Tunggal Putra Sabet Dua Gelar dalam Satu Hari, Pelatih: Tidak Ada Rumus Khusus
A
A
A
JAKARTA - Tunggal putra Indonesia dinilai sudah mengalami progres yang bagus. Buktinya, dalam satu hari dua atlet pelatnas berhasil mempersembahkan gelar di turnamen berbeda.
Anthony Sinisuka Ginting menjadi jawara di ajang China Terbuka 2018 BWF World Tour Super 1000. Sore harinya giliran Ihsan Maulana Mustofa yang menyegel gelar di ajang Bangka Belitung Indonesia Masters 2018.
Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI Hendry Saputra mengapresiasi perjuangan anak didiknya. Dia menuturkan bahwa tidak ada rumus khusus yang diterapkan selama menggenjot atlet bulu tangkis.
"Sebetulnya tidak ada rumus khusus, tapi memang ada kemauan dari atletnya sendiri. Untuk Anthony, dia belajar dari pengalaman dia kalah, saya lihat awalnya dari Asian Games. Setelah itu kami diskusi, dia pelajari video permainannya," ungkap Hendry dikutip dari laman resmi Badmintonindonesia, Selasa (25/9/2019).
"Di China Terbuka ini permainannya sudah tepat, tapi tetap masih ada kesalahan-kesalahan sendiri yang dilakukan. Kemajuannya sudah ada, dia sudah bisa mengatur fokus, bisa atur tempo main dan bisa merancang apa yang dia mau," tambah Hendry.
Ditanya lebih jauh mengenai progres Anthony bisa sampai ke titik ini, Hendry menjelaskan pebulu tangkis berusia 21 tahun itu dinilai memiliki motivasi bukan cuma mau jadi juara. Tapi juga mampu mengalahkan dirinya sendiri dalam mengatasi polemik yang harus dia hadapi.
"Misalnya untuk lebih sabar, tidak gampang mati sendiri, kontrol pikiran, fokus dalam teknik pukulannya, dia bisa lewati semua itu. Hasilnya ya bisa kita lihat sendiri. Kalau teknik pukulan, tiap pemain punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Saya sudah jauh-jauh bilang, ini adalah akumulasi usaha dari tahun-tahun sebelumnya. Misalnya ada 12 kali turnamen setara level super series dalam setahun, masa sih enggak bisa dapat satu? Tapi bicara begini juga harus ada dasarnya, fisiknya bagus, teknik pendukung bagus. Cara bermain dan mental kamu harus bisa berjuang, tidak boleh takut kalah, tidak boleh ragu sama diri sendiri," pungkas Hendry.
Anthony Sinisuka Ginting menjadi jawara di ajang China Terbuka 2018 BWF World Tour Super 1000. Sore harinya giliran Ihsan Maulana Mustofa yang menyegel gelar di ajang Bangka Belitung Indonesia Masters 2018.
Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI Hendry Saputra mengapresiasi perjuangan anak didiknya. Dia menuturkan bahwa tidak ada rumus khusus yang diterapkan selama menggenjot atlet bulu tangkis.
"Sebetulnya tidak ada rumus khusus, tapi memang ada kemauan dari atletnya sendiri. Untuk Anthony, dia belajar dari pengalaman dia kalah, saya lihat awalnya dari Asian Games. Setelah itu kami diskusi, dia pelajari video permainannya," ungkap Hendry dikutip dari laman resmi Badmintonindonesia, Selasa (25/9/2019).
"Di China Terbuka ini permainannya sudah tepat, tapi tetap masih ada kesalahan-kesalahan sendiri yang dilakukan. Kemajuannya sudah ada, dia sudah bisa mengatur fokus, bisa atur tempo main dan bisa merancang apa yang dia mau," tambah Hendry.
Ditanya lebih jauh mengenai progres Anthony bisa sampai ke titik ini, Hendry menjelaskan pebulu tangkis berusia 21 tahun itu dinilai memiliki motivasi bukan cuma mau jadi juara. Tapi juga mampu mengalahkan dirinya sendiri dalam mengatasi polemik yang harus dia hadapi.
"Misalnya untuk lebih sabar, tidak gampang mati sendiri, kontrol pikiran, fokus dalam teknik pukulannya, dia bisa lewati semua itu. Hasilnya ya bisa kita lihat sendiri. Kalau teknik pukulan, tiap pemain punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Saya sudah jauh-jauh bilang, ini adalah akumulasi usaha dari tahun-tahun sebelumnya. Misalnya ada 12 kali turnamen setara level super series dalam setahun, masa sih enggak bisa dapat satu? Tapi bicara begini juga harus ada dasarnya, fisiknya bagus, teknik pendukung bagus. Cara bermain dan mental kamu harus bisa berjuang, tidak boleh takut kalah, tidak boleh ragu sama diri sendiri," pungkas Hendry.
(bbk)