berisikan legenda bulu tangkis Indonesia di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 serta para pelatih PB Djarum pada final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018.
Audisi Umum berlangsung di delapan kota, yakni Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Surabaya, Purwokerto, Solo Raya, Cirebon, dan Kudus. Dari kota-kota tersebut tercatat 5.957 peserta dari tiga kategori usia, yakni U-11, U-13, serta U- 15, baik putra dan putri, unjuk kemampuan di hadapan tim Pencari Bakat.
Hasilnya, sebanyak 219 peserta meraih Super Tiket dan berlaga di final Audisi Umum yang digelar di Kudus, 7-9 September. Di final Audisi Umum yang digelar di GOR Djarum, Kudus, para peraih Super Tiket tersebut bertemu dengan lawan-lawan hasil Audisi Umum dari berbagai kota lainnya.
Sebanyak 91 pebulu tangkis berhasil melampaui babak-babak awal. Di babak berikutnya, penyaringan kembali dilakukan hingga menjadi 65 peserta. Di hari terakhir, sebanyak 50 atlet dinyatakan lolos final Audisi Umum dan mereka kemudian berhak melaju ke Tahap Karantina.
Tahap Karantina merupakan fase krusial di mana para atlet belia ini harus berpisah dengan orang tua dan menjalani kehidupan di Asrama PB Djarum. Mereka mengikuti sejumlah latihan yang diterapkan oleh pelatih-pelatih dari klub bulutangkis yang didirikan pada tahun 1974 ini.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, jenjang seleksi yang ketat ini bertujuan mencari bibit-bibit bertalenta dengan tiga kriteria utama, yakni mind, body, dan soul . “Karena tiga hal itu akan merefleksikan cara berpikir, kebugaran fisik, dan kesiapan batin dari seorang atlet.
Ini harus komplet, tidak boleh ada satu kekurangan karena inilah aspek utama seorang juara,” kata Fung. Setelah bergabung dengan PB Djarum, 23 peserta peraih Djarum Beasiswa Bulutangkis ini akan diasah oleh para pelatih PB Djarum agar bisa menjadi juara di masa mendatang.
“Setelah masuk asrama, pola pembinaan akan kami lakukan seefisien mungkin dengan waktu sekitar 6-7 tahun untuk proses pembinaan atlet menuju jenjang juara dunia,” ungkap Fung.
Kepastian itu setelah semuanya berhasil melewati tahap karantina di GOR Djarum, Kudus, kemarin. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan bergabungnya para pebulu tangkis muda ini di PB Djarum merupakan langkah awal dalam perjalanan untuk mewujudkan cita-cita ke pentas dunia melalui bulu tangkis.
Dia juga menilai ke-23 peserta ini merupakan yang terbaik berkat hasil dari tim Pencari Bakat PB Djarum. “Proses regenerasi mutlak dilakukan untuk menjaga kesinambungan prestasi bulu tangkis Indonesia.
Kami berharap sekaligus optimistis bahwa setidaknya dalam 7-10 tahun ke depan, adik-adik yang baru bergabung dengan PB Djarum ini akan menjadi sosok juara dunia baru bagi Indonesia,” ujar Yoppy. Tak mudah bagi para peserta bisa bergabung dengan PB Djarum.
Selain menjalani rangkaian seleksi yang ketat, mereka juga harus mampu menunjukkan kemampuan terbaik di hadapan tim Pencari Bakat yang berisikan legenda bulu tangkis Indonesia di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 serta para pelatih PB Djarum pada final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018.
Audisi Umum berlangsung di delapan kota, yakni Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Surabaya, Purwokerto, Solo Raya, Cirebon, dan Kudus. Dari kota-kota tersebut tercatat 5.957 peserta dari tiga kategori usia, yakni U-11, U-13, serta U- 15, baik putra dan putri, unjuk kemampuan di hadapan tim Pencari Bakat.
Hasilnya, sebanyak 219 peserta meraih Super Tiket dan berlaga di final Audisi Umum yang digelar di Kudus, 7-9 September. Di final Audisi Umum yang digelar di GOR Djarum, Kudus, para peraih Super Tiket tersebut bertemu dengan lawan-lawan hasil Audisi Umum dari berbagai kota lainnya.
Sebanyak 91 pebulu tangkis berhasil melampaui babak-babak awal. Di babak berikutnya, penyaringan kembali dilakukan hingga menjadi 65 peserta. Di hari terakhir, sebanyak 50 atlet dinyatakan lolos final Audisi Umum dan mereka kemudian berhak melaju ke Tahap Karantina.
Tahap Karantina merupakan fase krusial di mana para atlet belia ini harus berpisah dengan orang tua dan menjalani kehidupan di Asrama PB Djarum. Mereka mengikuti sejumlah latihan yang diterapkan oleh pelatih-pelatih dari klub bulutangkis yang didirikan pada tahun 1974 ini.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, jenjang seleksi yang ketat ini bertujuan mencari bibit-bibit bertalenta dengan tiga kriteria utama, yakni mind, body, dan soul . “Karena tiga hal itu akan merefleksikan cara berpikir, kebugaran fisik, dan kesiapan batin dari seorang atlet.
Ini harus komplet, tidak boleh ada satu kekurangan karena inilah aspek utama seorang juara,” kata Fung. Setelah bergabung dengan PB Djarum, 23 peserta peraih Djarum Beasiswa Bulutangkis ini akan diasah oleh para pelatih PB Djarum agar bisa menjadi juara di masa mendatang.
“Setelah masuk asrama, pola pembinaan akan kami lakukan seefisien mungkin dengan waktu sekitar 6-7 tahun untuk proses pembinaan atlet menuju jenjang juara dunia,” ungkap Fung.
PB Djarum Jaring 23 Atlet Berbakat
KUDUS - Tim Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum akhirnya menjaring 23 atlet dari hasil Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018.
Kepastian itu setelah semuanya berhasil melewati tahap karantina di GOR Djarum, Kudus, kemarin. Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan bergabungnya para pebulu tangkis muda ini di PB Djarum merupakan langkah awal dalam perjalanan untuk mewujudkan cita-cita ke pentas dunia melalui bulu tangkis.
Dia juga menilai ke-23 peserta ini merupakan yang terbaik berkat hasil dari tim Pencari Bakat PB Djarum. “Proses regenerasi mutlak dilakukan untuk menjaga kesinambungan prestasi bulu tangkis Indonesia.
Kami berharap sekaligus optimistis bahwa setidaknya dalam 7-10 tahun ke depan, adik-adik yang baru bergabung dengan PB Djarum ini akan menjadi sosok juara dunia baru bagi Indonesia,” ujar Yoppy. Tak mudah bagi para peserta bisa bergabung dengan PB Djarum.
Selain menjalani rangkaian seleksi yang ketat, mereka juga harus mampu menunjukkan kemampuan terbaik di hadapan tim Pencari Bakat yang berisikan legenda bulu tangkis Indonesia di Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 serta para pelatih PB Djarum pada final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018.
Audisi Umum berlangsung di delapan kota, yakni Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Surabaya, Purwokerto, Solo Raya, Cirebon, dan Kudus. Dari kota-kota tersebut tercatat 5.957 peserta dari tiga kategori usia, yakni U-11, U-13, serta U- 15, baik putra dan putri, unjuk kemampuan di hadapan tim Pencari Bakat.
Hasilnya, sebanyak 219 peserta meraih Super Tiket dan berlaga di final Audisi Umum yang digelar di Kudus, 7-9 September. Di final Audisi Umum yang digelar di GOR Djarum, Kudus, para peraih Super Tiket tersebut bertemu dengan lawan-lawan hasil Audisi Umum dari berbagai kota lainnya.
Sebanyak 91 pebulu tangkis berhasil melampaui babak-babak awal. Di babak berikutnya, penyaringan kembali dilakukan hingga menjadi 65 peserta. Di hari terakhir, sebanyak 50 atlet dinyatakan lolos final Audisi Umum dan mereka kemudian berhak melaju ke Tahap Karantina.
Tahap Karantina merupakan fase krusial di mana para atlet belia ini harus berpisah dengan orang tua dan menjalani kehidupan di Asrama PB Djarum. Mereka mengikuti sejumlah latihan yang diterapkan oleh pelatih-pelatih dari klub bulutangkis yang didirikan pada tahun 1974 ini.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, jenjang seleksi yang ketat ini bertujuan mencari bibit-bibit bertalenta dengan tiga kriteria utama, yakni mind, body, dan soul . “Karena tiga hal itu akan merefleksikan cara berpikir, kebugaran fisik, dan kesiapan batin dari seorang atlet.
Ini harus komplet, tidak boleh ada satu kekurangan karena inilah aspek utama seorang juara,” kata Fung. Setelah bergabung dengan PB Djarum, 23 peserta peraih Djarum Beasiswa Bulutangkis ini akan diasah oleh para pelatih PB Djarum agar bisa menjadi juara di masa mendatang.
“Setelah masuk asrama, pola pembinaan akan kami lakukan seefisien mungkin dengan waktu sekitar 6-7 tahun untuk proses pembinaan atlet menuju jenjang juara dunia,” ungkap Fung.
(don)