Jateng Kembangkan Olahraga via Sport Tourism
A
A
A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) punya jurus jitu dalam pengembangan olahraga. Pemprov tak hanya melibatkan atlet, tapi juga masyarakat menjadi objek agar turut meraih keuntungan. Tak heran bila banyak atlet asal Jateng sukses meraih medali di Asian Games dan Asian Para Games 2018.
Pelibatan masyarakat tersebut masuk dalam kerangka sport tourism yang terus dikembangkan. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjelaskan terlalu sayang jika sektor olahraga tidak dipadu dengan sektor lain.
"Kami coba kawinkan. Ternyata olahraga itu bisa ditambah dengan aktivitas yang lain yang bisa menumbuhkan banyak hal, ekonomi persaudaraan menciptakan kebahagiaan itu dengan tourism," katanya dalam dialog interaktif, Mas Ganjar Menyapa dengan Tema Olahraga Menyatukan Bangsa yang digelar MNC Trijaya Semarang di rumah dinas Puri Gedeh, Selasa (9/10/2018).
Dia mengatakan Jateng memiliki banyak kalender event baik tingkat regional, nasional, maupun internasional. Bulan depan misalnya, bakal terselenggara Tour de Borobudur dan Borobudur Marathon.
"Borobudur maraton itu rumah-rumah sekitar Borobudur itu full. Kan ekonomi tumbuh. Lalu kita arahkan mereka (atlet) jalan-jalan," ujar Ganjar.
Bahkan, lanjut dia, masyarakat juga diajak untuk turut lomba lari dalam Borobudur Marathon bersama dengan penyelenggara sebagai aksesoris event.
Pelibatan masyarakat itulah yang menjadi poin penting agar olahraga menjadi perhatian semua pihak, selain juga tidak mengesampingkan peran swasta.
Tidak heran jika dalam Asian Games atlet Jateng berhasil meraih 5 emas (panjat tebing, paralayang, bulu tangkis dan balap sepeda) enam perak dan 14 perunggu. Untuk Asian Paragames sementara atlet Jateng baru meraih 1 medali perak, Hartanto Setiyo Budi.
"Swasta ini penting. Agar kita tidak terlalu berat dan tersedot ke sana. Sekaligus bisa rutin. Contoh, kalau bulutangkis ya identiknya dengan Djarum dan itu Jawa Tengah. Saya pengin perusahaan besar lain untuk bisa mendorong seperti itu," ujarnya.
Namun, pemerintah tidak tinggal diam. Dia mengaku terus mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk mengembangkan dan mencari bibit atau talent scouting para calon atlet.
"Kami juga mendorong Infrastrukturnya. Umpama kayak Jatidiri kami bangun, fasilitasi pertandingan. Politik anggaran kami tambah. Karena kami terbatas, maka kami gandeng swasta," imbuh dia.
Selain itu, saat ini Pemprov Jateng juga tengah menyiapkan sebuah grand design good sport government. Design tersebut meliputi pembangunan sistem informasi olahraga dan tata kelola olahraga.
"Namanya sistem informasi olahraga. Jadi tata kelola olahraga yang baik. Duitnya jangan dikorup, bagaimana mengelola yang benea, bagaimana merencanakan anggaran sebuah cab ng olahraga. Untuk atletnya, gizi, untuk pelatih, untuk peralatan dan seterusnya. Ini grand designnya," jelas Ganjar.
Sementara itu, Ketua KONI Jateng Subroto mengatakan ilmu pertama dalam pembangunan olahraga adalah kehadiran pemimpin. Artinya memiliki pandangan bukan hanya pengembangan, namun scouting atau pencarian bakat.
"Tahun ini atlet kita yang ikut Asian Games dan Asian Para Games banyak sekali, untuk Para Games sekitar 75. Selain itu, atlet junior kita juga bertanding di kejurnas," kata Subroto.
Untuk scouting atlet agar mampu berlaga di kejuaraan nasional maupun internasional, akhir bulan ini di Jawa Tengah juga bakal terselenggara Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
"Yang kami miliki ini sekaligus menjadi event pada mereka, ini tempat kita untuk mencari para atlet sehingga mereka menjadi grand desain agenda besar. Kita harapkan ini sebagai kaderisasi. Lahir Aries Susanti yang lain," katanya yang dijawab Ganjar dengan berseloroh Aries tidak bakal diperkenankan berlaga di ajang ini.
Pelibatan masyarakat tersebut masuk dalam kerangka sport tourism yang terus dikembangkan. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menjelaskan terlalu sayang jika sektor olahraga tidak dipadu dengan sektor lain.
"Kami coba kawinkan. Ternyata olahraga itu bisa ditambah dengan aktivitas yang lain yang bisa menumbuhkan banyak hal, ekonomi persaudaraan menciptakan kebahagiaan itu dengan tourism," katanya dalam dialog interaktif, Mas Ganjar Menyapa dengan Tema Olahraga Menyatukan Bangsa yang digelar MNC Trijaya Semarang di rumah dinas Puri Gedeh, Selasa (9/10/2018).
Dia mengatakan Jateng memiliki banyak kalender event baik tingkat regional, nasional, maupun internasional. Bulan depan misalnya, bakal terselenggara Tour de Borobudur dan Borobudur Marathon.
"Borobudur maraton itu rumah-rumah sekitar Borobudur itu full. Kan ekonomi tumbuh. Lalu kita arahkan mereka (atlet) jalan-jalan," ujar Ganjar.
Bahkan, lanjut dia, masyarakat juga diajak untuk turut lomba lari dalam Borobudur Marathon bersama dengan penyelenggara sebagai aksesoris event.
Pelibatan masyarakat itulah yang menjadi poin penting agar olahraga menjadi perhatian semua pihak, selain juga tidak mengesampingkan peran swasta.
Tidak heran jika dalam Asian Games atlet Jateng berhasil meraih 5 emas (panjat tebing, paralayang, bulu tangkis dan balap sepeda) enam perak dan 14 perunggu. Untuk Asian Paragames sementara atlet Jateng baru meraih 1 medali perak, Hartanto Setiyo Budi.
"Swasta ini penting. Agar kita tidak terlalu berat dan tersedot ke sana. Sekaligus bisa rutin. Contoh, kalau bulutangkis ya identiknya dengan Djarum dan itu Jawa Tengah. Saya pengin perusahaan besar lain untuk bisa mendorong seperti itu," ujarnya.
Namun, pemerintah tidak tinggal diam. Dia mengaku terus mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk mengembangkan dan mencari bibit atau talent scouting para calon atlet.
"Kami juga mendorong Infrastrukturnya. Umpama kayak Jatidiri kami bangun, fasilitasi pertandingan. Politik anggaran kami tambah. Karena kami terbatas, maka kami gandeng swasta," imbuh dia.
Selain itu, saat ini Pemprov Jateng juga tengah menyiapkan sebuah grand design good sport government. Design tersebut meliputi pembangunan sistem informasi olahraga dan tata kelola olahraga.
"Namanya sistem informasi olahraga. Jadi tata kelola olahraga yang baik. Duitnya jangan dikorup, bagaimana mengelola yang benea, bagaimana merencanakan anggaran sebuah cab ng olahraga. Untuk atletnya, gizi, untuk pelatih, untuk peralatan dan seterusnya. Ini grand designnya," jelas Ganjar.
Sementara itu, Ketua KONI Jateng Subroto mengatakan ilmu pertama dalam pembangunan olahraga adalah kehadiran pemimpin. Artinya memiliki pandangan bukan hanya pengembangan, namun scouting atau pencarian bakat.
"Tahun ini atlet kita yang ikut Asian Games dan Asian Para Games banyak sekali, untuk Para Games sekitar 75. Selain itu, atlet junior kita juga bertanding di kejurnas," kata Subroto.
Untuk scouting atlet agar mampu berlaga di kejuaraan nasional maupun internasional, akhir bulan ini di Jawa Tengah juga bakal terselenggara Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
"Yang kami miliki ini sekaligus menjadi event pada mereka, ini tempat kita untuk mencari para atlet sehingga mereka menjadi grand desain agenda besar. Kita harapkan ini sebagai kaderisasi. Lahir Aries Susanti yang lain," katanya yang dijawab Ganjar dengan berseloroh Aries tidak bakal diperkenankan berlaga di ajang ini.
(sha)